Dulu, ketika aku sudah mulai mengenal dunia luar, ketika aku masih menyukai alat-alat permainan, boneka, dan bahkan mobil-mobilan aku dikenalkan oleh orang tuaku dengan selembar kertas dan pensil. Karena dulu, orang tuaku mencoba untuk menghindariku untuk mencoret dinding rumah, aku diberikan alat tersebut. Aku mulai mencoret-coret tidak jelas, dimulai dari menggambar pemandangan sampai menggambar wajah orang. Belajar sendiri atau bisa dibilang otodidak. Dikarenakan aku menyukai seni, aku diajarkan oleh orang tuaku menggambar pemandangan, meskipun hanya hal kecil itu mampu membuatku senang.
Diumur 5 tahun aku diikut lombakan oleh guru tk ku, tapi karena aku orang yang mudah bosan, ketika sedang pelaksanaan lomba, aku pergi begitu saja, guru tk ku pun tidak mengetahui aku sudah pergi ke tempat mama berada. "Ma, capek." Aku masih mengingat kata itu dari mulutku. Mama hanya bisa tertawa. Diwaktu aku SD aku berteman dengan salah satu anak yang pintar di sekolah, selalu juara umum, bahkan ia sudah mengikuti lomba melukis tingkat nasional. Dia inisiatif untuk mengajariku mewarnai, dan dasar aku nya yang gak mau berusaha, aku mewarnai dengan caraku sendiri. Ketika SMP aku tertarik untuk membuat komik dengan teman-temanku sebagai karakternya. Tapi, karena teman-temanku yang tidak memiliki hobi yang sama denganku, aku mengurungkan niat dan beralih menjadi penulis. Itu karena temanku juga sering menulis cerpen. Aku termotivasi darinya. Sampai ketika akhir SMA, karena masa pandemi Covid-19 ini, dan aku memiliki banyak waktu luang, aku memilih untuk mengasah kemampuan menggambarku dimulai dari nol lagi. Aku mencoba untuk membuat webtoon dengan mengandalkan alur cerita atau novel yang pernah aku buat. Bahkan, sampai sekarang aku masih mengasah kemampuan menggambarku dan mengikuti event apapun yang berhadiahkan uang tunai agar bisa membantu keluargaku yang sedang krisis ekonomi karena masa pandemi ini. #KwikkuChallenge @kwikku