Eko Hartono
Tahun berganti tahun, Mei tak lelah melakukan pencarian. Setiap kali ada kesempatan pergi ke luar kota, terutama ke daerah-daerah pedesaan, Mei menanyakan kepada orang-orang apakah ada yang mengetahui keberadaan Kosim. Namun tak ada satu pun yang mengetahuinya. Pernah ada yang membawa orang bernama Kosim ke hadapannya, tapi bukan Kosim seperti yang dikenalnya. Nama Kosim tampaknya pasaran. Mei tak patah arang. Di era digital sekarang pencarian orang lebih mudah dilakukan. Mei memajang foto yang masih rapi disimpannya itu ke setiap media sosial. Dia juga melakukannya di website dan aplikasi pencarian orang. Namun sampai sekarang hasilnya nihil. Kosim seakan hilang tertelan bumi.
Lampiran 1 karya
Lihat Komentar