Namanya Harun. Dia adalah santri senior. Usianya duapuluh dua tahun. Perawakannya sedang, wajah cukup tampan, dan sangat disegani di kalangan santri. Dia dipercaya Kyai Rofik menjadi pengawas para santri. Mungkin karena posisinya itu membuat dia dipandang berwibawa. Tapi di mata Andi santri senior itu terlihat sok dan angkuh. Ketika Harun muncul dan menegur dengan nada keras, Andi tidak gentar dan langsung berdiri mendatangi santri senior itu dengan sikap menantang.
"Lo punya kuasa apa ngatur gue!" ujar Andi tenang.
Beno jadi gelisah dan tegang oleh sikap Andi. Dia lalu menarik tangan Andi agar menyingkir. "Udah, Andi. Kita keluar aja," katanya mengajak Andi pergi.
Tapi Andi bergeming. Dia masih berdiri di hadapan Harun dan menatap tajam. Harun jadi geram. Gerahamnya mengeras.