Aku ga akan menyangkal, postinganku tentang ada yang bertanya bagaimana caranya sebuah karya dibeli di kwikku adalah sebuah satire saya terhadap ekosistem ga sehat yang ada di sini.
Tidak dapat dipungkiri, satu-satunya cara bertahan didalam dunia penulisan adalah memasukan setiap karya kepada celah yang dapat menghasilkan uang, atau mencari penghasilan di luar itu. (Pragmatical thinking)
Celakanya, jika kita semua berharap pada satu pendapatan dari platform yang bernama kwikku ini, yang akan diuntungkan tetaplah si kapitalis.
Beginilah skema yang terbayang di benak saya:
Bayangkan jika semua penulis di platform ini sepakat untuk membentuk sistem solidaritas, di mana semua penulis wajib balas budi atas apa yang mereka dapatkan dari sesama penulis, tetap saja yang benar-benar untung adalah si empu platform ini.
Untuk menolong teman kita, otomatis kita akan membeli karya mereka, otomatis juga kita akan membeli kunci/nominal karya tersebut dari kwikku (belum termasuk pajak). Parahnya, ada selisih bagi hasil antara harga yang ditetapkan penulis dengan hasil bersihnya.
Niscaya, ketika semua penulis di sini melihat margin profit yang kecil dan malah rugi ketika membeli kunci, maka kesolidaritasan itu tidak akan tercapai. Karena secara tidak langsung yang untung platform. Semakin banyak transaksi, maka semakin menguntungkan bagi platform ini.
Alhasil, saya hanya bisa pasrah, dan terkesan seperti pengemis di platform ini, menunggu belas kasih dari dermawan. Kapan kita bisa sejahtera jika sistem ini terus dipertahankan?
Oh, katanya platform ini lagi bikin pengembangan akun premium, ya? Aku cuma pesen sih, sebelum launching pastiin dulu sistem itu berdasar kepada keadilan. Pastiin tracing apa yang dibaca sama si akun premium kebaca secara transparan antara penulis dan platform. Terus, sistem karya premiumnya gimana ketentuannya? Apa harga yang ditentuin penulis tetep berlaku jika ada sistem itu? Kalau engga, mau dihargai berapa setiap karya yang tayang di platform ini?