Premis
Seorang perempuan yang mengalami pelecehan seksual di masa lalu berjuang melawan traumanya terhadap laki-laki, dengan menyanggupi kesepakatan dengan bosnya untuk menikah karena ingin membantu ayahnya melunasi utang. Namun, pernikahan itu tidak berjalan baik setelah bosnya itu mengetahui bahwa dia pernah diperkosa dan ingin membatalkan kesepakatan. Walaupun begitu, Afsa tetap mampu membayar utangnya karena dia menjadi pewaris dari perusahaan bosnya yang telah resmi menjadi suaminya sesuai kesepakatan awal.
Karakter
Dua insan yang memiliki ketakutan untuk menikah akibat trauma masa lalu, bertemu dalam situasi yang tidak terduga.
Diawali Afsa yang didatangi penagih utang yang membuatnya berpikir keras untuk menemukan cara agar melunasi utang ayahnya tersebut, dan di saat yang sama, Putra, (bos Afsa) dipaksa menikah oleh ayahnya. Putra yang memiliki parasomnia (gangguan tidur) yang membuat dirinya tidak dapat mengontrol diri saat sedang tidur, membuat dia tidak ingin menikah, sehingga Putra pun meminta Afsa untuk menikah dengannya saat Afsa meminjam uang kepadanya, dengan kesepakatan bahwa Putra akan melunasi utang Afsa dan mereka tidak akan berbagi ranjang selama pernikahan.
Awalnya, Afsa menolak kesepakatan dengan Putra, tetapi setelah melihat ayahnya menjual ginjal yang ternyata belum cukup untuk membayar utang, maka Afsa pun menerima ajakan Putra untuk menikah.
Setelah menikah, Putra pun memenuhi janjinya dengan membayar utang Afsa sebagian. Dia juga memberikan Afsa rumah mewah. Namun, di saat Afsa bercerita bahwa dia pernah diperkosa, Putra pun bersikap lain. Putra yang juga menjadi korban pelecehan sexual saat kecil, melihat Afsa seperti dirinya dan dia pun tidak ingin melanjutkan kesepakatan dengan Afsa. Namun Afsa menolak untuk berpisah.
Di saat Afsa menemui Putra di tempat tinggalnya untuk kembali bicara dengan Putra. Dia pun terpaksa menginap di sana dan akhirnya kejadian yang ditakutkan Putra terjadi. Di saat Putra tidur, dia hampir membunuh Afsa secara tidak sadar. Setelah terbangun trauma Putra pun kambuh. Dia mengingat kembali kematian ibunya yang ia lakukan tanpa sengaja.
Keadaan semakin parah saat Pak Nanda datang dan menunjukan kertas perjanjian Putra dan Afsa. Pak Nanda marah besar dan hendak mengirim Putra ke rumah sakit jiwa karena Pak Nanda menganggap putranya itu sakit jiwa.. Putra yang tertekan akhirnya mengakui bahwa dia pernah mengalami pelecehan oleh Wirya, pamannya yang membuat Putra terkena serangan panik dan membuatnya meninggal dunia. Pak Nanda syok berat akibat kematian Putra dan dia pun mencari cara agar Wirya mengakui bahwa dia memang melakukan pelecehan kepada Putra. Dan akhirnya Wirya pun berhasil ditangkap karena Afsa menemukan kertas yang berisi tulisan Putra dibalik sebuah lukisan sebagai bukti.
Setelah kematian Putra, Afsa yang mewarisi kekayaan, akhirnya dapat melunasi utang ayahnya.