Blurb
Bismahanta, bagaikan Srikandi yang menjadi penyebab kematian Bisma pada kisah pewayangan Mahabharata. Bismahanta, adalah saudara kembar dari Amba. Bismahanta, seorang perempuan tomboi dan ahli bela diri, berusaha membalaskan dendam saudara kembarnya kepada laki-laki bernama Dewabrata karena ketidakadilan yang telah ia lakukan. Bismahanta mempersiapkan dirinya dan membekali dirinya dengan ilmu bela diri agar ia bisa membunuh Dewabrata dengan keahlian itu jika waktunya telah tiba nanti.
Untuk melancarkan misi balas dendamnya, Bismahanta bekerja di perusahaan penerbitan buku Bharata milik Dewabrata. Semenjak bekerja di penerbitan milik Dewabrata, Bismahanta sering bertemu dengan Dewabrata. Selain sebagai pimpinan redaksi, Dewabrata juga seorang penulis. Bismahanta bekerja sebagai editor, dia juga menjadi editor karya-karya Dewabrata. Sebagai editor yang memiliki dendam pada sang penulis, ia mengedit naskah Dewabrata sedemikian rupa hingga jauh dari naskah aslinya. Tetapi perbuatannya itu malah menyebabkan karya Dewabrata semakin populer.
Namun kisah Bismahanta tak semulus kisah pewayangan Mahabharata. Sebuah keraguan menghinggapi pikiran Bismahanta dalam pelaksanaan misi balas dendam itu. Ia mempertanyakan dirinya sendiri, apakah dia adalah malaikat pencabut nyawa Dewabrata, atau justru malaikat pelindungnya?
Keraguan itu datang tiba-tiba, tetapi dendam tetaplah dendam yang harus dibalaskan bagaimana pun caranya. Apakah Bismahanta berhasil menepis keraguannya dan membunuh Dewabrata demi membalaskan dendam Amba?
Karakter
Bismahanta, bagaikan Srikandi yang menjadi penyebab kematian Bisma pada kisah pewayangan Mahabharata. Bismahanta, adalah saudara kembar dari Amba. Bismahanta, seorang perempuan tomboi dan ahli bela diri, berusaha membalaskan dendam saudara kembarnya kepada laki-laki bernama Dewabrata karena ketidakadilan yang telah ia lakukan. Bismahanta mempersiapkan dirinya dan membekali dirinya dengan ilmu bela diri agar ia bisa membunuh Dewabrata dengan keahlian itu jika waktunya telah tiba nanti.
Untuk melancarkan misi balas dendamnya, Bismahanta bekerja di perusahaan penerbitan buku Bharata milik Dewabrata. Semenjak bekerja di penerbitan milik Dewabrata, Bismahanta sering bertemu dengan Dewabrata. Selain sebagai pimpinan redaksi, Dewabrata juga seorang penulis. Bismahanta bekerja sebagai editor, dia juga menjadi editor karya-karya Dewabrata. Sebagai editor yang memiliki dendam pada sang penulis, ia mengedit naskah Dewabrata sedemikian rupa hingga jauh dari naskah aslinya. Tetapi perbuatannya itu malah menyebabkan karya Dewabrata semakin populer.
Namun kisah Bismahanta tak semulus kisah pewayangan Mahabharata. Sebuah keraguan menghinggapi pikiran Bismahanta dalam pelaksanaan misi balas dendam itu. Ia mempertanyakan dirinya sendiri, apakah dia adalah malaikat pencabut nyawa Dewabrata, atau justru malaikat pelindungnya? Bimbang ragu itu muncul karena ada seorang wanita bernama Durga yang juga ingin membunuh Dewabrata demi kepentingan bisnis. Bismahanta tidak rela ada orang lain yang membunuh Dewabrata.
Setelah menyelamatkan Dewabrata dari Durga, Bismahanta menyadari bahwa dia berubah menjadi malaikat pelindungnya. Namun dendam tetaplah dendam yang harus dibalaskan bagaimana pun caranya. Bismahanta bertekad akan tetap membalaskan dendam Amba, meskipun dengan caranya sendiri, yaitu membalas dendam tanpa membunuh Dewabrata. Untuk melakukan misi balas dendamnya itu, Bismahanta menantang Dewabrata untuk melakukan pertandingan sabung bebas, tanpa wasit, tanpa waktu, tanpa poin, dan harus ada yang kalah telak.
Dewabrata kalah telak pada pertandingan sabung bebas itu. Bismahanta hampir saja membunuh Dewabrata dengan pukulan terakhirnya, tapi ia sadar bahwa dirinya bukanlah Amba yang bersumpah akan membunuh Dewabrata. Bismahanta hanya berhak membalas sakit hati Amba dan memberi pelajaran Dewabrata. Bismahanta membiarkan Dewabrata tetap hidup.
Di akhir cerita, Bismahanta meminta maaf dalam hatinya kepada Amba karena ia tidak bisa membunuh Dewabrata. Meskipun Bismahanta tidak berhasil membunuh Dewabrata, tetapi dendam amba sudah terbalaskan dengan kekalahan Dewabrata dalam pertandingan sabung itu. Keluarga Bismahanta pun memaafkan Dewabrata dan memadamkan dendam yang selama ini membara di antara mereka.