Karakter
ANANTA ASMARA (16 tahun) gadis remaja cantik kelas dua SMA Nusa Bangsa yang menjadi idaman banyak siswa ini sedang berjalan menuju ruang perpustakaan mencari informasi dari buku buku untuk menyelesaikan tugas sekolah. Untuk sampai ke perpustakaan, Asmara harus melewati kantin sekolah. Saat berjalan melewati kantin sekolah, Asmara sangat terkejut melihat ANGGA (16 tahun) pacar Asmara sedang berduaan dengan Lestari selingkuhannya. Asmara sudah tidak tahan lagi. Asmara menghampiri dan melabrak Angga yang sedang berduaan dengan Lestari. Di hadapan semua anak, Asmara dengan berani menampar wajah Lestari. Asmara menghina Lestari sebagai "pepacor" yang artinya "perebut pacar orang". Angga yang melihat Lestari dihina sudah tidak tahan lagi dengan kelakuan Asmara. Di hadapan semua orang juga, Angga memutuskan hubungannya dengan Asmara karena Asmara terlalu posesif dan membatasi Angga. Angga lebih memilih Lestari dan pergi meninggalkan Asmara. Asmara kecewa karena Angga telah melukai cinta dan kepercayaannya.
Asmara tidak tahan lagi menahan air matanya. Hari itu juga Asmara meminta AGUNG PRAYANTO (47 tahun) ayah kandung Asmara untuk menjemput Asmara pulang dan menitipkan surat kepada petugas piket dengan alasan sakit. Asmara terus mengurung diri dan bersedih di kamar dari pagi sampai malam hari. Asmara terus menangid dan mengingat momen manisnya dulu bersama Aksa. Pak Agung bingung dengan apa yang terjadi kepada Asmara. Pak Agung mencoba mendekati dan menenangkan Asmara. Pak Agung sangat marah setelah mengetahui bahwa Angga selingkuh dan memutuskan hubungan dengan Asmara. Pak Agung benar-benar tidak menyangka dengan kelakuan Angga yang sangat baik hanya di depannya. Pak Agung berkata bahwa Asmara harus kuat dan harus bisa move on dari Angga karena masih banyak cowok yang menyukai dirinya. Pak Agung berhasil menenangkan hati putrinya itu dan membuat situasi kembali normal.
Besoknya, Asmara sudah siap untuk menjalani hari-hari indah tanpa Angga. Walau Pak Agung menyarankan agar Asmara izin tidak sekolah dahulu, akan tetapi Asmara tetap memaksa untuk pergi ke sekolah diantar Pak Agung. Pak Agung hanya bisa menuruti semua permintaan puterinya agar puterinya tidak bersedih terus. Berita putusnya hubungan Asmara dan Angga sudah beredar di seluruh sekolah. Dan kesempatan ini menjadi kesempatan emas banyak cowok untuk mendekati dan membuat Asmara jatuh hati. Pak Agung dan Asmara dikagetkan dengan banyak siswa remaja yang berbaris dari pintu gerbang sekolah sampai halaman untuk menyambut Asmara. Pak Agung hanya bisa tertawa melihat apa yang terjadi. Dengan berani Asmara turun dari mobil dan pergi berlari menjauhi banyak cowok yang terus mengejarnya dari kejauhan. Asmara sudah tahu bahwa hal ini pasti terjadi karena dahulu sebelum dirinya berpacaran dengan Angga hal ini sering terjadi. Solusi yang selalu diambil Asmara adalah sembunyi di ruang perpustakaan. Sahabat-sahabat Asmara seperti Lili, Lala dan Lulu yang dari tadi menunggu di perpustakaan sudah menebak bahwa Asmara pasti akan datang. Asmara bersyukur karena di perpustakaan ada sahabat-sahabatnya. Asmara selalu bersembunyi untuk menjauhi dikejar banyak siswa cowok.
Saat Asmara menyentuh tangan Lala seketika Asmara merasa sangat pusing sekali. Tiba-tiba Asmara melihat Lala akan dimarahi orangtua Lala karena nilai matematika Lala yang jelek sekali. Asmara langsung tersadar dan mengatakan kepada Lala bahwa Lala harus sabar dan nilai bukan patokan utama orang untuk sukses karena sejatinya orang sukses itu karena adanya kemampuan (skill). Setelah mengatakan hal itu kepada Lala, Asmara langsung pergi menuju kamar mandi dan meninggalkan sahabatnya di perpustakaan. Asmara terus menatap kaca cermin wastafel dan mengingat apa yang telah terjadi. Tiba-tiba AKSA GINASTI PRASETYO (20 tahun) kakak kelas Asmara yang tidak naik kelas 2 tahun menepuk bahu Asmara dan menyindir agar Asmara tidak melamun. Walau tidak pintar, Asmara sangat cinta pada kakak kelas itu karena dari dulu sebenarnya Asmara sudah jatuh cinta pandangan pertama kepada Aksa. Asmara merasa sangat kesal karena sindiran Aksa. Asmara memegang bahu Aksa agar siapa tahu dia bisa melihat masa depan Aksa. Kepala Asmara tidak pusing dan justru dia tidak bisa melihat masa depan Aksa. Asmara mencoba menepuk bahu orang lain dan Asmara bisa melihat masa depan mereka masing-masing, kecuali Aksa. Asmara semakin bertanya-tanya mengapa dia tidak bisa melihat masa depan Aksa. Aksa justru merasa aneh melihat sikap Asmara dan pergi meninggalkan Asmara.
Pagi hari ini membuat Asmara merasa bingung. Saat Asmara masuk ke kelas, Asmara melihat wajah para siswa yang siap menyambutnya sebagai calon pacar. Asmara juga melihat wajah para siswi yang bersiap menghabisi nyawanya karena cemburu. Asmara berjalan menuju bangkunya dan mengikuti pembelajaran tanpa mengingat apa yang sudah terjadi. Saat waktu istirahat, Asmara tiba-tiba dilabrak banyak siswi yang cemburu melihat pacarnya terus mengejar Asmara. Kali ini Asmara bukan dikejar karena cinta, tetapi dikejar karena api cemburu wanita. Asmara terus berlari menjauhi banyak wanita. Tanpa disadari, Asmara berlari melewati lantai kantin yang sedang dipel petugas sekolah. Untung saja Asmara langsung ditolong dan dipeluk Aksa agar tidak jadi jatuh ke lantai. Semua mata siswa dan siswi yang ada di kantin tertuju pada Asmara dan Aksa. Tiba-tiba Raya pacar Aksa datang dan memutuskan hubungan dengan Aksa karena kejadian itu. Aksa sedih karena diputuskan Raya. Aksa dan Asmara langsung dilabrak banyak siswa dan siswi untuk diminta keterangan atas apa yang terjadi. Asmara kaku tidak bisa menjawab. Asmara terkejut mendengar perkataan Aksa bahwa mereka berdua akan segera pacaran. Di satu sisi Asmara merasa sedih diputuskan Angga dan di sisi lain Asmara merasa senang dilamar calon pacar idamannya.
Aksa dan Asmara langsung dilabrak banyak siswa dan siswi untuk diminta keterangan atas apa yang terjadi. Asmara kaku tidak bisa menjawab. Asmara terkejut mendengar perkataan Aksa bahwa mereka berdua akan segera pacaran. Di satu sisi Asmara merasa sedih diputuskan Angga dan di sisi lain Asmara merasa senang dilamar calon pacar idamannya. Aksa langsung membawa Asmara pergi menjauh dari banyak siswa dan siswi yang terus menanyai mereka berdua. Walau terdengar ada yang menyebut Asmara kegatelan lah tetapi Asmara tidak peduli. Dia sangat bahagia bisa berganti status menjadi "calon pacar" Aksa. Aksa membawa Asmara ke sebuah tempat kosong. Di sana Aksa memberikan sebuah tawaran pacaran pura-pura kepada Asmara. Kontrak pacaran pura-pura selama 1 bulan. Asmara setuju dengan tawaran Aksa. Aksa sangat berterimakasih kepada Asmara karena Asmara mau membantu dirinya. Walaupun hanya pura-pura, Asmara merasa sangat senang bisa terus berdekatan dengan Aksa. Mereka berdua kembali ke kelas masing-masing. Kali ini berbeda, Asmara melihat wajah teman teman kelasnya yang terbakar api cemburu. Asmara hanya bisa duduk terdiam di bangku kelas.
Asmara dikagetkan dengan keberadaan Aksa yang berdiri di depan kelasnya saat pulang sekolah. Aksa mengajak Asmara pulang bersama menaiki motor Aksa. Asmara bingung harus memilih yang mana, sedangkan dia akan dijemput ayahnya. Aksa bisa membaca gerak gerik Asmara, Aksa berkata bahwa hari ini Asmara bisa pulang bersamanya dan nanti Asmara bisa alasan kepada orangtua Asmara yang menjemput. Setelah mendengar saran Aksa, Asmara setuju dan mau pulang bersama Aksa. Di perjalanan pulang, tiba-tiba saja hujan. Aksa membawa motornya melaju cepat. Tanpa diduga, Asmara memeluk Aksa dan kepala Asmara bersandar di tubuh Aksa. Aksa hanya bisa pasrah karena sedang hujan. Saat sampai di depan rumah Asmara, Asmara baru tersadar bahwa sedari tadi dia memeluk Aksa. Asmara merasa malu dan meminta maaf karena tadi memeluk Aksa. Aksa tidak masalah dengan hal itu. Asmara bingung mengapa Aksa bisa mengetahui rumahnya sedangkan Asmara belum memberitahunya. Aksa berkata bahwa tidak penting Asmara mengetahui hal itu. Aksa langsung pamit pulang. Asmara merasa ada sesuatu yang sedang ditutupi Aksa dari dirinya. Akan tetapi Asmara tidak bisa mengetahuinya karena dia tidak bisa melihat masa depan Aksa. Asmara melihat Pak Agung sedang duduk di sofa menunggu Asmara pulang. Asmara sangat takut jika Pak Agung marah kepadanya karena tidak memberitahu jika Asmara pulang bersama temannya. Asmara langsung meminta maaf kepada Pak Agung karena dia sudah salah tidak mengabari Pak Agung jika Asmara pulang bersama Aksa. Pak Agung tidak marah dan justru bahagia karena anaknya sudah bisa move on dari Angga. Pak Agung menyuruh Asmara segera mandi dan keramas agar kepala Asmara tidak pusing karena pastinya tadi terkena air hujan di jalan. Selesai mandi, Asmara bermain Handphone di ruang tamu. Saat bermain Instagram, tiba-tiba Asmara mendapat chat dari nomor yang tidak dikenal. Saat dilihat ternyata nomor itu adalah milik Aksa. Asmara sangat bingung bagaimana Aksa bisa tahu rumahnya dan bisa tahu nomor handponenya. Aksa menyuruh Asmara untuk melupakan bagaimana dia bisa tahu rumah dan nomor handpone Asmara. Asmara menurut saja dengan perkataan Aksa. Aksa dan Asmara saling chat, telpon, video call setiap hari. Kehidupan mereka layaknya sepasang kekasih nyata, bukan pura-pura. Hingga pada suatu saat Asmara merasa sudah tidak tahan lagi mengungkapkan perasaan yang ada dalam dirinya. Asmara juga mengakui bahwa dirinya memiliki kemampuan melihat masa depan seseorang akan tetapi dia tidak bisa melihat masa depan Aksa. Aksa terkejut setelah mendengar pengakuan Asmara. Aksa hanya bisa terdiam memikirkan pengakuan Asmara. Asmara tidak meminta Aksa untuk menjawab sekarang. Asmara akan menunggu sampai Aksa siap memberikan keputusannya. Dan mulai saat itu perlahan Asmara menjauhi Aksa.
Aksa meminta Asmara datang ke sebuah tempat pada malam hari. Asmara menuruti saja perkataan Aksa. Asmara datang ke tempat yang diminta Aksa pada malam hari. Saat sampai di tempat Asmara benar-benar terkejut melihat ada meja makan dengan dua kursi di tengah dan pencahayaan ruangan bukan menggunakan lampu, melainkan lilin. Tiba-tiba Aksa datang dengan membawa gitar menyanyikan lagu kesukaan Asmara yaitu lagu Sampaikan Sayangku Untuk Dia by CJR. Asmara juga ikut bernyanyi bersama Aksa. Saat lagu habis, Aksa langsung memegang tangan Asmara dan berlutut memohon agar Asmara mau menjadi kekasihnya mulai saat itu. Aksa juga mengakui bahwa sudah sejak dahulu dia suka kepada Asmara, tetapi dia tidak berani mengungkapkannya. Di luar duagaan, tiba-tiba datang Raya (mantan Aksa) mengajak Aksa balikan. Raya berkata bahwa dirinya masih mencintai Aksa. Tetapi Aksa tidak mau balikan karena dia cinta sama Asmara bukannya Raya. Raya menampar wajah Aksa dan menghina Aksa sebagai cowok playboy. Asmara langsung menolong Aksa. Aksa takut setelah kejadian itu, Asmara menolak cinta Aksa. Asmara tidak bisa marah kepada Aksa dan justru dia semakin cinta pada Aksa. Asmara bisa menerima keadaan Aksa apapun itu karena Asmara mencintai Aksa. Mulai hari itu Aksa dan Asmara resmi berpacaran.
Pada suatu hari, Aksa dan Asmara datang bersama ke undangan party teman Asmara. Di sana Aksa mabuk berat dan Asmara sangat mengantuk karena hari sudah sangat malam. Mereka berdua akhirnya pulang ke rumah Asmara. Kebetulan Pak Agung sedang pergi ke luar kota menjemput RIRIN ARIANI (43 tahun) ibu kandung Asmara. Asmara meminta agar malam itu Aksa tidur di rumahnya menemaninya. Aksa tidur di sofa dan Asmara tidur di kamarnya. Asmara lupa menutup pintu kamarnya. Karena kondisi Aksa yang mabuk berat setelah ikut party, tanpa diduga Aksa masuk ke kamar Asmara dan tidur di kasur bersama Asmara. Pada pagi hari Asmara tersadar bahwa dirinya tidur bersama Aksa. Asmara berteriak sampai membangunkan Aksa. Aksa terbangun dan tersadar bahwa dirinya tidur bersama Asmara. Asmara hanya bisa berharap dia tidak hamil setelah kejadian itu. Tiba-tiba perut Asmara mulas dan rasanya Asmara ingin sekali muntah. Asmara segera pergi ke kamar mandi. Asmara mengecek apakah dia hamil menggunakan testpack miliknya. Asmara terkejut mengetahui bahwa hasil testpack miliknya menunjukkan dirinya positif hamil. Asmara dan Aksa terduduk diam sambil menyesal atas apa yang terjadi di kamar Asmara. Asmara dan Aksa berdiskusi mencari solusi yang terbaik untuk menyelesaikan masalah ini. Tiba-tiba datang Pak Agung dan Bu Ririn. Bu Ririn sangat marah ketika mengetahui Asmara hamil. Pak Agung juga sempat shock. Bu Ririn menyuruh Aksa menelepon orang tua Aksa untuk segera datang ke rumah Asmara. Aksa dan Asmara hanya bisa pasrah.
ERICK WILLIAM (49 tahun) dan RINI ERMAWATI (44 tahun) orangtua Aksa sangat terkejut mendengar berita bahwa Aksa dan Asmara pacarnya terjebak kasus kehamilan dini. Setelah datang ke rumah Asmara, Bu Rini langsung menampar wajah Aksa yang telah mempermalukan martabat keluarga. Aksa berlutut memohon pengampunan dari Pak Agung dan Bu Rini. Bu Rini tidak mau menatap wajah Aksa. Bu Rini langsung mengajak orangtua Asmara untuk berdiskusi bersama menyelesaikan masalah itu. Aksa membawa Asmara pergi ke kamar Asmara. Di kamar Asmara, Aksa terus meyakinkan Asmara bahwa dia akan terus bersama Asmara. Asmara hanya bisa pasrah dan berharap Aksa menepati janjinya. Aksa dan Asmara kembali ke ruang tamu untuk berdiskusi. Aksa dan Asmara hanya pasrah keputusan yang terbaik. Pak Agung, Bu Ririn, Pak Erick dan Bu Rini memutuskan bahwa anak dalam kandungan Asmara harus digugurkan. Akan tetapi Aksa dan Asmara tidak setuju dan akan tetap mempertahankan anak dalam kandungan Asmara. Terjadilah pertengkaran pendapat antara Aksa, Asmara, Pak Agung, Bu Ririn, Pak Erick dan Bu Rini. Setelah lama beradu pendapat, akhirnya diputuskan bahwa anak dalam kandungan Asmara tetap dipertahankan. Asmara akan ikut tinggal bersama Aksa sampai bayi itu lahir. Setelah lahir, Aksa dan Asmara akan tinggal di rumah kost sendiri. Mereka semua setuju dengan keputusan itu.
Aksa dan Asmara harus dikeluarkan dari sekolah karena kasus kehamilan dini. Hari demi hari Aksa dan Asmara lewati bersama. Suka dan duka mereka alami bersama mulai dari pemeriksaan di dokter kandungan; olahraga ibu hamil dan simulasi orang melahirkan. Hingga pada suatu hari saat Aksa ingin berangkat menjual minuman keliling sebagai penghasilan tambahan, tiba-tiba perut Asmara terasa mulas dan air mulai mengalir di kaki Asmara. Aksa langsung membawa Asmara ke rumah sakit. Aksa menelepon Pak Agung, Bu Ririn, Bu Rini, Pak Erick dan memberi kabar bahwa Asmara akan segera melahirkan. Pak Agung, Bu Ririn, Bu Rini dan Pak Erick sampai di rumah sakit tempat Asmara akan melahirkan. Mereka berempat melihat Aksa yang sedang kebingungan. Aksa mengatakan bahwa uang untuk persalinan masih kurang 3 juta. Bu Ririn berkata bahwa sebenarnya dia tidak setuju Asmara dengan Aksa karena Aksa miskin, akan tetapi kondisi berbeda dan Bu Ririn mulai menerima Aksa. Bu Ririn yang akan menutupi kekurangan biaya persalinan. Tiba-tiba terdengar suara bayi dari dalam ruang persalinan. Mereka semua sangat senang ketika mengetahui bahwa anak Asmara dan Aksa sudah lahir. Akan tetapi kabar buruknya kandungan Aksa harus diangkat akibat kehamilan dini. Mereka tidak mementingkan jika kandungan Asmara harus diangkat karena yang penting Asmara dan bayinya harus selamat.
Setelah operasi pengangkatan rahim yang sepenuhnya dibiayai oleh Bu Ririn, akhirnya Asmara dan bayinya boleh dijenguk oleh keluarga. Aksa dan Asmara senang bisa melewati semua bersama. Orangtua Aksa dan Asmara juga sangat senang Aksa dan Asmara bisa melewati masa 9 bulan bersama. Dan untuk mengingatkan keberanian Aksa dan Asmara melewati semua masalah selama 9 bulan, Aksa memberi nama bayinya "Wira" yang artinya berani. Akhirnya Aksa; Asmara; Wira; Pak Agung; Bu Ririn; Bu Rini dan Pak Erick hidup bersama dalam kebahagiaan.
- SEKIAN -