Blurb
Darma adalah seorang Single Father yang juga mempunyai kesibukan sebagai Financial Manager di perusahaan besar. Dia pribadi berkeinginan agar anak satu-satunya, Dana, memiliki seorang Papa yang bisa menjadi sahabatnya sampai tumbuh dewasa nanti. Bisa menemani dan mengajarkan semua hal yang telah dipelajari oleh Darma kepada Dana, tentang kerasnya kehidupan di dunia saat ini. Namun kesibukan Darma sebagai Head Manager tersebut tidak bisa sejalan dengan keinginannya sendiri. Sampai Darma bertemu dengan satu masalah kesehatan, yang mana dia sendiri hanya mempunyai waktu yang terbatas untuk Hidup.
Premis
Darmawangsa, orang tua tunggal yang bekerja sebagai Manajer perusahaan—ingin mengajarkan kepada anak satu-satunya yang masih kecil, Danadyaksa, semua pelajaran tentang kehidupan yang pernah dialaminya sejak kecil dengan selalu menyempatkan waktu dari kesibukannya sendiri untuk bermain dan berbicara tentang kehidupan bersama-sama, namun Darmawangsa sendiri hanya mempunyai waktu yang singkat di dalam kehidupannya karena dia telah divonis mempunyai kanker paru-paru yang sudah parah oleh dokter.
Karakter
Darmawangsa adalah seorang Ayah Tunggal yang juga mempunyai kesibukan sebagai Financial Head Manager di perusahaan besar. Dia pribadi berkeinginan agar anak satu-satunya, Dana, memiliki seorang Papa yang bisa menjadi sahabatnya sampai tumbuh dewasa nanti. Bisa menemani dan mengajarkan semua hal yang telah dipelajari oleh Darma kepada Dana, tentang kerasnya kehidupan di dunia saat ini.
Namun kesibukan Darma sebagai Head Manager tersebut tidak bisa sejalan dengan keinginannya sendiri. Karena Darma bertemu dengan satu masalah kesehatan yang berupa Kanker Paru-paru, yang mana dia sendiri hanya mempunyai waktu yang terbatas untuk Hidup. Lalu Darma yang tidak ingin berlarut-larut untuk menentukan apa yang terbaik buat Dana, segera memutuskan untuk menyembunyikan masalah penyakitnya itu kepada semua orang termasuk Dana dan tidak mengikuti saran dokter untuk ikut terapi.
Dia ingin memberikan yang terbaik buat Dana di masa liburan akhir tahun dan di hari ulang tahunnya Dana yang akan datang sebentar lagi, maka dari itu Darma mengambil cuti diam-diam. Di saat yang sama, Darma tidak lupa mengundang Kalya, adiknya sendiri untuk menemani mereka selama liburan. Mereka bertiga berjalan-jalan untuk mengunjungi taman hiburan, demi menemani Dana untuk mengisi waktu liburannya. Di waktu senggang, Darma juga tampak menuliskan sebuah tulisan di buku catatannya yang selalu di simpan di dalam saku jaketnya. Darma pun juga mengajak Dana dan Kalya ke sebuah Danau untuk berpiknik. Di tempat ini lah, Dana bisa merasakan liburan terakhir bersama Papanya.
Menjelang hari ulang tahunnya Dana, Bu Dewi, Atasan Darma mengetahui pelanggaran di dalam cuti tersebut, sehingga ada potensi untuk dipecat secara tidak terhormat. Di sisi lain, Janu, bawahannya Darma juga mengalami kendala dalam menyelesaikan tugasnya. Akhirnya, Darma yang merasa masih bertanggung jawab, memilih kembali lagi ke kantor dengan niat untuk menyelesaikan pekerjaannya di akhir tahun dan segera mengundurkan diri.
Sampai malam tiba, Dana hanya berada di rumah bersama Kalya dan Bi Imah. Kalya yang merasa kakaknya tiba-tiba berubah dan tidak pulang-pulang, mulai curiga dan segera berbicara dengan kakaknya melalui telepon. Darma pun menjelaskan bahwa dia tidak ingin seperti almarhum bapaknya yang tidak pernah memberi perhatian kepada dia dulu, namun Darma sendiri sadar bahwa dia juga merasa nggak sanggup melakukan hal yang lebih baik, karena dia juga merasa punya tanggung jawab kepada orang-orang di kantornya. Kalya pun akhirnya dapat menyadarkan Darma dan membuat Darma berjanji untuk datang saat acara ulang tahun Dana, walaupun malam itu Darma tidak pulang.
Pada saat ulang tahun Dana tiba, Darma mendadak tidak bisa memenuhi janji dia sendiri, karena masih sibuk menyelesaikan tugas akhir tahunnya di kantor. Dana yang masih di rumah pun juga tidak semangat untuk mendatangi acara pesta ulang tahunnya yang sudah dipersiapkan oleh pihak rumah yatim. Kalya yang mulai bingung, berusaha masuk ke kamarnya Darma dan dia pun menemukan surat rujukan kemoterapi buat Darma, tertanggal sebulan yang lalu. Kalya pun kaget dan menyegerakan diri untuk mendatangi Darma ke kantornya bersama Dana sambil membawa surat tersebut.
Di saat yang sama, Ujang, supirnya yang mengantar Kalya dan Dana mendapat kabar bahwa Darma sempat terpapar lemas di kantornya saat lembur dan sedang dibawa ke rumah sakit. Ketika sampai di rumah sakit, Darma yang masih setengah sadar menjelaskan ke Kalya bahwa Penyakit yang dideritanya itu memaksa dia untuk memenuhi janji-janjinya itu kepada Dana akhir-akhir ini. Kalya pun menangis dan marah kepada Darma. Darma sendiri mengaku bahwa sekarang dia tidak bisa apa-apa selain menyelesaikan tanggung jawabnya dan memberikan sebuah buku catatan miliknya untuk diberikan ke Dana suatu saat nanti.
Darma juga mengaku hanya ingin Dana itu mempunyai seorang Ayah yang perhatian dengan dia, biarpun dia juga punya kerjaan dengan tanggung jawab yang besar juga. Beberapa hari kemudian, Darma pun meninggal. Di akhir, Dana yang sudah dewasa belajar banyak dari buku Diarinya Darma, bahwa menjadi seorang Papa itu tidak mudah dan penuh perjuangan. Bukan soal apa yang dia lakukan untuk keluarganya melainkan apa peran yang dia lakukan sebagai seorang Papa.