Blurb
Apa kau punya pacar yang ingin kau putuskan? Apa kalian sudah menjalin hubungan sejak seratus tahun yang lalu atau masih sejak dalam kandungan? Jadinya mau putus susah. Mau cari alasan apa, kalau orang lain lihat kalian adalah pasangan yang seharusnya ditakdirkan bersama. Seperti aku dan dia.
Aku berteman dengan gadis ini sejak masih TK, melanjutkan di SD, SMP, SMA yang sama, dan entah kenapa hari itu, saat episode terakhir masa sekolah menengah atas, dia terlihat begitu cantik dan membuatku tak ingin melepasnya. Dan sejak saat itu, kami berpacaran.
Karakter
Apa kau punya pacar yang ingin kau putuskan? Apa kalian sudah menjalin hubungan sejak seratus tahun yang lalu atau masih sejak dalam kandungan? Jadinya mau putus susah. Mau cari alasan apa, kalau orang lain lihat kalian adalah pasangan yang seharusnya ditakdirkan bersama. Seperti Ray dan Lala. Ray berteman dengan gadis ini sejak masih TK, melanjutkan di SD, SMP, SMA yang sama, dan entah kenapa hari itu, saat episode terakhir masa sekolah menengah atas, Lala terlihat begitu cantik dan membuat Ray tak ingin melepasnya. Dan sejak saat itu, mereka berpacaran.
Sekarang Ray baru saja menyelasaikan ujian meja, tinggal tunggu wisuda saja. Setelah itu masa kuliahnya akan terlepas. Sedang Lala, Lala sudah lulus lebih dulu. Ray berfikir Lala gadis pintar, tentu saja cantik dan baik hati, siapa pun akan senang menerima dirinya jika Ray melepaskannya. Hanya saja, Ray masih cari cara bagaimana bisa melepaskannya. Kenapa harus dilepas? Karena kalau dihitung-hitung, Lala berada di dalam kehidupannya selama lebih dari separuh masa hidupnya. Hampir setiap hari Ray melihatnya, kalau saja Lala tidak kerja di sebuah perusahaan percetakan, mungkin akan setiap hari dia muncul di depan mata Ray. Apalagi Ray merasa belakangan ini Lala berubah, gadis itu jadi sering marah-marah. Padahal yang tidak diketahui Ray, bahwa ibunya Rita telah meminta Lala untuk mengerjai Ray, membuat pria itu kesal, cemburu, dan Lala setuju untuk melihat bagaimana tanggapan Ray.
Karena itu Ray merasa tak punya gadis selain Lala dan ia jadi ingin tahu bagaimana kehidupan gadis lain di luar sana. Dan saat pikiran ini muncul, dengan ajaib, Tiffani gadis cantik, bak artis korea muncul saat dia sedang menunggu di depan ruang dosen.
Tiffani ternyata mengenal Ray. Dia memperkenalkan diri sebagai adik kelas Ray. Yang ternyata juga mengenal Lala. Dan Ray menyembunyikan kenyataan bahwa ia dan Lala masih berpacaran sampai saat ini. Ray bahkan membantu Tiffani untuk menemui dosen yang tidak mau menerima tugas karena keterlambatannya. Dan pertemuan hari itu berakhir dengan bertukar nomor handphone ditambah janji untuk bertemu akhir pekan.
Pikiran Ray dipenuhi banyak hal, tak fokus dengan janji untuk bertemu Lala sore harinya. Di perjalanan menuju café di sebuah mall, Ray malah memikirkan tentang janjinya dengan Tiffani. Pikirannya kacau.
Menurutnya, karena janjinya, ada kemungkinan orang akan mengatainya tukang selingkuh kalau Lala tidak tahu. Dan jika bertemu dengan Tiffani nanti, Ray merasa tidak ingin menyandang status pacar orang. Jadi Ray memutuskan untuk mengatakannya langsung pada Lala. Ia lalu berfikir bagaimana cara memutuskan gadis yang selalu wara-wiri tak tergantikan di kehidupannya.
Ray mulai mencari kesalahan-kesalahan Lala. Merasa keras kepalanya Lala yang tak bertanya ingin memesan apa untuknya dan berapa kekurangan yang terbesis di kepalanya. Ia mengomentari Lala yang melihati telepon genggamnya, Lala yang berbicara dengan pria lain, Lala yang tak pernah menjawab pertanyaannya, Lala yang selalu memasang ekspresi merendahkannya, Lala yang menghindar saat menerima telepon, Lala yang terlihat sangat mencurigakan. Ray terus mencari kesalahannya, berharap membuat Lala menjadi marah dan akan pergi setelah berteriak meminta putus darinya.
Saat tidak melihat tanda-tanda Lala akan memutuskannya, Ray mulai menjadi semakin tidak jelas, menyudutkan Lala, dan jadilah wajah Lala terlihat kesal. Tapi Lala kembali menahan diri, berfikir mungkin semua terjadi karena ia sudah keterlaluan seminggu belakangan ini. Lala berharap bisa mengatakan bahwa semua yang dilakukannya karena permintaan Rita, tapi ulang tahun Ray adalah besok, dan bercerita akan menghancurkan rencana kejutan Rita untuk putra semata wayangnya.
Tetapi Ray yang tetiba saja membahas keegoisan Lala, membuat Lala bertanya apa yang ingin diinginkan Ray. Lala berfikir penyebab lain yang telah membuat Ray jadi tidak jelas adalah karena ia telah tertarik dengan gadis yang ditemuinya pagi ini, dan meski Lala tahu tentang pertemuan mereka, ia tak ingin mengatakannya dan menunggu Ray menceritakannya sendiri.
Ray merasakan ketenangan dari Lala, tanpa marah atau berharap Lala melempar makanan ke wajahnya. Tapi perlahan nada kalimat Lala menjadi sinis. Ray tidak tahu harus mengatakan apa lagi. Ia sudah mencari kesalahannya, sudah memojokkannya, dan yang terlihat adalah Ray yang punya masalah. Ia berfikir jujur sebagai pilihan terbaik. Lala lalu mengerti bahwa Ray pasti ingin putus darinya. Dan saat itu, seorang pria mendekat ke meja mereka.
Adik Lala, Riri, yang datang. Lala memaksakan sebuah senyum. Tanpa tahu masalah bercerita tentang bos Lala, Dimas yang selalu menelpon. Lala berbalik marah dan membuat Ray merasa takut. Lala bertanya tentang Tiffani dan mengingat tentang ia yang bertemu dengan Tiffani di kampus dan berakhir di kedai kue milik Tiffani bersama Rita.
Ray hanya bisa tinggal diam, duduk di kursi. Otaknya mencegatnya untuk berdiri, dan hatinya masih sibuk berdiskusi dengan otaknya. Ia fikir caranya berhasil, tapi terasa berat menerima hasilnya. Ia memandangi punggung Lala yang semakin menjauh. Ia tak menginginkan seperti ini. Dan ia sadar tidak ingin melepaskan Lala. Tapi ia tahu Lala tak suka dikejar dalam keadaan seperti ini. Dan saat itu ibunya menelpon bertanya keberadaan Lala yang tak bisa dihubungi. Ia tak bercerita apa pun, tak ingin diomeli. Dan berharap ia bisa menyelesaikan masalahnya besok.
Rita yang mengetahui pertengkaran Ray dan Lala senang dan berfikir hasil surprisenya minggu nanti akan sukses. Ia bahkan berniat memperkenalkan Lala sebagai calon istri pada keluarga besarnya.
Ray berusaha meminta maaf pada Lala. Tapi Lala bersikap seperti tak ada yang terjadi, membuat Ray semakin kesal. Ray bahkan merasa dikhianati saat ia baru tahu tentang keputusan Lala yang bermaksud melanjutkan S2nya di luar negeri. Ia juga tak suka dengan kehadiran Dimas, senior Lala yang masih saja mengejar Lala. Ia bahkan cemburu saat Ali, temannya, berbicara dengan sangat dekat dengan Lala. Sementara itu, ia merasa harus membuat Lala juga cemburu dengan mendekati Tiffani, tapi tak ada perubahan dari sikap Lala.
Malam di hari ulang tahunnya, Ray yang masih di kamar tidurnya mendapat kejutan. Ia sama sekali tak perduli ulang tahunnya, apalagi Lala yang biasa mengirim doa untuknya, tidak melakukannya hari ini.
Rita meminta Ray untuk bersiap karena teman-teman undangannya telah berada di halaman rumah.
Ray mau tak mau harus bersiap demi tamu yang sudah datang. Ia mendengar dari ibunya bahwa ia dan Lala yang mempersiapkan semuanya, tentang mengerjai Ray yang selalu bersikap manja. Ray segera bertanya tentang keberadan Lala.
Rita juga menjadi khawatir karena Lala yang tidak menerima panggilannya. Ia hanya berfikir Lala akan datang. Ia lalu mendengar pernyataan Ray yang ternyata telah membuat Lala kesal. Ia marah karena sifat Ray yang tidak pernah benar-benar mengerti Lala. Ia juga merasa bersalah karena permintaannya, merasa ia sudah terlalu ikut campur pada hubungan keduanya. Rita lalu meminta Ray untuk memperjuangkan kembali Lala. Hanya saja Ray merasa tidak yakin bagaimana mendapatkan kembali Lala.
Ray memikirkan bagaimana hubungannya dengan Lala bermula. Bahkan sebelum menjadi kekasihnya, Lala telah berbuat banyak untuknya, begitu perhatian, dan perlahan ia merasa tidak pantas untuk Lala yang selalu bersikap dewasa. Tapi ia tidak ingin membiarkan Lala pergi tanpa berusaha. Malam itu juga, ia mendatangi rumah Lala, mencoba meminta maaf.
Lala mendapati Ray di depan rumahnya. Mendengar permintaan maafnya. Sesuai kata Ray, ia pun merasa tidak pernah benar-benar membuka hati pada Ray. Ia hanya merasa Ray adalah seorang pacar, tak pernah mau merepotkan Ray, dan selalu merasa kuat untuk mengerjakan sesuatu sendiri, tidak ingin bersikap manja pada Ray yang selalu manja pada orangtuanya. Karena itu, ia ingin memberi kesempatan pada Ray dan juga dirinya untuk menyayangi Ray sebagai kekasih juga teman baik. Dan Ray mendapatkan kembali gadisnya.
*