Blurb
Ray, seorang pria insecure yang menjalani hidupnya dengan bersahaja ditanya kesediaannya menikahi Sinta apabila di dunia ini tinggal dia perempuan satu-satunya. Ray yang sudah lama nyaman hidup membujang, mulai menemukan kehangatan saat menjalin hubungan dengan Sinta.
Namun, seiring berjalannya waktu dan hubungan mereka kian erat, Ray menyadari jika itu bukan yang ia inginkan kendati ia tak menyangkal membutuhkannya.
Premis
Sinta Handini, seorang perempuan muda yang kalem dan ramah jatuh cinta kepada Rama Rahadian atau Ray, seorang pria yang sebetulnya sedang mati rasa. Sinta berupaya memberikan yang terbaik untuk mendapatkan hati Ray, namun rasa takut Ray terhadap suatu ikatan membuat upaya Sinta menjadi tanpa arti meski Ray sendiri sudah mencoba membuka hati.
Karakter
Rama Rahadian yang akrab disapa Ray dan Sinta Handini telah menjadi role model di kompleks mereka tinggal dan diharapkan berjodoh. Suatu sore, Ray yang menjalani hidup sederhana tak sengaja berpapasan dan pulang kerja bareng Sinta. Para tetangga yang telah sabar menunggu momen seperti itu mengabadikan keduanya jalan beriringan di gang kompleks yang sempit dalam sebuah video, yang kemudian menjadi bahan perbincangan hangat setelah seseorang mengunggahnya ke grup chat kompleks.
Ray dan Sinta tidak menggubris. Tetapi tidak dengan orang-orang di sekitar mereka. Sementara keluarga dan teman dekat Ray mendukung, tidak dengan keluarga Sinta, khususnya sang ibu yang merasa keluarga mereka tengah menjadi bahan bercandaan orang satu kompleks. Bu Meri, sang ibu menjadi uring-uringan yang pada akhirnya membuat Sinta mulai kepikiran.
Lambat laun, Sinta yang open minded terkait jodoh mulai memikirkan Ray. Dari serentet peristiwa kebetulan yang mempertemukannya dengan Ray di mana tempat, rasa percaya Sinta sedikit demi sedikit mulai menebal. Dia dan Ray pun menjadi semakin akrab.
Di sisi lain, Ray yang sebetulnya tengah mati rasa mencoba membuka diri setelah didorong-dorong keluarga dan teman baiknya, Acin. Khususnya Ibu dan Acin yang merongrong Ray dengan pertanyaan yang menurutnya konyol. Yakni, maukah ia menikahi Sinta apabila perempuan di dunia tinggal dia satu-satunya?
Pada mulanya, Ray mengira Ibu dan Acin berkonspirasi. Tetapi, ketika orang-orang kembali mengusilinya dengan video terbaru dan Sinta "hilang" dari radarnya, Ray mulai merasa kehilangan.
Suatu pagi hendak berangkat kerja, Sinta kembali muncul di bus yang biasa membawa mereka ke kota. Ray menyapa Sinta duluan. Rasa kehilangan Ray terobati dengan sikap hangat Sinta dan mereka mulai membicarakan keriuhan yang terjadi di kompleks mereka tinggal.
Ray yang sama sekali tidak tergugah dengan video ngaco itu terkesan dengan cara Sinta bersikap. Gadis itu tidak berlebihan. Juga memahami bagaimana caranya berpikir dan berpendapat. Sikap itu yang perlahan mulai membuat Ray berani membuka diri.
Dulu Ray pernah menjalin hubungan serius yang ketika berakhir menjadi hantu yang menakutinya. Nyaris setiap hari, Ray disudutkan pertanyaan di dalam kepala yang membuatnya merasa insecure mengenai pasangan dan kehidupan rumah tangga. Dan kedekatannya dengan Sinta yang sekarang, memberikannya sedikit cara untuk menghadapi hantu masa lalunya.
Namun, sementara Sinta merasa hubungan mereka semakin serius, ternyata tidak dengan Ray. Ray tidak menyangkal bahwa kehangatan Sinta adalah yang ia butuhkan. Hanya saja, dia juga sadar betul bahwa kebahagiaan semua orang bukan tanggung jawabnya. Sinta bukanlah kehadiran yang dia inginkan. Sedangkan Sinta sendiri telah bersepakat dengannya bahwa untuk mencapai satu tujuan kita harus memiliki dua hal utama. Yakni, keinginan dan kebutuhan. Dan Ray tidak memiliki salah satunya.
Ray memilih jujur. Dia tidak bisa menjalin hubungan itu lebih lanjut. Sinta setuju. Dia mengerti Ray. Walaupun di dalam hatinya, perasaan cintanya kepada Ray tak bisa digantikan oleh apa pun.