Death football

Oleh: Moch Agni Nuryahya

Blurb

Atma merupakan seorang anak yatim piatu di usianya yang menginjak dua puluh tahun, kematian orangtuanya yang penuh misteri membuat dharma memutuskan kembali setelah satu dekade berpindah tempat tinggal, di sana dharma bertemu dengan teman masa kecilnya yaitu Ujang dan Pian, mereka menyambut hangat kedatangan kembali sahabatnya itu, namun di sisi lain dharma ditawari bermain bola dengan peraturan yang ekstrim yaitu sebuah perkelahian yang dibungkus dalam permainan bola.

Karena ketiadaan pekerjaan membuat dharma menerima ajakan Ujang untuk bermain bola lagi dengan aturan yang berbeda, dharma menjadi seseorang yang ditakuti setelah masuk ke lapangan, pasalnya selain dharma lihai bermain bola, dirinya juga seorang yang ahli berkelahi karena sedari kecil selalu dilatih oleh ayahnya yang merupakan guru silat.

Tanpa disadari kematian ayah ibunya sedikit demi sedikit mulai terkuak, dan bersangkutan dengan profesi yang ia tekuni sekarang.



Premis

Sebuah perkelahian yang dibungkus dalam permainan bola

Karakter

Dharma seseorang yang pandai berkelahi, di masa kecilnya dia sering bermain bola bersama kedua temannya yaitu; Ujang dan Pian. Setelah remaja Dharma pindah ke kota lain mengikuti kemauan orang tuanya. Namun di umurnya yang menginjak dua puluh tahun, dharma harus kehilangan orang tuanya dikarenakan insiden yang tak pernah ia pikirkan sebelumnya, orang tua dharma dibunuh tanpa sebab yang pasti. Kepindahan orang tua dharma disebabkan memanasnya dinamika pendistribusian hasil bumi, yang dipicu oleh Asep yang merupakan tengkulak tersohor pada masa itu, sehingga membuat orang tua dharma memilih pergi agar menghindari perselisihan.

Dharma yang sudah tidak mempunyai siapapun memutuskan kembali ke kampung masa kecilnya, di sana dia bertemu Ujang dan Pian kembali. Karena kebingungan dharma yang belum juga mendapatkan pekerjaan, dharma memilih menjumpai Ujang dan meminta pekerjaan, tak disangka Ujang mengajak dharma untuk mengikuti pertarungan yang dibungkus dalam permainan bola, di sana dharma akan mendapatkan penghasilan dari setiap pertandingannya sehingga tanpa pikir panjang dharma mengambil kesempatan itu.

Tidak sulit bagi dharma untuk beradaptasi dalam permainan bola ini, di masa kecilnya mereka sering bermain bola secara kasar. Dharma pun menjadi momok menakutkan bagi pemain bola lainnya yang akan bertanding bersama dirinya, pasalnya dharma sangat mudah menumbangkan lawan dalam waktu singkat sehingga bola masih berada pada jangkau dharma.

Kejadian tak disangka pun terungkap, ketika dharma pada akhirnya dapat dikalahkan oleh tim lawan dalam pertaruhan yang sangat besar, dari sana Pian mengoceh terus menerus dan tidak sengaja membukakan fakta bahwa kematian orang tua dharma adalah perbuatannya. Pembalasan dendam pun dilakukan dharma pada Ujang dan Pian.
Lihat selengkapnya