Blurb
Dokter Anwar menyatakan jika mayat yang ditemukan bukanlah Eva, namun sesorang yang memiliki hubungan darah dengan Leo.
Tidak lama setelah mendengar kabar tersebut, Laras mendapat telpon dari seorang wanita yang mengaku sedang berada di Hong kong. Ia berdiri di depan sebuah gedung telekomunikasi yang adalah tempat bekerja Burhan, ayah Laras.
Laras tidak tahu dengan apa yang akan dihadapinya, namun mengusik keluarganya bukanlah keputusan bijak dari Sang Pengancam.
Ironisnya, ketika harus menyelamatkan orang-orang yang disayanginya, Laras justru mendapatkan petunjuk langkah 'mati' : Les Fainéant (doing nothing).
Bukankah tidak berbuat apa pun berarti Mati?
Bukankah semua berhenti berjalan jika kita tidak berbuat apa-apa?
Dan bukankah jika kita tidak berbuat apa-apa, maka orang-orang jahat akan menang?
Premis
Kembali dihadapkan dengan misteri kematian Eva, Laras yang masih berusaha menghilangkan rasa bersalah di masa lalu, diharuskan memilih oleh penyandera antara nyawa ayahnya atau kawan-kawan yang sudah berjasa menyelamatkannya, kaum abrahamik, namun sekelebat bayangan yang pernah menghampirinya mengingatkannya untuk tidak berbuat apa-apa.
Karakter
Act 1
Mendapatkan bukti jika mayat yang ditemukan bukanlah Eva, Laras dan kawan-kawannya, kini harus mencari tahu kebenaran lain dibalik kasus tersebut. Secara sistematis mereka mengurutkan petunjuk yang didapatkan.
Petunjuk tersebut meengarahkan mereka kepada masa lalu Eva dan Leo yang kelam. Mereka juga harus menemui Esther untuk mengetahui yang sebenarnya terjadi.
Act 2
Di tengah perjalanan pencarian bukti kuat jika mayat yang ditemukan adalah ibunda Leo, Laras harus menghadapi kabar menghilangnya ayahnya dari kantornya di Hongkong serta kepulangan kakaknya Arya ke Indonesia.
Kakaknya Arya mencegah Laras yang ingin mencari ayah mereka sendirian. Arya menghubungi pihak berwajib dan juga ia memberitahukan kepada mereka jika identitas asli mayat yang ditemukan sudah dikonfirmasi. Keyakinan Arya sangat besar jika ayahnya masih berada di Indonesia sedangkan Laras dan kawan-kawannya sudah terbang ke Hongkong menggunakan pesawat pribadi milik Neil.
Petualangan mereka di Hongkong membawa mereka kembali ke Indonesia.
Act 3
Di Indonesia, mereka menemukan jejak Burhan di sebuah gereja.
Gereja tempat di mana kejadian awal penyebab segalanya bermula.
Gereja dekat tempat kejadian kecelakaan maut yang merenggut nyawa Lili, Ibunda Laras dan Grace, Ibunda Adam.
Ternyata di sana pula ayah Laras, Burhan disandera. Dengan kesulitan, Laras dan kawan-kawannya masuk ke dalam gereja yang ternyata menyimpan banyak misteri. Termasuk misteri tentang rahasia yang disimpan oleh Eva bertahun-tahun, bahwasanya ia adalah penyebab kematian Grace, ibunda Adam dan Lili, ibunda Laras.
Di gereja itu pula, Laras diminta memilih antara Ayahnya atau Adam. Jika ia tidak memilih antara keduanya maka penyandera akan melenyapkan Putri, Neil dan Bintang.
Meski dalam situasi sulit, Laras berhasil melalui hal-hal tersebut karena hal yang disebutnya karunia.
Kemudian seseorang yang tidak sengaja menabraknya, mengatakan jika Laras mengalami banyak hal karena kesalahannya. Kesalahan terbesarnya.
Laras menyadari kesalahannya banyak, namun ia tidak tahu apa kesalahan terbesarnya.
Sampai dua minggu setelah kejadian, ia masih tidak mengerti apa kesalahan terbesarnya.
Penyanderaan itu secara tidak langsung 'mengobati' ketakutan Laras akan masa lalunya. Ia selalu menyalahkan dirinya atas kematian ibunya. Setelah penyanderaan itu Laras belum sepenuhnya bebas dari mimpi buruknya, namun kini ia lebih percaya kepada dirinya sendiri.
Kakaknya Arya akhirnya memutuskan akan menikah dengan salah satu kawannya di Univ. Az zaitunna Tunisia, dan ternyata itu adalah kakak dari Bintang.
Harapan Bintang menjadi kekasih Laras pupus. Hari itu juga, Bintang dipertemukan dengan calon istrinya yang ternyata adalah Putri.
Akhirnya, Laras menyadari kesalahan besarnya. Ialah menganggap 'remeh' orang terdekatnya, Putri, yang mewakili kesan Laras terhadap orang-orang yang tidak memahami secara dalam arti toleransi.
Justru ketika Laras merasa lebih baik dari Putri atau orang seperti Putri, saat itu pula Laras menjadi orang yang lebih buruk.
Laras akhirnya meminta maaf secara tulus kepada Putri dan mereka berpelukan.
Laras mendoakan semoga perjalanan kisah Putri dan Bintang lancar dan penuh keberkahan.
Setelah itu, Laras sendirian.
Neil sudah kembali bekerja dan ia ke Kanada, mendampingi ayahnya dalam perjanjian bisnis.
Esther akhirnya dimasukkan ke rumah sakit jiwa.
Sedangkan Adam, ia duduk di kursi sebuah taman. Taman di tempat Laras dan ibunya dulu duduk.
Laras juga ke sana. Mereka bertemu dan akhirnya berjalan bersama.
Esther, yang ketakutan di sebuah ruang di RSJ, mendengar suara-suara.
Suara Eva.
Namun ia tidak bisa berbuat apa-apa. Maka ia tidak melakukan apa-apa.
*Fainéant*