Blurb
Setelah Caca (28) meninggal, hidup Fandy (28) berubah. Ia harus berjuang sendiri menafkahi keluarga, membahagiakan Nayla (4) dan memperjuangkan pekerjaannya di tengah kerasnya kota Jakarta. Fandy mempertaruhkan segalanya untuk tetap bisa menafkahi Nayla, karena itulah tugas seorang Ayah. Nayla kemudian dititipkan di penitipan anak. Hingga suatu hari Fandy diberikan pilihan untuk mempertahankan pekerjaannya atau hubungannya dengan Nayla.
Karakter
Di Jakarta, Fandy (28) dan Caca (28) membangun sebuah keluarga kecil yang tampak bahagia. Mereka memiliki seorang anak cantik bernama Nayla (4). Kehidupan mereka penuh repetisi, Fandy menghabiskan hari-harinya dengan berkerja di salah satu kantor IT, sedangkan Caca merawat Nayla dan menghabiskan hari-harinya dengan berkebun di halaman rumah. Hubungan Fandy dengan Nayla tidak begitu dekat karena mereka tidak banyak menghabiskan waktu bersama. Untuk melepas lelah bekerja, Fandy biasa menghabiskan akhir pekan bersepeda dengan rekan-rekan kantornya. Kebahagiaan Fandy bertambah ketika ia mendapat kepercayaan untuk menjadi project manager di salah satu tim kantornya. Tetapi kebahagiaan itu tidak lama berlangsung. Suatu hari, hidup Fandy berubah. Ia menemukan Caca meninggal karena serangan jantung mendadak di kamarnya. Ia menjalani hari-hari esok penuh kekosongan. Semua tanggung jawab yang mulanya dibagi antara Fandy dan Caca kini menjadi tanggung jawa Fandy seorang. Ia mencari nafkah, menjalani trial sebagai project manager, merawat Nayla, dan terlebih lagi, ia masih harus membiasakan hidup tanpa belahan jiwanya, Caca. Semua terjadi begitu cepat. Fandy terbebani dengan itu semua. Fandy kemudian menitipkan Nayla ke penitipan anak atau day care karena mertua melarangnya untuk menyewa ART di rumah, takut menjadi buah pembicaraan oleh tetangga. Mulanya Fandy lelah dan ingin menyerah menjadi project manager. Tetapi ayah dan rekan kerjanya melarang. Dengan alasan hal tersebut merupakan kesempatan emas dan kepercayaan yang harus Fandy jaga. Tidak banyak orang bisa mendapatkan kesempatan itu. Fandy akhirnya mengurungkan niatnya dan terus menjalankan posisinya sebagai project manager. Hubungannya dengan Nayla tetap tidak begitu baik, hanya sebatas basa-basi. Yang Fandy tau, Nayla tidak punya teman di day care dan hanya dekat dengan seorang pengasuh bernama Vina (26). Mengetahui hal itu, Fandy meminta Vina untuk menjaga Nayla di akhir pekan agar dia bisa bersepeda menghilangkan penat bersama rekan kerjanya. Hubungan Vina dan Nayla menjadi lebih dekat daripada Nayla dengan ayahnya sendiri. Kehilangan Caca membuat Fandy kehilangan tempat untuk berkeluh kesah. Rekan kerja hanya sebatas rekan kerja, tidak memahami hidup personal Fandy. Begitu juga orang tua Fandy yang masih memiliki tanggungan adiknya yang masih berkuliah. Ia tidak ada tempat untuk berbagi. Karena kesibukannya menjadi project manager, Fandy sering meminta Vina untuk menjaga Nayla. Hubungan mereka menjadi lebih dekat karena Fandy sesekali berbagi beban hidup dan keluh kesah kepada Vina, dan Vina senang hati membantu. Kedekatan mereka memang hanya sebatas manusia yang saling membutuhkan dan pernah kehilangan seseorang dalam hidup mereka, tidak ada rasa dan perasaan lebih dari itu. Namun suatu hari tetangga mengetahui kedekatan mereka. Ia mengadu pada Yuli (52), Ibu Caca, bahwa Fandy telah dekat dengan wanita lain. Yuli dan Teguh (57) berangkat dari Jogja menuju Jakarta memastikan bahwa omongan tetangga tidak benar. Malam itu ketika Fandy pulang larut karena lembur, ia mendapati Yuli dan Teguh sudah menunggu di depan rumah. Yuli memaki-maki Fandy karena secepat itu melupakan Caca, terlebih lagi kehamilan Caca terjadi sebelum mereka menikah. Kekecewaan Yuli semakin kuat karena Fandy tidak becus merawat Nayla dan hanya fokus pada dunianya. Akhirnya Yuli membawa Nayla ke Jogja. Setelah kehilangan Caca, sekarang Fandy juga kehilangan Nayla. Ia merenung dan menyelami kekosongan hatinya. Tetapi pikirannya terus berjalan dan menyalahkan dirinya sendiri. Esoknya, Fandy resign dari perkejaannya. Ia juga memperpanjang kehadiran Nayla di Day Care. Vina yang mengetahui itu langsung menemui Fandy di rumahnya. Mereka berdua berbincang, Vina menyadarkan Fandy bahwa ia masih punya kesempatan untuk memperbaiki semuanya. Semenjak saat itu, Fandy dan Vina tidak pernah lagi bertemu. Fandy menjual rumahnya dan membeli rumah di pinggiran Jakarta, memulai bisnis berkebun yang sudah lama menjadi mimpi Caca. Sampai ketika rumah Fandy laku terjual, ia memberanikan diri untuk menjemput Nayla ke Jogja. Ia memohon kepada Yuli untuk membawa Nayla kembali ke Jakarta. Fandy berjanji akan terus menjalankan mimpi Caca dan menjaga Nayla. Yuli mengabulkan itu, walau ia sudah dua kali dibuat kecewa dengan Fandy. Nayla akhirnya kembali ke Jakarta. Mereka berdua menjalankan bisnis berkebun, menghidupi bagian dari mimpi Caca yang masih bisa terus berkembang.