Jobless (Script Flm)

Oleh: Writer In Box

Blurb

Namaku Hendry Caravel. Nama depanku diambil dari seorang pangeran yang merupakan seorang pelaut, sedangkan nama belakangku Caravel diambil dari sebuah kapal yang didesainnya. Sedari kecil aku selalu bertanya akan seperti apa masa depan, karena aku tidak memiliki jawabannya aku selalu belajar lebih keras dibandingkan yang lainnya agar masa depanku sempurna layaknya sebuah metamorfosis kupu-kupu yang sempurna, meskipun itu hal yang paling bodoh dari manusia. Setelah bersakit-sakit, tetapi hidup dengan waktu yang sangat singkat, sama halnya dengan kupu-kupu. Aku berharap mempunyai masa depan secerah mentari, menjadi siswa terbaik, Sarjana dengan nilai cumlude, berkerja di Bank swasta ternama diusia 24 tahun, dan menikah di usia 25 tahun. Begitulah impian masa kecilku yang ditebus dengan waktu untuk belajar dan belajar. Ternyata menjadi paling pintar dan berkerja paling keras diantara yang lainya tidak menjamin apapun. Kata mereka usaha tidak akan mengkhianati hasil, tetapi aku dikhianati hingga titik nadirku. Aku masih saja menjadi seorang pengaguran diusiaku yang tidak muda lagi. Sebagai sarjana ekonomi, aku berharap bisa berkerja di Bank Swasta ternama, tetapi sering kali aku gugur, karena tinggi badan yang aku miliki. Hidup semakin buruk ketika Bapak pensiun dan adek yang dulu sangat mengagumiku menjadi musuhku, karena secara tiba-tiba ia menjadi tulang punggung keluarga. Tadinya aku berpikir tiada yang lebih buruk dari pada menjadi seorang pengaguran, tetapi menjadi Anak yatim jauh lebih buruk. Bapak pergi menemui sang pencipta sebelum aku mampu menjadi seseorang yang dapat dibanggakan. Satu pesanya padaku, "Jangan gantung Ijazahmu terlalu tinggi, Nak!"
Saat itu aku masih tidak paham dengan nasehat yang sebenarnya begitu sering ia ucapkan padaku sebelum ia meninggal. Hingga suatu hari seorang gadis berseragam putih abu-abu muncul dihadapanku dan menunjukkan apa itu dunia dan perjuangan yang sesungguhnya. Gadis itu membuka mataku tentang impian yang selama ini aku bicarakan, dan gensi, harga diri yang aku agungkan. Aku tidak menyadari selama ini aku hidup di atas gengsi dan kata orang. Aku begitu takut dengan cemooh yang akan kuterima, ketika gelar sarjanaku tidak memiliki peran di dalam profesiku. Aku begitu malu jika perkerjaanku tidak seagung gelarku. Gelar sarjanaku memberikan batasan tersendiri untukku. Konyolnya, gadis yang menampar pipiku dan membuka mataku itu adalah gadis yang sama sekali tidak memiliki cita-cita, apalagi harapan untuk masa depan yang cerah. Gadis bodoh itu bernama Vinland Nadhira, dengan aura masa muda yang masih membara, Ia mampu membuatku mengalahkan gengsi dan harga diri sebagai seorang sarjana. Tiada malu lagi untukku mencari rupiah walaupun hanya sebagai driver ojek online dan perkerjaan lainnya, yang dulu sangatlah remeh-temeh bagiku. Aku tidak lagi berdiam diri di kamar dan maratapi nasibku. Aku terus bergerak mengejar masa depan yang aku impikan meskipun perlahan, tetapi pasti aku bisa.



Lihat selengkapnya