Ka'bah Guwai Datuk

Oleh: Dwi Kurnialis

Blurb

Kasih sayang yang tercurah begitu besar, membuat seorang Aida Fatima berupaya melakukan apa pun demi mewujudkan impian Datuk Mad. Tidak muluk, hanya ingin melihat ka'bah. Namun, lantaran kondisi ekonomi yang lemah, ditambah dengan persoalan keluarga yang rumit, membuat perjuangan Aida makin panjang.

Kehadiran Mirza yang awalnya dikira sebagai pertolongan dari Allah, nyatanya justru malah menambah permasalahan dalam kehidupan Aida. Persahabatannya dengan Ratih menjadi renggang.

Lantas, mampukah Aida berjuang mewujudkan impian Datuk Mad di tengah prahara kehidupan yang pelik? Bagaimana nasib persahabatannya dengan Ratih? Akankah Mirza mendapatkan tempat di hati Aida?

Premis

Aida sangat ingin memberangkatkan kakeknya ke tanah suci, dengan cara mengikuti lomba Tilawatil Qur'an berhadiah besar. Tetapi dia harus bersaing dengan sahabatnya yang perlahan mulai tidak menyukainya.

Karakter

Aida(19) sangat marah saat mengetahui Datuk Mad(63), kakeknya, terpaksa menjual lahan kebun sayurnya lantaran untuk melunasi hutang Nurman(41), putra sulung Datuk Mad.

Kemarahan Aida bukan tanpa dasar. Melainkan karena kebun sayur itulah yang menjadi penghasilan utama kakeknya. Ditambah pula dengan impian sang kakek yang ingin melihat ka'bah. Dengan hasil kebun itulah Datuk Mad menabung, mencari ongkos untuk pergi ke mekkah. Namun Rosmuna(40), istri Nurman malah membalikkan pembelaan Aida terhadap Datuk Mad, bahwa sebenarnya orang tua Aida sudah lebih banyak memakan harta mertuanya.

Sejak saat itu Aida dirundung kesedihan. Hingga akhirnya ia mendapat kabar dari Suci(19), salah seorang sahabatnya bahwa di kampus Mirza(22), sepupunya akan diadakan lomba tilawah dengan hadiah sejumlah uang yang cukup besar, yang menurutnya jika Aida mampu memenangkan perlombaan itu, maka Aida akan menambah jumlah uang tabungan Datuk Mad dan dapat memberangkatkan beliau ke tanah suci.

Aida yang akhirnya menyetujui usul Suci cukup dibuat terkejut lantaran ternyata salah seorang sahabatnya yang lain, yaitu Ratih(19) juga ikut mendaftar sebagai peserta lomba tilawah. Hanya saja tujuan mereka berbeda. Ratih ingin mendapat perhatian lebih dari Mirza.

Persaingan di antara keduanya dirasa Ratih cukup sengit, karena ia sering mendapati Aida akrab dengan Mirza. Dan itu membuat Ratih merasa sangat cemburu, dan menjaga jarak dari Aida. Ratih tidak ingin Mirza makin terpukau terhadap Aida. Terlebih Ratih paham benar jika kemampuan Aida dalam bertilawah jauh lebih baik darinya. Maka, sehari sebelum hari H kompetisi, Ratih mengsabotase kemampuan tilawah Aida. Ia yang mengetahui kelemahan Aida sebagai penderita bronchitis dan alergi es krim, malah memaksanya untuk makan es krim. Hal itu membuat tenggorokan Aida mengalami peradangan. Dan pada akhirnya Aida kalah dalam kompetisi.

Aida yang sedang dirundung kesedihan lantaran kekalahannya, memilih mengurung diri di kamar. Penyesalannya lantaran tidak menolak es krim dari Ratih sangat besar. Bayangan wajah Datuk Mad saat menyaksikan penampilannya pun terus membekas dalam ingatan.

Mirza dan Suci merasa sangat kehilangan sosok Aida yang tak pernah muncul di hadapan mereka. Namun, keceriaan Ratih yang seolah tak memedulikan kondisi Aida, malah justru membuat Suci curiga, dan ingin mencari tahu kebenarannya.

Ratih memutuskan untuk mengutarakan perasaannya terhadap Mirza melalui Suci. Namun, Suci malah memupuskan harapan Ratih dengan memberitahunya bahwa Mirza sudah jatuh hati kepada Aida. Ratih marah besar, hingga tanpa sadar ia mengungkap kebenaran yang terjadi pada Aida, dan parahnya Aida pun tanpa sengaja turut mendengarnya secara langsung.

Aida merasakan kekecewaan dan amarah yang besar terhadap Ratih. Kini gantian ia yang enggan bertemu dengan Ratih. Suci pun pada akhirnya memberikan penjelasan kepada Ratih, bahwa Aida sama sekali tidak ada niat untuk mendekati Mirza. Apa yang Aida lakukan murni untuk memperjuangkan impian kakeknya.

Ratih berupaya meminta maaf. Namun Aida terlanjur marah kepadanya. Hingga pada akhirnya, Ratih menemukan cara untuk menebus semua kesalahannya. Sebuah akun media sosial milik produk kosmetik terkenal di Indonesia mengadakan event berhadiah umroh gratis. Ratih segera menyampaikan berita itu kepada Aida. Meski awalnya Aida ragu, tetapi Suci mendorongnya agar tetap ikut selagi ada kesempatan. Alhasil, cerita yang Aida kirimkan ke redaksi penyelenggara event itupun terpilih sebagai salah satu pemenang.

Sepulangnya Datuk Mad dari tanah suci, Nurman membuat acara syukuran kecil-kecilan. Dan di sanalah, Mirza memberanikan diri untuk mengkhitbah Aida. Setelah memperoleh persetujuan dari kakeknya dan Ratih, dan tentunya atas seizin Allah pula, pada akhirnya Aida menerima pinangan Mirza.

Lihat selengkapnya