Blurb
Kedatangan Maryam tidak hanya memberikan sembilu poligami di hati Sabrina tetapi juga membuka kisah lama yang datang kembali. Igo Garuda, pemuda tampan, Haviz dan mahir membuat kaligrafi itu adalah mantan suami Maryam yang di masa lalu adalah kekasih Sabrina yang tak terestui oleh kakek dan orangtua karena bobot,bibit dan bebet.
Pertemuan Igo Garuda
dan Sabrina di pameran kaligrafi di Bentaran Budaya Jogjakarta membuat mereka saling akrab dan membuka diri untuk saling mendengarkan curahan-curahan keresahan hidup yang menghimpit. Sabrina sering curcol ke Igo sewaktu mereka di workshop galeri kaligrafi milik Igo sembari menemani Alvira yang les kaligrafi ke Igo Garuda.
Igo Garuda meyakini selalu ada kesempatan kedua dalam hidup. Sabrina meyakini bisa jadi pertemuan kedua mereka adalah takdir atas kodrat penciptaan mereka untuk bersatu kembali. Tetapi, tegakah Sabrina menumbalkan Alvira, putri kesayangannya untuk kedua kalinya dalam perjalanan biduk rumah tangga mereka demi kebahagiaan hatinya. Sementara, Sabrina meyakini kesediaan hatinya di poligami adalah bentuk ketaatan dan kesalehan kepada suaminya seperti pesan orangtua dan kakeknya yang Ia pegang dalam hidupnya.
Premis
Budaya poligami dan Kaligrafi di era modern.
Karakter
Keluarga Sabrina yang samawa dan penuh dengan dandang gula dalam berumah tangga itu terkoyak ketika Dhani Abimanyu mengutarakan niat berpoligami.
Sabrina dalam kebimbangan hati seorang perempuan yang hendak di madu bertaruh antara bertahan dalam ketaatan dan kesalehan seorang istri yang rela berbagi ranjang dengan menyimpan pergolakan batin perihal kedudukan poligami dan ketaatan perempuan sholehah seperti keyakinan sudut pandangnya.
Sabrina harus beradaptasi dengan Maryam, istri kedua suaminya yang juga teman lama sewaktu di ponpes beberapa tahun yang lalu.
Kedatangan Maryam tidak hanya memberikan sembilu poligami di hati Sabrina tetapi juga membuka kisah lama yang datang kembali. Igo Garuda, pemuda tampan, Haviz dan mahir membuat kaligrafi itu adalah mantan suami Maryam yang di masa lalu adalah kekasih Sabrina yang tak terestui oleh kakek dan orangtua karena bobot,bibit dan bebet.
Pertemuan Igo Garuda
dan Sabrina di pameran kaligrafi di Bentaran Budaya Jogjakarta membuat mereka saling akrab dan membuka diri untuk saling mendengarkan curahan-curahan keresahan hidup yang menghimpit. Sabrina sering curcol ke Igo sewaktu mereka di workshop galeri kaligrafi milik Igo sembari menemani Alvira yang les kaligrafi ke Igo Garuda.
Igo Garuda meyakini selalu ada kesempatan kedua dalam hidup. Sabrina meyakini bisa jadi pertemuan kedua mereka adalah takdir atas kodrat penciptaan mereka untuk bersatu kembali. Tetapi, tegakah Sabrina menumbalkan Alvira, putri kesayangannya untuk kedua kalinya dalam perjalanan biduk rumah tangga mereka demi kebahagiaan hatinya. Sementara, Sabrina meyakini kesediaan hatinya di poligami adalah bentuk ketaatan dan kesalehan kepada suaminya seperti pesan orangtua dan kakeknya yang Ia pegang dalam hidupnya.