Kami tidak baik-baik saja

Oleh: gazella ezra

Blurb

Kasus pelecehan seksual yang dialami oleh Arga dan Guntur saat mereka kecil, memberi kenangan pahit hingga mereka beranjak remaja.

Satu dua kata yang tak pernah terucap tentang kejadian tersebut, karena pandangan masyarakat yang menganggap anak laki-laki harus selalu kuat dan tak akan mengalami kejadian tersebut, membuat mereka menelan memori itu dan menguburnya dalam-dalam.

"Eh Ga.. Bapak kasih tahu ya, jadi laki itu harus KEBAL DARI RASA SAKIT, GA BOLEH NGADU, GA BOLEH CENGENG. Kayak yang ibu kamu tadi bilang, GA BOLEH NGAMBEK, BAPER.. COWOK ITU, MAIN LOGIKA, BUKAN PERASAAN. Ngerti?!"

Premis

Dua remaja lelaki korban pedofilia sepuluh tahun lalu, hanya ingin menjalani kehidupannya masing-masing dan berusaha melupakan masa-masa itu, namun segalanya terasa makin buruk ketika harus dihadapkan kembali oleh si pelaku ditambah dengan orang-orang sekitar yang kurang peduli hanya dikarenakan mereka, seorang anak laki-laki.

Karakter

Arga Kusuma (18th) adalah seorang siswa SMU yang masih mencoba untuk memulihkan psikis dari trauma masa lalu karena tindak pelecehan seksual sepuluh tahun silam. Arga menyimpan semuanya itu sendiri dikarenakan stigma yang dianut oleh keluarga dan lingkungannya, di mana seorang anak laki-laki, tak pantas untuk mengadu, tak pantas untuk menangis, bahkan tak pantas dan tak mungkin mengalami pelecehan seksual. Arga, memendam luka itu sendiri hingga ia beranjak remaja. Perlahan-lahan, ia mulai dapat bangkit sendiri meski terasa berat. Namun suatu ketika, usaha yang ia lakukan, dengan mengalihkan pikirannya hanya fokus ke pelajaran, harus terganggu kembali saat sang pelaku, yakni pak Tohar, pria yang dulu mencabulinya, mendapat pekerjaan sebagai petugas kebersihan di sekolah Arga.

Bersama sahabat masa kecilnya, Guntur (18th), seorang siswa yang dulu juga pernah mendapat perlakuan asusila dari pria tersebut, Arga kesulitan menahan luka batin yang kembali mengikis mental mereka, terutama melihat pak Tohar, yang masih bebas berkeliaran dan menjalani hari-harinya dengan baik.

Suatu malam, Arga mengajak Guntur untuk menjebloskan pria itu ke penjara. Arga yakin, jika kasusnya dikuak, pasti ada anak-anak lain yang menjadi korban sama seperti mereka bahkan hingga saat ini. Namun Guntur dengan tegas menolak usul itu dikarenakan, perasaan malu. Guntur mengatakan bahwa anak laki-laki, sangat memalukan jika mendapat perlakuan seperti itu. Guntur menolak dan justru merencanakan sesuatu tak melibatkan aparat dan publik. Yakni menghabisi pak Tohar dengan tangannya sendiri, meski jika itu dilakukan, ia harus kuat bergulat dengan diri sendiri karena trauma dan rasa takut yang masih membekas jika melihat pak Tohar.

Arga tak bisa menahan keinginan Guntur untuk membalas perbuatan pak Tohar dengan caranya sendiri. Guntur yang juga kala itu depresi karena masalah di keluarganya, membuat ia terlibat dalam sindikat penjualan obat-obatan terlarang dan mengonsumsi obat-obatan itu untuk menutup luka batinnya.

Di saat Guntur hendak melayangkan aksinya pada pak Tohar, keadaan justru berbalik di mana ia yang akhirnya ditangkap dan harus mendekam di penjara. Sementara pak Tohar saat itu, malah mendapat banyak pujian karena berhasil mengungkap kasus Guntur yang terjerat kasus narkotika. Pak Tohar, bahkan mendapat jabatan yang lebih baik di sekolah Arga dan Guntur.

Arga menemui Guntur di penjara karena rasa iba. Sementara Guntur justru makin memanas dan keinginannya untuk menghancurkan pak Tohar bertambah besar.

Sepulang dari penjara, Arga mendapat pesan dari ibunya bahwa ia harus segera pulang. Ibunya melarang Arga ini dan itu takut-takut kalau Arga akan ikut terjerat kasus seperti Guntur. Ibunya mengatakan bahwa Arga, sebagai anak laki-laki, harus bisa menjaga sikap, menjaga nama baik keluarga dan harus tetap menjadi anak baik yang tak terlibat dengan kasus apapun.

Arga yang muak dengan perlakuan dan ketidakpedulian orang-orang di sekitarnya, akhirnya menghubungi temannya yang lain, yakni Doni, untuk membantunya menjebloskan pak Tohar ke penjara.

Pagi itu, Arga dibantu dengan Doni, berhasil menjebak pak Tohar di belakang sekolah untuk mengatakan semuanya, mengakui perbuatannya dengan cara memancing pak Tohar mengungkap kembali kasus lama itu dan tanpa sepengetahuan pak Tohar, Arga merekamnya. Hasil rekaman, disambungkan ke speaker sekolah di ruangan rapat di mana saat itu kebetulan ada polisi yang tengah berkunjung untuk membicarakan kasus Guntur dengan kepala sekolah dan kepala yayasan pendidikan.

Pak Tohar akhirnya ditangkap dan dijebloskan ke penjara. Semua orang terkejut dan menyesali perbuatan mereka yang telah menganggap pak Tohar sebagai pahlawan, sementara penyesalan juga dirasakan oleh ayah dan ibu Arga karena telah mengabaikan dan meremehkan Arga yang mereka pikir anak laki-laki takkan mengalami kasus-kasus seperti itu sehingga lebih mengutamakan menjaga anak perempuannya, atau adik Arga, yakni Putri. Sedangkan di penjara, pak Tohar akhirnya mendapat balasan setimpal, semua narapidana termasuk Guntur yang telah memendam sakit hati lama pada pria itu, menyambut kedatangan pak Tohar sebagai narapidana baru dengan kasus pencabulan atau pemerkosaan, kasta yang paling rendah di dalam tahanan.
Lihat selengkapnya