Khayal

Oleh: Felix Martua

Blurb

Danila Dago punya ambisi besar. Setelah menghabiskan sebagian besar hidupnya menciptakan film yang komersil namun dipandang tidak kredibel, Danila bertekad menjadikan pementasan drama panggung pertamanya (yang bertajuk 'Khayal') menjadi kesuksesan internasional. Akan tetapi, terlambat untuk Danila menyadari bahwa para pekerja seni yang menjadi kolaboratornya sangat melenceng dari ekspektasinya. Syukurlah dalam setiap langkahnya, Danila dibimbing oleh arwah legenda perfilman Indonesia seperti Usmar Ismail, Sjumandjaja, dan Njoo Cheong Seng. Hanya ada satu masalah: tidak mungkin ada arwah di tengah manusia dan para kolaboratornya mulai curiga terdapat kondisi Danila Dago yang sesungguhnya. Muncul pula seorang jurnalis tak bernama yang tidak hanya mengancam kesuksesan pementasan 'Khayal', tetapi juga reputasi Danila Dago sebagai seorang "seniman".

Premis

Seorang filmmaker hendak membangkitkan kariernya dengan menggelar pementasan drama panggung pertamanya yang bertajuk 'Khayal', namun persahabatan tak terduga dan berbagai macam kejutan lainnya menguak rahasia gelap yang tidak disangka-sangka.

Karakter

SINOPSIS LENGKAP

Narasi bergulir mengikuti dua lini waktu: di masa lalu, ketika drama panggung bertajuk Khayal hendak dipentaskan dan di masa kini, ketika seorang Jurnalis membuat film dokumenter mengenai kontroversi drama panggung tersebut.

Danila Dago adalah seorang filmmaker berusia 33 tahun yang menghilang dari dunia perfilman hampir dua tahun lamanya. Diam-diam selama ini dia mengurung diri di dalam apartemennya dan dia baru saja menyelesaikan naskah terbarunya yang bertajuk Khayal. Tanpa pikir panjang, dia langsung meminta opini terkait naskahnya dari tetangganya, Driando, yang baru ia kenal. Seketika itu juga Danila segera mendeklarasikan Driando sebagai sahabat barunya. Danila kemudian menjelaskan kepada Driando bahwa Khayal adalah drama panggung yang akan menjadi pembuktian bahwa Danila Dago adalah seorang "seniman sejati". Danila juga bertekad untuk kemudian mengadaptasikan drama panggung tersebut menjadi film yang akan memenangkan Golden Lion, penghargaan tertinggi dari Venice Film Festival. Meskipun Driando skeptis dengan ambisinya, ia memutuskan untuk memberikan dukungan dan menemani Danila.

Untuk mendapatkan pendanaan, Danila menemui investor langganannya yakni Teresa Darwis, CEO yang saat ini memimpin bisnis keluarganya namun masih berkutat di bawah bayang-bayang kakeknya sendiri. Pada awalnya Danila berniat untuk mengajak Laura Andini, aktris berbakat yang sudah berakting sejak masih belia, sebagai aktris utamanya namun ia kemudian mendapati bahwa fisik Laura telah banyak berubah dan dia telah pensiun dini dari dunia perfilman. Kecewa, Danila pun beralih ke aktor veteran Beta Karim, yang terkenal selektif dalam memilih peran dan sulit diajak bekerja sama. Meskipun Beta menerima tawaran Danila, ia diam-diam menyimpan firasat buruk mengenai pementasan tersebut. Terlepas dari komplikasi yang sempat terjadi, Danila langsung berpuas diri dan berpesta di apartemennya bersama hantu Usmar Ismail. Sambil merayakan, Usmar Ismail mempertanyakan ambisi dan ketulusan hati Danila.

Tanpa memberitahu Danila, Teresa secara tidak langsung mengajak Miror Hanin, seorang penyanyi Indo-Belgia yang sedang naik daun, untuk menjadi aktris utama dengan harapan Miror turut mengajak kekasihnya, aktor bernama Valentino "Valen" Rasyid yang baru saja go international. Dengan sekejap Danila dan Miror langsung berselisih: Danila tidak menyukai Miror yang tidak punya pengalaman akting sama sekali sedangkan Miror menganggap Danila sombong dan berpikiran sempit. Pada akhirnya, Miror dan Valen resmi menjadi bagian dari Khayal setelah Driando berpendapat bahwa kehadiran bintang ternama bisa mengangkat pamor Khayal. Mendengar Valen ikut ambil bagian dalam Khayal, Laura (yang adalah mantan kekasih Valen) memaksa Danila untuk turut ambil bagian dalam drama tersebut.

Ketika konferensi pers perdana dicanangkan, Danila terpaksa mengusut Laura yang syok gara-gara dia tidak menjadi aktris utama dalam Khayal dan Valen yang ternyata sedang ketakutan gara-gara dirundung insiden death threat. Berkat provokasi oleh hantu Sjumandjaja, Danila memutuskan untuk menggunakan ‘tangan besi" sepanjang geladi kotor dan merevisi total naskah Khayal. Masalah kembali terjadi pada hari pertama geladi kotor di mana para aktor tidak saling akur. Pada hari kelima, Laura dan Beta bertengkar hebat gara-gara Beta yang dianggap tidak punya motivasi kerja dan Laura yang masih bergumul dengan postpartum depression. Di sisi lain, Valen kehilangan kepercayaan dirinya setelah insiden death threat membuat manajernya mengundurkan diri dan Danila masih menilai Miror belum memberikan penampilan yang memuaskan. Seolah semua itu belum cukup, Teresa memberitahu Danila bahwa pementasan harus dimajukan menjadi tiga minggu lagi.

Ketika hendak mengambil barang ketinggalan, Danila mendapati bahwa Miror diam-diam menghabiskan malam di gedung teater untuk mengasah kemampuan aktingnya. Hantu aktris kawakan Dhalia, Fifi Young, dan Farida Arriany berusaha membujuk Danila untuk lebih berbaik hati dalam mengarahkan Miror namun Danila menolak. Keesokkan harinya, Danila memutuskan untuk mengajak jalan-jalan para aktornya ke Bogor demi mencairkan ketegangan. Tiga pedagang liar tiba-tiba menyiram Beta dengan kopi basi sambil menghujat Beta dengan julukan "banci". Beta akhirnya mengakui bahwa alasan ia tiba-tiba dirundung adalah karena publik tidak lagi menyukai Beta Karim semenjak ia berperan sebagai seorang transgender di suatu film beberapa tahun silam. Beta kemudian mengakui bahwa ia khawatir imej tersebut akan terus menempel bahkan bila ia mengerahkan penampilan terbaiknya di Khayal. Laura pun kemudian mengakui bahwa ia rindu menjadi seorang aktris dan ia iri dengan mantan kekasihnya yang masih bisa mengukuhkan eksistensi sebagai seorang aktor. Merasa disalahpahami oleh Laura, Valen membeberkan bahwa ia gagal go international karena menolak dilecehkan oleh istri seorang sutradara. Para aktor menjadi akur dan lebih memahami satu sama lain. Di atas atap gedung apartemennya, Danila mengaku kepada hantu Njoo Cheong Seng bahwa terdapat satu rahasia miliknya yang enggan ia beberkan.

Ketika berlangsung geladi kotor untuk Babak Ketiga, Miror menyimpang dari arahan Danila dan terjatuh dari atas panggung-- memaksanya untuk diopname di rumah sakit selama satu minggu ke depan. Danila akhirnya memutuskan untuk bicara dengan Miror dan mengatakan bahwa kecelakaan tersebut terjadi karena kelelahan dan keengganan Miror dalam bersimpati dengan karakter yang diperankannya. Akhirnya Miror mengakui bahwa ia tidak sesempurna yang ia perlihatkan ke publik: bahwa keluarganya termasuk miskin di Belgia dan alasan dia merantau ke Indonesia adalah demi menghindari diskriminasi ras. Miror juga mengungkapkan bahwa cedera permanen gara-gara kelelahan mengakibatkan ia tidak bisa lagi menjadi penyanyi dan berganti karier menjadi aktris adalah satu-satunya pilihan yang tersisa. Danila meyakinkan Miror bahwa sifatnya yang keras kepala yang justru membuatnya ditakdirkan sebagai aktris dengan karier yang panjang.

Danila masih bergumul dengan Babak Terakhir dramanya dan berbagai macam provokasi dari hantu-hantunya mendorong Danila untuk memberikan "akhir yang indah" dan bukan "akhir yang bahagia": karakter utama meninggal dengan cara menyilet lengannya sendiri. Meskipun para aktor khawatir penonton tidak akan suka, Danila meminta mereka untuk percaya akan kemampuan akting masing-masing. Kunjungan mendadak sang Jurnalis ke apartemen Driando membeberkan bahwa Danila Dago menyembunyikan banyak hal mengenai dirinya, mulai dari sejarah keluarganya hingga upaya Danila kabur dari sanatorium di kala remaja. Jurnalis juga menuduh bahwa Danila Dago adalah seorang penipu-- bahwa mustahil bagi seseorang dengan penyakit jiwa untuk bisa menelurkan karya apapun juga. Jurnalis pun memutuskan untuk menerbitkan liputan investigasinya pada hari geladi bersih namun diabaikan oleh para aktor dan Danila. Wawancara dengan Valen mengungkapkan bahwa sejak awal para aktor sudah menyadari bahwa Danila adalah "berbeda"-- suatu pengakuan yang mengejutkan Jurnalis.

Ketika malam pembukaan tiba, Danila menjamin kepada Driando bahwa dia tidak akan mencabut nyawanya seperti apa yang dilakukan oleh karakter utama Khayal. Danila pun membeberkan bahwa ia memanfaatkan halusinasi yang dideritanya sebagai materi untuk semua karya yang telah diciptakannya (termasuk Khayal) dan ia berharap kesuksesan dari drama panggung Khayal bisa mengembalikan martabat Danila yang direnggut oleh penyakit jiwanya. Terlepas dari itu, Danila menyadari sejak awal bahwa rahasianya ini dapat menodai kesuksesan Khayal sehingga ia memutuskan untuk mengundurkan diri dan menjadikan Laura sebagai sutradara pengganti. Khayal terbukti sukses dan disukai oleh penonton, utamanya karena monolog penutup yang ditulis oleh Danila persis sehari sebelum malam pembukaan. Monolog tersebut bercerita bahwa meskipun sang karakter utama memutuskan untuk mencabut nyawanya, ia masih menginginkan "akhir yang bahagia".

Di masa kini, pada wawancara terakhir dokumenter Jurnalis, Laura dan Miror menekankan bahwa Danila Dago memang adalah seorang "seniman sejati" dan ironisnya, perilaku para aktornya jauh lebih parah dari pada perilaku sutradara mereka yang mengidap kelainan jiwa. Diungkapkan pula bahwa satu tahun telah berlalu sejak Danila Dago menghilang. Laura, Miror, Beta, Valen, serta Driando kembali ke rest area untuk mengenang Danila. Laura dan Miror sedang menggarap versi layar lebar Khayal dan mereka berharap Danila segera pulang untuk menonton mahakaryanya. Narasi ditutup dengan Danila menari bersama para hantunya di atas panggung teater dan untuk pertama kalinya, Danila tampak bahagia.

THE END.
Lihat selengkapnya