Blurb
Elin ingin membalas dendam dengan orang-orang yang sudah merendahkan mimpinya, menjadi seorang model dan bagi mereka Elin hanya pantas menjadi seorang pembantu, buruh tani atau pekerjaan kasar lainnya. Tak mudah bagi Elin namun ia tidak menyerah pada keadaan, hingga ia rela tidak mengambil beasiswa yang berhasil ia dapatkan. Hal yang paling berat bagi Elin adalah saat Ibu Asih tidak mendukung impian besarnya, terpaksa Elin memutuskan untuk meninggalkan ibunya seorang diri di rumah. Kepergian Elin, pukulan berat bagi Ibu Asih hingga ia jatuh sakit dan meninggal.
Elin yang di sibukan dengan segala macam aktifitas model, membuatnya tidak mengetahui bahwa ibunya sudah meninggal. Bahkan janji cintanya pada Bagas ia lupakan, Elin memilih Satria yang akan menunjang karir modelnya karena Satria salah satu mentor yang menjadi rebutan. Elin berhasil meraih mimpinya, Elin dan Satria ingin meminta restu pada Ibu Asih karena keduanya akan merencanakan pernikahan, namun Elin tidak menemukannya, kenyataan pahit bagi Elin saat mengetahui bahwa Ibu Asih sudah meninggal. hanya pesan singat yang tertulis di kertas yang ia temukan di dalam kamarnya, menjadi dokter, mengaji dan menutup aurat. Elin binggung karena ia bukan model dari busana muslim dan jelas di tulis dalam kontraknya tidak di perbolehkan memakai jilbab, impian ibunya bertentangan dengan karir dan Satria juga tidak mendukungnya dan mengancam akan memutuskannya jika Elin melakukannya.
Lantas apa yang akan Elin lakukan ?
Memilih mewujudkan impian Ibu Asih tapi harus rela meninggalkan impiannya besarnya menjadi model dan meninggalkan cintanya? atau sebaliknya ?
Karakter
Elin (19 Tahun) tidak mau mendengarkan perkataan ibunya, Asih (45 Tahun) yang melarangnya menjadi model, dan meninggalkan beasiswa kedokteran yang ditawrkan padanya. Elin memilih meninggalkan Asih yang sedang sakit-sakitan demi mengejar impiannya, dengan modal perhisan yang ia curi dari ibunya. Pacar Elin, Bagas (20 Tahun) berusaha membujuk Elin untuk tidak pergi dan meminta untuk menikah dengannya. Elin menolak, karena ini kesempatan ia untuk menunjukan bakat modelnya melalui kontes modeling yang diselenggaran oleh sebuah majalah, Elin meminta Bagas untukmendukung impiannya jika Bagas mencintanya.
Ibu Asih sedih mendengar kabar dari Bagas kalau Elin sudah meninggalkan rumah demi mengejar impiannya di kota Jakarta menjadi model, impiannya mempunyai anak seorang dokter sia-sia, sudah lama ia juga ingin mendengar Elin mengaji seperti dulu. Penyakit Ibu Asih kembuh kembali setelah mengedar kabar kepergian Elin, Bagas membawanya ke rumah sakit. Di rumah sakit Ibu Asih menitipkan Elin pada Bagas, dan Ibu Asih meninggal.
Di kota Jakarta, Elin mengikuti ajang model nasional yang di adakan oleh agensi ternama, ia bertemu dengan Angelin (19 Tahun) dan Sany (19 Tahun), keduanya bersahabat. Angelin membenci Elin karena berasal dari desa ia pun merendahkannya, lain dengan Suny yang pernah bertemu dengan Elin yang pernah bertemu di kopetisi yang diadalakn oleh majalah. Elin senang bertemu kembali dengan Suny tapi tidak dengan Angelin. Angelin sombong dan angkuh, setelah mendapatkan pendidikan model di luar negeri, ia mencoba peruntungannya di Indonesia dan mencoba mengikuti ajang yang sama dengan Elin.
Bagas berusaha mencari Elin dan memberitahu kabar kematian ibunya karena nomer teleponnya sudah tidak dapat dihubungi dan Elin tidak mengontrak lagi karena ia sedang di karantina dalam sebuah kontes model sementara Elin berusaha mewujudkan impiannya tanpa mempedulikan mimpinya yang membawa pertanda kematian. Satria (24 Tahun) salah satu mentor yang menyukai Elin. Elin tidak peduli lagi dengan Bagas dan menerima cinta Satria. Hubungan Satria dan Elin membuat banyak peserta iri termasuk Angelin. Dan Angelin berusaha memisahkan keduanya dengan berbagai cara.
Kemenangan menjadi milik Elin dan ia pun di lamar oleh Satria. Elin mengajak Satria untuk menemui Ibu Asih dan meminta restu padanya. Melihat mobil mewah, orang desa takjub melihatnya dan bertanya-tanya, apa lagi saat melihat Elin dan Satria. Tapi sayang penempilan Elin membuat orang desa berfikir negative tentangnya. Elin sombong dan tidak mempedulikan orang yang melihatnya, ia mencari ibunya tapi ia tidak menemukannya, hingga akhirnya Bagas datang dan berkenalan dengan Satria. Bagas kecewa karena Elin sudah menghianatinya, ia tidak sangup lama-lama di antara keduanya dan Bagas memberitahu kematian Ibu Asih dan menyerahkan kunci rumahnya.
Elin menyesali semuanya, ia menemukan kertas yang berisikan surat harapannya yang di tulis oleh Bagas, Elin sangat terpukul dengan kematian Ibu Asih, Elin sadar sudah mengecewakan ibunya dan ia ingin mewujudkan impian ibunya menjadi dokter dan menutup auratnya namun ia binggung dengan karir yang sedang dijalaninya, hal yang tidak mungkin adalah menunup auratnya. Elin berusaha bicara pada Satria terkait keinginan ibunya sebelum meninggal, Satria tidak menyetujuinya, kuliah kedokteran akan memakan waktu dan itu akan bertentangan dengan karir Elin sebagai model dan menutup aurat juga tidak mungkin karena ia di kontrak bukan sebagai model busana muslim, Satria menyarankan untuk tidak memikirkan keingin ibunya yang sudah meninggal atau karir yang selama ini Elin perjuangkan hancur dan Satria mengancam akan memutuskannya karena ia tidak mau mempunyai pacar yang bukan model. Terpaksa Elin ikut kembali ke kota.
Elin selalu bermimpi bertemu ibunya yang sedang sedih dan meminta ia menjadi dokter agar bisa mengobati penyakitnya, dan Ibu Asih memberikannya busana muslim. Elin tidak bisa konsentrasi dalam berbagai kegiatannya yang padat, Angelin dan Suny yang menjadi pemenang kedua dan ketiga juga mengikuti kegiatan yang sama, Angelin senang melihat Elin di marahi. Hingga ia mendengar Satria marah pada Elin, karena posisinya bisa di gantikan oleh Angelin untuk mengikuti ajang model internasional jika Elin terus melakukan kesalahan. Dan untuk pertama kalinya Elin sholat kembali, ia menyesali semuanya dan meminta petunjuk dan kekuatan pada Allah SWT, Elin memutuskan mewujudkan impian ibunya dan meninggalkan dunia model.
Elin menata kehidupannya kembali di desa, ia meminta maaf pada Bagas karena sudah menghianatinya. Bagas akhirnya memutuskan untuk menikah dengan wanita pilihan ibunya, dan memberitahukan kabar bahagianya pada Elin. Elin berusaha menguatkan hatinya saat menghadiri pernikahan Bagas karena hubungan yang sudah terjalin lama ia sia-sia kan, Elin menyesalinya. Elin menjadi bahan gosip orang sekampung, hingga akhirnya ia memutuskan untuk menenangkan diri tinggal di pesantren dan masuk kuliah kedokteran.
Elin belajar banyak di pesantren, ia berusaha mewujudkan impian ibunya, menutup auratnya, menghapal Al-Quran dan menjadi dokter. Elin tidak peduli saat ada yang mencibirnya karena berita mengenai program kontes model ditayangkan kembali dan semua orang melihatnya memakai baju seksi. Beruntung istri pak kyai terus menguatkannya. Elin berusaha menghafal dan belajar agama, hingga ia berhasil menghafal beberapa surat. Ia senang biarpun terlambat, ia bisa merasakan wisuda juz ama di tengah kesibukannya kuliah kedokteran. Abu Bakar (31 Tahun) diam-diam menyukai Elin dan ia menyampaikannya pada Pak Kyai dan berniat menghitbah Elin. Abu Bakar adalah dokter pembimbing Elin, ia jatuh cinta melihat kerja keras Elin dan ditengah kesibukannya Elin mengafal Al-Quran, menurutnya Elin adalah calon ibu yang baik untu anak-anaknya.
Elin menerima lamaran Abu Bakar, tidak lama Elin menyelesaikan kuliahnya dan keduanya menikah. Elin meminta pada Abu Bakar untuk kembali ke kampung halamannya dan membuka praktek, Abu Bakar menyetujui permintaan Elin biarpun ia harus meninggalkan semua kenyaman yang ia punya. Elin membuka praktek di rumah sementara Abu Bakar bekerja di rumah sakit kota. Dalam kondisi hamil, Elin mendapatkan tawaran untuk menjadi model kembali tapi model busana muslim, ia ragu dan menanyakan pendapat Abu Bakar, beruntung ia menginjinkannya biarpun dengan syarat harus menjaga kesehatannya. Elin kembali tampil di majalah dan ia dapat mewujudkan impian ibunya dan dirinya biarpun bukan menjadi model internasional seperti mimpinya dulu.
-Selesai-