Blurb
Gentari yang berada ditahap stadium 4 pada penyakit kanker paru-parunya, berusaha memberi kesan dan kenangan sebelum ia pergi karena merasa penyakitnya tidak dapat ditangani, di tengah keterbatasannya dan merasa tidak memiliki keahlian dan bakat dalam hal apapun, disamping itu ibunya yang juga tidak menyukai kesiapan itu, dan kedua saudaranya yang tidak akrab serta harmonis.
Premis
Gentari si pengidap kanker paru-paru stadium 4 dan telah siap dengan kematian, ia berusaha memberikan banyak kesan dan kenangan sebelum ia pergi dari dunia ini, hingga kebahagiaan ia dapatkan serta kesembuhan, namun kakaknya yang pergi dari dunia ini.
Karakter
Gentari, remaja yang baru menginjak usia 17 tahun, yaitu anak bungsu dari tiga bersaudara, dengan kedua kakaknya yang sudah berkuliah dan punya kehidupan dan kesibukan masing-masing, serta ibunya yang menjadi orang tua tunggal dan selalu bekerja untuk mereka, membuat keluarga itu kurang harmonis satu sama lainnya. Ia memiliki tiga sahabat yang begitu menyayangi dan memperhatikannya, serta memiliki pacar rahasia yang sangat baik dan perhatian padanya. Sangat disayangkan, Gentari yang masih berusia muda sudah didiagnosis penyakit kanker paru-paru yang telah sampai ditahap stadium 4
Setelah mengetahui penyakitnya yang semakin parah dan ia sudah siap untuk pergi dari dunia ini, Gentari merasa kankernya memang sulit disembuhkan bahkan ia tidak ingin berobat lagi, Gentari hanya ingin memberikan kesan baik dan kenangan indah sebelum ia pergi. Meskipun mamanya menentang keras hal itu, karena ia tidak mau menganggap Gentari tidak akan hidup lebih lama. Bahkan Gentari membuat list hal-hal yang ingin ia penuhi sebelum pergi, termasuk kue ulang tahun yang harus selalu ada setiap hari. Gentari selalu merasa tidak mempunyai bakat dan kelebihan apa-apa untuk ditunjukkan pada dunia dan berkesan oleh semua orang. Gentari selalu benci dan tida suka dengan orang-orang yang mengasihaninya karena penyakit tersebut. Randi dan Putri berbeda, Randi tidak ingin memperlihatkan kebaikannya pada Gentari saat ia sekarat seperti ini, agar Gentari tidak merasa hidupnya tidak akam lama lagi, sedangkan Putri terus mendekat agar memberikan kesan yang baik sebelum Gentari pergi. Putri lah yang terus mendukung dan membantunya untuk memenuhi segala impian dan keinginannya. Setelah lama tidak bersekolah, Gentari bersikeras untuk kembali sekolah dengan perhatian penuh dari sahabat dan pacarnya, agar ia bisa banyak menghabiskan waktu dengan teman-temannya, dan bisa memberikan kesan semampunya. Gentari mulai menulis kalimat-kalimat indah, dan mempostingnya ke sosial media, juga menulis di buku harian untuk dibaca oleh Putri, hingga ia merasa bahagia dan nyaman dengan hal itu. Orang-orang di sekelilingnya juga mendukung terus Gentari. Ia juga putus dari hubungannya dengan Ben. Gentari sudah mulai menerima segala tentang kehidupannya. Keluarga yang harmonis membuat Gentari terlalu nyaman dan berharap akan hidup lebih lama.
Takdir membawa kenyataan yang menyakitkan, Tuhan mengambil kakak perempuan Gentari dalam sebuah tragedi yang tak terduga. Hingga ia sadar bahwa persiapan kematian, kesan dan kenangan tidak harus dipenuhi hanya karena divonis dengan penyakit yang mematikan.Tapi itu adalah cara menjalani kehidupan dan tidak menyia-nyiakan waktu, karena pada dasarnya semua manusia telah divonis kematian dengan waktu yang tidak terduga. Akhirnya Gentari benar-benar dinyatakan sembuh dari kankernya setelah berjuang dalam pengobatan, limpahan kebahagiaan, dan doa yang selalu dipanjatkan. Ia bebas dan begitu bahagia.