Blurb
Naya, yang baru kenal dengan Ary selama 2 minggu dan langsung dilamar oleh Ary, ingin mencari tahu ada apa di balik lamaran yang terlalu terburu-buru dan mencurigakan ini. Namun, sikap Ary yang tertutup dan kebohongannya pada Naya justru memperparah keadaan, membuat Naya nekat melakukan hal drastis demi mendapatkan kebenaran dan ketenangan, meski hubungannya jadi taruhan.
Premis
Naya, yang baru kenal dengan Ary selama 2 minggu dan langsung dilamar oleh Ary, ingin mencari tahu ada apa di balik lamaran yang terlalu terburu-buru dan mencurigakan ini. Namun, sikap Ary yang tertutup dan kebohongannya pada Naya justru memperparah keadaan dan mempertaruhkan hubungan mereka sendiri.
Karakter
Naya (25 tahun) dan Ary (27 tahun) pertama kali bertemu di Kafe Biru. Mereka baru berkenalan selama dua minggu, dan langsung nyambung satu sama lain. Saat Ary tiba-tiba melamarnya, Naya tidak bisa menjawab. Ia merasa hubungannya dengan Ary too good to be true dan terlalu cepat. Ia merasa Ary sempurna baginya, tetapi ia percaya bahwa tidak ada situasi atau orang yang sempurna; selalu ada sesuatu yang buruk di baliknya. Apalagi, pengalaman terakhirnya dengan laki-laki yang beda kulit dengan isinya hampir sama seperti ini. Ini membuatnya gelisah.
Saat suatu hari Ary ditelepon oleh salah satu mantan pacarnya (Rani), Naya bertekad untuk mencari tahu tentang semua mantan pacar Ary dan kehidupan Ary secara umum. Naya pun mulai menggali-gali ke Ary.
Ary yang bersikap tidak jelas dan cenderung abu-abu membuat Naya makin curiga dan mengambil tindakan yang lebih nekat dan melewati batas. Saat situasi makin tak terkendali, dua sahabat Naya, Detha (25 tahun) dan Kiki (25 tahun), kemudian meminta Naya untuk stop mencari tahu lagi soal Ary dan menyarankan untuk break. Naya pun setuju, dan langsung meluncur ke Kafe untuk mengatakannya pada Ary.
Sesampainya di Kafe, di jauh setelah jam tutup dan tidak ada orang selain mereka berdua, Naya menyaksikan Ary yang menenggak alkohol di belakang kafe. Naya pun speechless. Kejadian ini menjadi titik kritis bagi Naya dan Ary, dan Ary pun mengakhiri hubungan mereka.
Saat kebenaran demi kebenaran terungkap, Naya justru menyesal sudah bersikap terlalu curiga selama ini. Naya akhirnya sadar bahwa ketidakyakinannya pada diri sendiri dan sekitarnya ini membuat dia bias dalam melihat dan menilai seseorang, atau sebuah hubungan. Naya yang sudah cukup yakin malah dibiaskan oleh rasa tidak percaya ketakutan dalam dirinya sendiri. Ketakutan akan masa lalunya malah merenggut masa depannya.
Setelah titik balik ini, semuanya bergantung pada Naya dan Ary untuk menentukan masa depan mereka.