Mukena Kecil Script Flm

Oleh: Writer In Box

Blurb

Asyifa Azzahra adalah gadis kecil berusia 12 tahun yang tinggal bersama Neneknya di sebuah rumah kardus yang berada di bawah kolong jembatan, karena terusir dari rumah mereka. Setiap pagi Sang Nenek selalu menambal mukena dengan jahitan jelujur menggunakan kain perca. Meskipun, Asyifa terlihat keras kepala, egois,dan terkesan sombong. Namun, dia sebenarnya sangat perhatian dan sayang kepada Neneknya dan berharap suatu hari dia mampu membelikan mukena untuk Sang Nenek. Asyifa berusaha mengumpulkan uang dengan memulung, mengamen ditemani oleh Irsyad, bocah lelaki berusia 5 tahun yang memiliki ganguan bicara Afasia Broca dan ditinggal pergi oleh Ibunya. Uang yang mereka kumpulkan tidaklah cukup, hanya mampu membeli mukena kecil. Hingga suatu hari Asyifa sholat Zuhur di sebuah masjid, ia sangat tertarik dengan mukena yang barusan digunakannya. Meskipun, mukena itu menelan tubuh kecilnya. Tangan mungil Asyifa meraba lembut mukena berbahan katun itu mengingat Sang Nenek. Kepolosan  membuat Asyifa berniat untuk meminjam mukena itu. Tanpa disadari tangan Asyifa memasukkan mukena ke dalam kantong plastik yang kebetulan ia bawa, dan berjanji pada Allah Swt akan mengembalikannya pada esok hari. Jemaah yang menyadari tindakkan Asyifa langsung meneriakinya maling, ia dituduh mencuri mukena masjid,dan tuduhan itu melebar pada pencurian kotak amal yang selama ini sering terjadi di Masjid itu. Masa mulai membuat hukumnya sendiri dan Asyifa 'pun masuk ke dalam bui. Di lapas Anak, Asyifa bertemu sipir baik hati dan penyayang bernama Ghibran. Ghibran yang awalnya kewalahan dengan sikap dan tindakkan Asyifa yang selalu berusaha kabur dari lapas. Mulai memperjuangkan nasib Asyifa agar bisa keluar dari penjara setelah mengetahui kisah dibalik kasus Asyifa.

Kisah ini terinspirasi dari kumpulan puisi penulis Sajak Bisu Penyair Pinggiran.

Note cover by writer In box

Premis

Kisah  seorang gadis kecil berusia 12 tahun bernama Asyifa Azahra yang ingin membelikan sebuah mukena untuk Neneknya, tetapi harus masuk ke lapas Anak, karena dituduh mencuri mukena dan kotak amal masjid.

Karakter

Asyifa Azzahra adalah gadis kecil berusia 12 tahun yang tinggal bersama Neneknya di sebuah rumah kardus yang berada di bawah kolong jembatan, karena terusir dari rumah mereka. Setiap pagi Sang Nenek selalu menambal mukena dengan jahitan jelujur menggunakan kain perca. Meskipun, Asyifa terlihat keras kepala, egois,dan terkesan sombong. Namun, dia sebenarnya sangat perhatian dan sayang kepada Neneknya dan berharap suatu hari dia mampu membelikan mukena untuk Sang Nenek. Asyifa berusaha mengumpulkan uang dengan memulung, mengamen ditemani oleh Irsyad, bocah lelaki berusia 5 tahun yang memiliki ganguan bicara Afasia Broca dan ditinggal pergi oleh Ibunya. Uang yang mereka kumpulkan tidaklah cukup, hanya mampu membeli mukena kecil. Hingga suatu hari Asyifa sholat Zuhur di sebuah masjid, ia sangat tertarik dengan mukena yang barusan digunakannya. Meskipun, mukena itu menelan tubuh kecilnya. Tangan mungil Asyifa meraba lembut mukena berbahan katun itu mengingat Sang Nenek. Kepolosan membuat Asyifa berniat untuk meminjam mukena itu. Tanpa disadari tangan Asyifa memasukkan mukena ke dalam kantong plastik yang kebetulan ia bawa, dan berjanji pada Allah Swt akan mengembalikannya pada esok hari. Jemaah yang menyadari tindakkan Asyifa langsung meneriakinya maling, ia dituduh mencuri mukena masjid,dan tuduhan itu melebar pada pencurian kotak amal yang selama ini sering terjadi di Masjid itu. Masa mulai membuat hukumnya sendiri dan Asyifa 'pun masuk ke dalam bui. Di lapas Anak Asyifa bertemu sipir baik hati dan penyayang bernama Ghibran. Ghibran yang awalnya kewalahan dengan sikap dan tindakkan Asyifa yang selalu berusaha kabur dari lapas. Mulai memperjuangkan nasib Asyifa agar bisa bebas dari penjara. Ghibran berhasil memperjuangkan nasib Asyifa . Ia dapat bebas dari penjara, tetapi Sang Nenek yang putus asa di dalam mencari Asyifa selama ini. Meninggal di dalam sujudnya. Ghibran mengadopsi Asyifa sebagai Anak angkatnya. Sedangkan, Irsyad perjuangannya menunggu Ibunya tidaklah sia-sia. Akhirnya, ia dijemput oleh Ibunya.
Lihat selengkapnya