Blurb
Gala dan Rena adalah sepasang suami istri baru yang selalu rutin menjadi bahan gunjingan ibu-ibu komplek. Hal itu terjadi karena lengkingan legendaris Rana di setiap pagi yang dikira pertengkaran oleh ibu-ibu komplek mereka. Pada hal, Rana tengah berupaya membangunkan Gala untuk mengantarnya ke kantor. Gala susah bangun pagi, karena jam tidurnya tidak normal. Sebagai seorang penulis skenario, Gala lebih sering bekerja hingga lewat tengah malam, sementara Rena normalnya wanita karier yang setiap hari bekerja.
Karena perbedaan pekerjaan itulah yang kadang kala membuat pergunjingan tetangga mereka yang dipelopori oleh Bu Santoso. Tetangga mereka tidak pernah paham bagaimana Gala bekerja karena pekerja kreatif selalu asing di mata masyarakat awam. Gala digunjing sebagai pengangguran dan Rena digunjing sebagai perempuan yang salah memilih laki-laki. Pergunjingan tetangga mereka selalu sejalan dengan masalah khas rumah tangga baru yang terjadi antara Gala dan Rena.
Salah satu masalah yang terjadi adalah ketika Rena susah payah memasak untuk makan malam Gala. Ia harus berkali-kali menelepon Mama Gala untuk membuat pindang patin buatan Gala. Ketika masakan itu selesai, Gala rupanya tidak pulang di jam makan malam, Gala lupa dan malah menonton bareng pertandingan Timnas Indonesia di sebuah kafe selepas meeting bersama Dian Pramesti Ayu,seorang aktris sekaligus client-nya. Hal tersebut membuat Rena kesal dan pergi ke rumah orang tuanya yang tak jauh dari mereka. Hal yang kemudian menjadi bahan pergunjingan Bu Santoso bahwa rumah tangga mereka mulai kandas.
Suatu ketika, Gala diajak Dian Pramesti Ayu untuk bergabung dengan production house-nya, karena memang Dian menyukai cara Gala menulis skenario. Namun itu tidak mudah, Gala memiliki production house sendiri yang ia bangun secara kolektif bersama teman-temannya. Untuk memuluskan rencananya ia mengajak production house Gala merjer dengan miliknya, bahkan Dian samapai datang langsung ke rumah Gala. Rupanya hal tersebut memancing perhatian Bu Santoso dan gengnya. Meskipun mereka terkejut mendapati Gala didatangi artis dan Bu Santoso mulai paham bahwa Gala bukan pengangguran seperti yang ia kira, tapi itu bukan alasan untuk Bu Santoso tidak nyinyir kepada Gala. Ia menduga bahwa Gala berselingkuh dengan Dian Pramesti Ayu.
Selepas meeting singkat, Gala meminta waktu kepada Dian untuk berpikir. Karena Gala tak enak menolak langsung. Gala ingin indipenden bersama teman-temannya. Lagi pula ia pun harus berdiskusi kepada Rena.
Gala menjemput Rena ke rumah orang tuanya sepulang Rena kerja. Ia meminta maaf kepada Rena dan membawakan Rena sebuket bunga, ia pun menunjukkan video ketika ia makan masakan Rena meski sudah dingin, meskipun Rena masih sedikit kesal, ia akhirnya memaafkan Gala dan pulang kembali ke rumah mereka.
Belakangan, Rena mulai lebih rajin memasak dan melakukan pekerjaan rumah tangga, bahkan setelah ia pulang kerja. Gala mulai heran dengan perubahan Rena. Lama kelamaan Rena mulai lebih cerewet dengan berbagai kebiasaan kecil Gala terkait kerapihan dan kebersihan di rumah, hal yang selalu memicu perdebatan kecil. Jelas Gala merasa mulai tidak nyaman, apalagi ketika Rena mulai mengatur jam kerja dan jam istirahat Gala. Makin seringlah mereka berdebat. Namun ada alasan dari Rena melakukan semua itu, ia hanya ingin menjadi istri yang sempurna. Bisa mengurus rumah tangga dengan baik meski ia pun sibuk dengan karirnya. Rena memaksakan diri untuk sempurna dan itu tidak cocok dengan Gala. Gala hanya ingin rumah tangga barunya berjalan sesuai dengan keadaan yang terjadi. Gala tidak mempermasalahkan Rena yang masakannya tidak seenak mamanya atau Rena yang tidak sempat membereskan rumah dan melakukan pekerjaan rumah tangga lainnya. Ia bisa mem-back up Rena mengurus rumah tangga. Gala mencintai Rena tanpa menuntut Rena menjadi perempuan rumah tangga yang hebat, Gala hanya ingin Rena menjadi apa yang nyaman bagi diriya tanpa semua itu dipaksakan.
Pada akhirnya, rumah tangga mereka berjalan kembali harmonis meskipun terkadang rumah berantakan. Mereka lebih saling menerima dan tidak menuntut satu sama lain. Mereka sepakat, bahwa rumah tangga yang baik itu adalah rumah tangga yang bisa menjadi tempa yang hangat untuk pulang dan saling mendukung menapaki tangga impian masing-masing.
Premis
Drama-drama yang terjadi dalam masa awal rumah tangga.
Karakter
Gala dan Rena adalah sepasang suami istri baru yang selalu rutin menjadi bahan gunjingan ibu-ibu komplek. Hal itu terjadi karena lengkingan legendaris Rana di setiap pagi yang dikira pertengkaran oleh ibu-ibu komplek mereka. Pada hal, Rana tengah berupaya membangunkan Gala untuk mengantarnya ke kantor. Gala susah bangun pagi, karena jam tidurnya tidak normal. Sebagai seorang penulis skenario, Gala lebih sering bekerja hingga lewat tengah malam, sementara Rena normalnya wanita karier yang setiap hari bekerja.
Karena perbedaan pekerjaan itulah yang kadang kala membuat pergunjingan tetangga mereka yang dipelopori oleh Bu Santoso. Tetangga mereka tidak pernah paham bagaimana Gala bekerja karena pekerja kreatif selalu asing di mata masyarakat awam. Gala digunjing sebagai pengangguran dan Rena digunjing sebagai perempuan yang salah memilih laki-laki. Pergunjingan tetangga mereka selalu sejalan dengan masalah khas rumah tangga baru yang terjadi antara Gala dan Rena.
Salah satu masalah yang terjadi adalah ketika Rena susah payah memasak untuk makan malam Gala. Ia harus berkali-kali menelepon Mama Gala untuk membuat pindang patin buatan Gala. Ketika masakan itu selesai, Gala rupanya tidak pulang di jam makan malam, Gala lupa dan malah menonton bareng pertandingan Timnas Indonesia di sebuah kafe selepas meeting bersama Dian Pramesti Ayu,seorang aktris sekaligus client-nya. Hal tersebut membuat Rena kesal dan pergi ke rumah orang tuanya yang tak jauh dari mereka. Hal yang kemudian menjadi bahan pergunjingan Bu Santoso bahwa rumah tangga mereka mulai kandas.
Suatu ketika, Gala diajak Dian Pramesti Ayu untuk bergabung dengan production house-nya, karena memang Dian menyukai cara Gala menulis skenario. Namun itu tidak mudah, Gala memiliki production house sendiri yang ia bangun secara kolektif bersama teman-temannya. Untuk memuluskan rencananya ia mengajak production house Gala merjer dengan miliknya, bahkan Dian samapai datang langsung ke rumah Gala. Rupanya hal tersebut memancing perhatian Bu Santoso dan gengnya. Meskipun mereka terkejut mendapati Gala didatangi artis dan Bu Santoso mulai paham bahwa Gala bukan pengangguran seperti yang ia kira, tapi itu bukan alasan untuk Bu Santoso tidak nyinyir kepada Gala. Ia menduga bahwa Gala berselingkuh dengan Dian Pramesti Ayu.
Selepas meeting singkat, Gala meminta waktu kepada Dian untuk berpikir. Karena Gala tak enak menolak langsung. Gala ingin indipenden bersama teman-temannya. Lagi pula ia pun harus berdiskusi kepada Rena.
Gala menjemput Rena ke rumah orang tuanya sepulang Rena kerja. Ia meminta maaf kepada Rena dan membawakan Rena sebuket bunga, ia pun menunjukkan video ketika ia makan masakan Rena meski sudah dingin, meskipun Rena masih sedikit kesal, ia akhirnya memaafkan Gala dan pulang kembali ke rumah mereka.
Belakangan, Rena mulai lebih rajin memasak dan melakukan pekerjaan rumah tangga, bahkan setelah ia pulang kerja. Gala mulai heran dengan perubahan Rena. Lama kelamaan Rena mulai lebih cerewet dengan berbagai kebiasaan kecil Gala terkait kerapihan dan kebersihan di rumah, hal yang selalu memicu perdebatan kecil. Jelas Gala merasa mulai tidak nyaman, apalagi ketika Rena mulai mengatur jam kerja dan jam istirahat Gala. Makin seringlah mereka berdebat. Namun ada alasan dari Rena melakukan semua itu, ia hanya ingin menjadi istri yang sempurna. Bisa mengurus rumah tangga dengan baik meski ia pun sibuk dengan karirnya. Rena memaksakan diri untuk sempurna dan itu tidak cocok dengan Gala. Gala hanya ingin rumah tangga barunya berjalan sesuai dengan keadaan yang terjadi. Gala tidak mempermasalahkan Rena yang masakannya tidak seenak mamanya atau Rena yang tidak sempat membereskan rumah dan melakukan pekerjaan rumah tangga lainnya. Ia bisa mem-back up Rena mengurus rumah tangga. Gala mencintai Rena tanpa menuntut Rena menjadi perempuan rumah tangga yang hebat, Gala hanya ingin Rena menjadi apa yang nyaman bagi diriya tanpa semua itu dipaksakan.
Pada akhirnya, rumah tangga mereka berjalan kembali harmonis meskipun terkadang rumah berantakan. Mereka lebih saling menerima dan tidak menuntut satu sama lain. Mereka sepakat, bahwa rumah tangga yang baik itu adalah rumah tangga yang bisa menjadi tempa yang hangat untuk pulang dan saling mendukung menapaki tangga impian masing-masing.