Orang-orang Bawah

Oleh: Indah Zuhairani Siregar

Blurb

Bob, Ryzki, Alex, Iben, Nat adalah team yang solid sebagai pekerja perbaikan saluran air. Mereka memiliki seorang mandor yang dipanggil Bang Dor. Mereka bukan dengan kebetulan berada pada lokasi kerja yang sama. Ke-limanya adalah orang-orang yang dengan sengaja menawarkan diri untuk dipekerjakan pada project perbaikan ini. Meski mereka sadar betul, untuk mengejar achievement sang mandor, mereka harus bekerja dengan jam yang lebih banyak dibanding para pekerja lain. Memang upah yang didapat jelas berlipat dari mengambil project pembangunan atau perbaikan dilain tempat.
Bob yang seorang duda diusia 32 tahun, memang mengambil kesempatan ini untuk mengisi kesepiannya di rumah. Tidak memiliki anak dari istrinya, adalah hal yang membuat hari-hari jadi begitu monoton, alasan itulah yang membuatnya bersedia, bekerja dari pukul 6 pagi sampai pukul 9 malam, di project perbaikan saluran air bawah tanah. Dengan segala konsekuensinya. Sebagai seorang yang pernah mengalami patah hati parah, Bob cukup mahir mendeskripsikan kepahitan dalam bentuk yang puitik. Dia senang mengarang bebas untuk dirinya sendiri dan teman se-teamnya. Dibantu Iben, kadang mereka menciptakan satu alunan lagu yang menghibur di sela-sela kerjanya
Ryzki, seorang perantau yang belum tau kapan akan menyempatkan kaki melangkah pulang, masih belum bisa mengeksplore kota yang dia datangi. Berteman dengan para pekerja adalah hal terbaik yang dia lakukan. Meski istri dan anaknya sering kali menelpon agar dia menyegerakan pulang. Tetapi faktor-faktor klise, membuat dia harus terus urung untuk pulang. Mengumpul akan lebih baik daripada terburu-buru tanpa membawa sesuatu yang berarti. Bukan tidak rindu, tentu itu sangat pelik baginya. Tetapi tujuan merantau untuk memperbaiki ekonomi di kampung, harus dia penuhi dengan mengorbankan rasa rindu itu. Dia termasuk orang yang mengalir.
Alex, laki-laki muda, lajang. Memang memiliki orangtua, tapi namanya laki-laki, tentu dia lebih menikmati berada di luar rumah ketimbang mendengar repetan orang tua yang melulu bertanya tentang siapa calon istrinya. Merasa tidak terlalu tertarik dengan kehidupan hedon ala anak muda dan kongkow di beberapa tempat nongkrong, menjadikannya lebih nyaman mengambil pekerjaan ini. Memang lebih letih, tapi sebagai anak muda, dia merasa tenaganya masih cukup untuk bekerja dengan jam yang panjang. Belum lagi penghasilan itu bisa dia berikan sebagai uang tutup mulut, agar ibunya tidak selalu bertanya, mana calon istrimu. Karena ternyata, uang belanja lebih kepada ibu, cukup manjur untuk mengenyampingkan pertanyaan-pertanyaan menyebalkan itu.
Iben, seorang mantan napi karena kasus pencurian, mencoba insaf dan ingin menjauhkan diri dari silau kehidupan kota. Menurutnya, naluri mencurinya masih terus menyala jika melihat gemerlap orang-orang yang berlalu lalang disekitarnya. Tapi dia juga tak mau merasakan dinginnya sel tahanan. Dipukuli banyak orang. Dan dihajar pula oleh kepala kamar. Tak mau merasakan kebas dan gatal karena sakit sima. Dan memang, dia berharap memiliki kehidupan lebih baik. Malam sebetulnya tempat hasrat itu berkecamuk. "Sulit membunuh kebiasaan lama": katanya. Untuk itu dia harus betul-betul capek, agar niat menjadi pencuri itu bisa pelan-pelan hilang. Sebagai laki-laki yang memang tak memilih menikah, karena merasa belum pantas. Dia mengambil kontrak project itu. Kebetulan Bob sebagai teman yang mengajaknya juga berada diteam yang sama. Dia merasa perlu punya teman untuk mengajaknya bergerak cepat dan jauh dari tingkah lakunya dulu. Memiliki intuisi yang tinggi terhadap musik. Iben termasuk orang yang paling bisa menghibur kawan-kawan teamnya dengan bekerja sambil menyulap bunyi-bunyian menjadi komposisi musik yang menyenangkan.
Nat, pencatat keuangan Bang Dor diproject perbaikan saluran air. Dia memiliki kewenangan besar untuk memeriksa aktifitas teamnya di bawah. Dan hal itu sebagai jalan membunuh bosannya di meja kerja. Bekerja sendirian di ruangan sederhana membuat dia sering mengeluh karena sunyi. Sementara Bang Dor sendiri jarang masuk pagi. Dan ketika ada yang perlu ditanyakan, Nat harus menunggu Bang Dor datang. Nah ketika senggang waktu, atau sengaja mencuri waktu, dia akan merkunjung ke bawah, sekedar mencari teman bicara. Dan sesekali menikmati tingkah 4 orang kawannya yang cukup nakal padanya. Sebagai seorang gadis muda, dia tak memilih menambah pikiran dengan urusan cinta. Tetapi jam kerja yang dipilihnya Tetap pada rentang waktu yang normal.
Bang Dor, seorang mandor bajingan yang cukup dibenci teamnya karena alasan tingkah laku genitnya. Suka mabuk dan mengajak teman kencan perempuannya ke ruang saluran bawah. Baginya itu tempat romantis yang misterius. Perempuan malam akan suka dengan tempat-tempat seperti itu, memang, dia cukup loyal kepada anak buah. Memberi bonus, lembur dan tepat waktu membayar upah. Tetapi, dia kadang kurang kontrol, sehingga, kekecewaan anak buahnya adalah, mereka juga butuh review atas apa yang mereka kerjakan. Tetapi jarang sekali itu dia lakukan. Dan sesekali waktu datang, tiba-tiba sudah marah, dan harus membongkar karena tidak sesuai dengan spek yang dia mau. Padahal dari gambar design yang dia beri, semuanya sudah dilakukan dengan benar.
Intan, perempuan yang memilih lari dari suaminya. Dan sekali waktu menjadi teman kecan Bang Dor. Dia diajak ke ruang bawah. Dan menjalani tugas sebagai teman kencan yang layak. Tetapi, ntah apa yang membuat Bang Dor menggila. Mabuk yang berlebihan membuatnya begitu beringas, sehingga nyaris intan menjadi korban.

Premis

Kerasnya kehidupan keperja bawah tanah

Karakter

Bob, Ryzki, Alex, Iben, Nat adalah team yang solid sebagai pekerja perbaikan saluran air. Mereka memiliki seorang mandor yang dipanggil Bang Dor. Mereka bukan dengan kebetulan berada pada lokasi kerja yang sama. Ke-limanya adalah orang-orang yang dengan sengaja menawarkan diri untuk dipekerjakan pada project perbaikan ini. Meski mereka sadar betul, untuk mengejar achievement sang mandor, mereka harus bekerja dengan jam yang lebih banyak dibanding para pekerja lain. Memang upah yang didapat jelas berlipat dari mengambil project pembangunan atau perbaikan dilain tempat.
Bob yang seorang duda diusia 32 tahun, memang mengambil kesempatan ini untuk mengisi kesepiannya di rumah. Tidak memiliki anak dari istrinya, adalah hal yang membuat hari-hari jadi begitu monoton, alasan itulah yang membuatnya bersedia, bekerja dari pukul 6 pagi sampai pukul 9 malam, di project perbaikan saluran air bawah tanah. Dengan segala konsekuensinya. Sebagai seorang yang pernah mengalami patah hati parah, Bob cukup mahir mendeskripsikan kepahitan dalam bentuk yang puitik. Dia senang mengarang bebas untuk dirinya sendiri dan teman se-teamnya. Dibantu Iben, kadang mereka menciptakan satu alunan lagu yang menghibur di sela-sela kerjanya
Ryzki, seorang perantau yang belum tau kapan akan menyempatkan kaki melangkah pulang, masih belum bisa mengeksplore kota yang dia datangi. Berteman dengan para pekerja adalah hal terbaik yang dia lakukan. Meski istri dan anaknya sering kali menelpon agar dia menyegerakan pulang. Tetapi faktor-faktor klise, membuat dia harus terus urung untuk pulang. Mengumpul akan lebih baik daripada terburu-buru tanpa membawa sesuatu yang berarti. Bukan tidak rindu, tentu itu sangat pelik baginya. Tetapi tujuan merantau untuk memperbaiki ekonomi di kampung, harus dia penuhi dengan mengorbankan rasa rindu itu. Dia termasuk orang yang mengalir.
Alex, laki-laki muda, lajang. Memang memiliki orangtua, tapi namanya laki-laki, tentu dia lebih menikmati berada di luar rumah ketimbang mendengar repetan orang tua yang melulu bertanya tentang siapa calon istrinya. Merasa tidak terlalu tertarik dengan kehidupan hedon ala anak muda dan kongkow di beberapa tempat nongkrong, menjadikannya lebih nyaman mengambil pekerjaan ini. Memang lebih letih, tapi sebagai anak muda, dia merasa tenaganya masih cukup untuk bekerja dengan jam yang panjang. Belum lagi penghasilan itu bisa dia berikan sebagai uang tutup mulut, agar ibunya tidak selalu bertanya, mana calon istrimu. Karena ternyata, uang belanja lebih kepada ibu, cukup manjur untuk mengenyampingkan pertanyaan-pertanyaan menyebalkan itu.
Iben, seorang mantan napi karena kasus pencurian, mencoba insaf dan ingin menjauhkan diri dari silau kehidupan kota. Menurutnya, naluri mencurinya masih terus menyala jika melihat gemerlap orang-orang yang berlalu lalang disekitarnya. Tapi dia juga tak mau merasakan dinginnya sel tahanan. Dipukuli banyak orang. Dan dihajar pula oleh kepala kamar. Tak mau merasakan kebas dan gatal karena sakit sima. Dan memang, dia berharap memiliki kehidupan lebih baik. Malam sebetulnya tempat hasrat itu berkecamuk. "Sulit membunuh kebiasaan lama": katanya. Untuk itu dia harus betul-betul capek, agar niat menjadi pencuri itu bisa pelan-pelan hilang. Sebagai laki-laki yang memang tak memilih menikah, karena merasa belum pantas. Dia mengambil kontrak project itu. Kebetulan Bob sebagai teman yang mengajaknya juga berada diteam yang sama. Dia merasa perlu punya teman untuk mengajaknya bergerak cepat dan jauh dari tingkah lakunya dulu. Memiliki intuisi yang tinggi terhadap musik. Iben termasuk orang yang paling bisa menghibur kawan-kawan teamnya dengan bekerja sambil menyulap bunyi-bunyian menjadi komposisi musik yang menyenangkan.
Nat, pencatat keuangan Bang Dor diproject perbaikan saluran air. Dia memiliki kewenangan besar untuk memeriksa aktifitas teamnya di bawah. Dan hal itu sebagai jalan membunuh bosannya di meja kerja. Bekerja sendirian di ruangan sederhana membuat dia sering mengeluh karena sunyi. Sementara Bang Dor sendiri jarang masuk pagi. Dan ketika ada yang perlu ditanyakan, Nat harus menunggu Bang Dor datang. Nah ketika senggang waktu, atau sengaja mencuri waktu, dia akan merkunjung ke bawah, sekedar mencari teman bicara. Dan sesekali menikmati tingkah 4 orang kawannya yang cukup nakal padanya. Sebagai seorang gadis muda, dia tak memilih menambah pikiran dengan urusan cinta. Tetapi jam kerja yang dipilihnya Tetap pada rentang waktu yang normal.
Bang Dor, seorang mandor bajingan yang cukup dibenci teamnya karena alasan tingkah laku genitnya. Suka mabuk dan mengajak teman kencan perempuannya ke ruang saluran bawah. Baginya itu tempat romantis yang misterius. Perempuan malam akan suka dengan tempat-tempat seperti itu, memang, dia cukup loyal kepada anak buah. Memberi bonus, lembur dan tepat waktu membayar upah. Tetapi, dia kadang kurang kontrol, sehingga, kekecewaan anak buahnya adalah, mereka juga butuh review atas apa yang mereka kerjakan. Tetapi jarang sekali itu dia lakukan. Dan sesekali waktu datang, tiba-tiba sudah marah, dan harus membongkar karena tidak sesuai dengan spek yang dia mau. Padahal dari gambar design yang dia beri, semuanya sudah dilakukan dengan benar.
Intan, perempuan yang memilih lari dari suaminya. Dan sekali waktu menjadi teman kecan Bang Dor. Dia diajak ke ruang bawah. Dan menjalani tugas sebagai teman kencan yang layak. Tetapi, ntah apa yang membuat Bang Dor menggila. Mabuk yang berlebihan membuatnya begitu beringas, sehingga nyaris intan menjadi korban. dan akhirnya Bob dengan rasa kesal, marah, akhirnya membunuh Bang Dor.

Lihat selengkapnya