Blurb
Benjamin tidak pernah menyerah akan mimpinya menjadi seorang penulis yang menjadi inspirasi bagi semua pembacanya. Penolakan ia terima. Juga banyak tekanan orang tua bahwa ia harus berhenti berlarut dengan hal yang terus saja mendapatkan hasil gagal. Kegagalan itu buat Benjamin tidak pernah menyerah, terus mencoba sampai memang tidak ada lagi kesempatan baginya.
Premis
Benjamin menajdi seseorang yang tidak akan menyerah pada mimpinya dengan mudah, sampai ia sampai pada titik berpikir bahwa mimpinya harus sampai walau apapun yang terjadi.
Karakter
Perjalanan Benjamin dalam meraih mimpinya tidak juga mudah, banyaknya kegagalan buatnya sedikit bingung dalam keputusannya memutuskan mempertahankan mimpinya. Namun, banyak hal terjadi sampai nemuin orang-orang yang meyakinkannya bahwa menyerah akan mimpi merupakan keputusan terburuk. Maka melanjutkan langkah yang sudah mulai lambat dipilih oleh Benjamin.
Adanya project terbaru, Benjamin bertemu dengan Kuswan Rajendra dan keluarganya. Mengenalkan Benjamin pada kelamnya hidup keluarga yang awalnya sangat hangat.
Kepergian anak pertama keluarga Rajendra karena merasa terbelenggu akan keingin Ayahnya buat rumah yang tadinya hangat karena canda tawa menjadi makin sepi dan kosong dikarenakan kedekatan Daffa Armani bepengaruh kepada adik bungsunya menjadi murung.
Kepergian Daffa Armani buat Arnawama yang seharusnya sedang menjalani bangku kuliah di fakultas kedokteran berhenti. Karena Arnawama merasa bertanggung jawab akan tugas sang Abang yang pergi tiba-tiba.
Dari anggota keluarga Rajendra, banyak hal yang didapati oleh Benjamin dalam meraih mimpinya.
Bertemu dengan Daffa yang dengan berani meninggalkan segalanya demi mimpi besarnya.
Bertemu dengan Arnawama yang merelakan mimpinya sebagai Dokter demi melanjutkan perusahaan Ayahnya.
Bertemu Lysia yang memutuskan pergi dari rumah karena merasa tidak lagi berarti. Dan tidak didukung akan pekerjaan impiannya sebagai penyiar radio.
Pada akhirnya, kehilangan terbesar menjadi perpisahan dan penyesalan.
Kepergian arnawama menjadi satu kehilangan terbesar yang dirasakan keluarga Rajendra.