Blurb
Salsa, seorang perempuan yang berusia mendekati tiga puluh tahun namun belum juga menikah.
Alasan kenapa belum juga menikah karena hutang perusahaan milik ayahnya yang belum juga lunas.
Ia tidak memberi tahu kepada ibunya kalau perusahaan yang ia teruskan itu memiliki hutang ke bank.
Saat ibunya mendesaknya agar segera menikah, Salsa menjawab hanya ingin punya rumah sendiri sebelum menikah.
Dan ketika hutangnya sedikit lagi lunas, ia mencoba membuka hati untuk lelaki. Sialnya, lelaki yang berprofesi sebagai dosen malah berbuat pelecehan seksual kepada mahasiswinya.
Atas kejadian itu ia kembali fokus kepada perusahaannya agar hutangnya benar-benar terbayar.
Setelah terbayar, ia membuka hatinya lagi demi membahagiakan ibunya yang terus mendesak agar segera menikah.
Ada seorang lelaki, temannya saat kuliah dulu yang kini menjadi founder PK (Peduli Kemanusiaan) DONASI. Ia menelusuri temannya itu secara teliti hingga akhirnya ia mau menerima lamarannya.
Dua minggu menuju pernikahan, Ardi (calonnya) yang menjadi founder PK DONASI tersangka sebagai penyelewengan dana dan pencucian uang.
Mendengar kabar tersebut jantung Ibunya langsung kumat sampai dibawa ke rumah sakit dan di vonis jika tidak sadar dalam waktu seminggu sudah dipastikan akan meninggal.
Salsa yang semula berniat akan menikah demi membahagiakan ibunya malah membuat keadaannya semakin buruk.
Dan tidak hanya tertimpa masalah itu, perusahaan ayahnya yang bergerak di bidang ikan untuk ekspor ke Amerika pun tiba-tiba izinnya diberhentikan karena negara tersebut mengalami resesi.
Hidup Salsa semakin hancur lagi, ia ingin sekali menyerah. Ia ingin ikut mati jika ibunya mati. Namun, Rifki yang menyamar menjadi OB di perusahaannya selalu menyemangatinya.
Di titik terendah Salsa yang semakin lemah, Rifki mengaku bahwa ia sejak awal bekerja di perusahaan itu hanya sekedar ingin balas budi kepada ayahnya Salsa yang telah menolong kedai kopi miliknya yang hampir saja bangkrut karena tidak mampu membayar tagihan kontrakan. Dan dalam keadaan seperti itu, Rifki rela melakukan apapun demi menyelamatkan perusahaan dan keluarga Salsa.
Rifki bahkan tidak hanya menyelamatkan perusahaannya, ia menyelamatkan rasa malu Salsa yang telah menyebarkan kabar akan menikah dalam waktu dekat.
Rifki melamar Salsa di hadapan ibunya yang belum juga sadar. Setelah kata-kata akan melamar anaknya diucapkan dekat telinga ibunya, ibunya membuka matanya perlahan lalu melihat Salsa dan Rifki secara bergantian.
Ibunya sehat kembali dan Salsa pun tepat waktu sesuai perencanaan akan menikah di tanggal yang sudah ditentukan.