Persona (Script)

Oleh: Imajiner

Blurb

PERSONA DIBUAT DALAM BENTUK SCREENPLAY (SCRIPT FILM)

Tama dididik oleh ketegasan Lesmana, ayahnya yang juga seorang anggota tentara. Tama diajari dan dilatih agar menjadi anak yang disiplin dan berhasil oleh Lesmana. Menjelang kelahiran Batari, istri Lesmana, dan ibu Tama, Lesmana berpesan agar Tama bisa menerapkan contoh yang baik kepada adiknya dan Tama mengerti akan hal itu.

Sejak kelahiran Randi, Tama teringat akan kata ayahnya, ia setiap hari mengajari adiknya berlatih hal-hal yang didapatkannya dari ayah. Menjelang Randi dewasa, Randi mengeluh. Ia merasa ia tidak cocok dengan apa yang diajarkan oleh Tama. Ia lebih senang menggambar, bakatnya tersentuh oleh Fitriani, seorang desainer terkenal.

Fitri meminta izin kepada Batari untuk melatih Randi dan Batari pun menyetujuinya karena ia merasa itu yang terbaik bagi anaknya dan bagi dia.

Namun Lesmana tidak menyetujuinya, Lesmana menganggap Randi hanya buang-buang waktu melakukan hal seperti itu. Bahkan kakaknya, Tama membuat Randi merasa lebih jatuh lantaran terus memaksakannya melakukan hal yang tidak Randi sukai.

Berhasilkah Randi mewujudkan ambisinya ditengah ketidaksetujuan ayah dan kakaknya?

KARYA DIIKUT SERTAKAN UNTUK EVENT #STARCRIPTHUNT

Premis

Seorang anak laki-laki yang mempunyai bakat menjadi seorang desainer fashion, mendapatkan pertentangan dari ayah dan kakaknya yang berasal dari kalangan militer.

Karakter

Kejuaraan lomba taekwondo antar sekolah dasar sudah memasuki babak akhir, Tama Adilesmana menghadapi lawan tangguh yang bernama Dani. Pertarungan ini berlangsung sengit, Tama yang kewalahan dengan perlawanan efektif Dani harus jatuh tersungkur lantaran tendangan Dani mengenai dirinya. Sesaat kilas balik tercipta, Tama ingat dengan apa yang diajarkan oleh Lesmana, ayahnya. Lesmana membuat mentalnya terbentuk karena mengajarkannya untuk pantang menyerah.

Namun namanya pertandingan, ada yang kalah dan ada yang menang. Tama tetap saja kalah poin dari Dani dan harus puas menjadi runner-up. Yang lebih parah, kakinya menjadi pincang lantaran pertandingan tersebut. Batari, ibunya terus menjaga Tama. Sebagai ibu, rasanya kasihan melihat anaknya yang jalannya kesakitan seperti itu. Tidak demikian dengan Lesmana, Lesmana hanya mengatakan kepada Tama bahwa sakit itu akan sembuh dalam beberapa hari.

Beberapa tahun kemudian, Batari melahirkan seorang anak laki-laki, seseorang yang akan menjadi adik bagi Tama. Laki-laki tersebut lahir dengan nama Randi Laksana Putra. Tama sangat senang dengan kehadiran adiknya ini, ia selalu mengajaknya bercanda dan bermain. Bahkan sering kali Tama ajak untuk menonton film dokumenter tentang perang. Sesuatu yang Batari larang.

Beberapa hari berjalan, Lesmana meminta izin untuk pergi bertugas. Sebagai seorang tentara Lesmana wajib patuh untuk ditempatkan dimana saja. Tama sedih, lantaran keadaan rumah nanti akan sepi tidak ada ayahnya walaupun Randi baru hadir. Lesmana berpesan kepada Tama untuk tidak cengeng sebagai anak lelaki dan ia bertanggung jawab karena ia adalah anak laki-laki paling besar di rumahnya. Tama merasa tidak siap, lantaran umurnya yang masih kecil, tapi Lesmana terus mengingatkan kepada anak sulungnya bahwa tanggung jawab itu tidak dilihat dari umur, melainkan seberapa besar keberanian yang dimilikinya.

Tama ingat selalu pesan ayahnya. Sebagai kakak ia harus memberikan contoh kepada Randi. Namun ia merasa kesulitan, ketika ia akan mengajak Randi untuk berlatih, Randi enggan, Randi lebih memilih menggambar daripada ikut dengannya olahraga, beberapa hari berselang Randi terlihat sangat akrab kepada ibunya, Tama benar-benar bingung menjalankan tugasnya sebagai kakak.

Ketika Lesmana pulang, Tama menceritakan semua keluh kesahnya kepada ayahnya. Lesmana tidak tinggal diam, ia memaksa Randi untuk ikut kakaknya berlatih taekwondo. Randi tidak bisa menolak, pun demikian dengan ibunya Batari, Batari hanya bilang kepada Randi bahwa ia harus mengikuti alur ayahnya, jika ia tidak cocok ayahnya pun tidak akan memaksanya.

Randi benar-benar tidak menikmati taekwondo, apalagi dengan Tama yang menjadi pelatihnya. Randi beberapa kali dilatih berbeda dengan teman-temannya yang lain. Tama beranggapan bahwa dulu ayahnya mendidik seperti ini. Tapi Randi acuh tidak mendengarkan.

Kesenangan Randi tiba ketika Tama diterima masuk militer. Tama diwajibkan untuk tinggal di asrama cukup lama. Sebelum berangkat, Tama selalu mewanti-wanti Randi untuk mencontoh apa yang ia lakukan di rumah, salah satunya latihan taekwondo setiap sore. Randi terlihat acuh, namun Tama yakin adiknya akan kerasan dengan latihan setiap sore itu.

Justru Randi malah menikmati menggambar. Bahkan lomba class meeting yang diadakan sekolah, Randi bisa mendapatkan juara satu, bahkan kemenangan itu membuka mata Fitriani, alumni sekolah yang juga bekerja sebagai fashion designer. Gambaran blus Randi membuat Fitri yakin bahwa ada bakat terpendam dalam diri Randi.

Fitri langsung bertemu dan berbicara kepada Batari. Batari kenal dan mengagumi Fitri lantaran dia sering tampil di televisi dan juga seorang desainer berprestasi. Batari tidak menyangka bisa bertemu dengan Fitri. Fitri senang Batari mengenalnya dengan baik, akan tetapi tujuan mengobrol dengannya bukanlah membahas itu, tujuannya adalah berbicara soal Randi. Fitri menjelaskan dengan rinci jika Randi bisa menjadi anak yang berbakat. Batari menyetujuinya, lantaran ia sering melihat Randi menggambar dan beberapa waktu belakangan, Randi memang suka mendesain gambar baju.

Tidak ingin melewatkan kesempatan ini, Fitri menawarkan sebuah kelas gratis kepada Randi. Sebagai ibu, Batari sangat senang dengan penawaran ini. Batari lalu bertanya kepada Randi soal penawaran ini, Randi mendadak kegirangan. Ia sangat ingin hadir di kelas itu dan akhirnya Batari dan Randi sepakat untuk menerima tawaran Fitri.

Fitri melatih Randi dengan serius, bahkan ia mengikuti Randi ke beberapa acara yang ia kenal langsung dengan event organizer nya. Ia membuat jam terbang Randi bertambah, walaupun Randi belum pernah juara satu, setidaknya Randi mendapatkan pengalaman dari acara-acara desainer ini.

Suatu hari Lesmana berkunjung secara diam-diam ke gelanggang olahraga untuk menyaksikan anaknya yang berlatih. Lesmana kaget ketika mendengar keluhan dari salh satu pelatih taekwondo yang menyatakan Randi tidak pernah masuk lagi selama satu bulan. Lesmana memendam kesal dan melampiaskannya kepada Randi setibanya di rumah, Randi menangis karena menjadi bulan-bulanan Lesmana. Lesmana menuduh hobi menggambar Randi menjadi biang kerok semua ini.

Batari mendatangi Fitri, Batari mengatakan dengan jujur jika suaminya tidak menyetujui bakat Randi. Namun Fitri yang tidak mau melihat bakat seorang Randi terbuang sia-sia kembali menawarkan sebuah penawaran menarik, ia dengan sukarela akan mengatur jadwal kapanpun Randi bisa. Batari mengucap syukur dan berjanji akan membawa Randi kembali.

Setelah kejadian itu, Randi berlatih dengan Fitri sambil ditemani oleh Batari. Batari senang melihat anaknya berkembang, ia tidak memperdulikan kesehatannya yang istirahatnya kurang dan makannya yang tidak teratur. Ia ingin melihat Randi sukses.

Beberapa tahun kemudian, Tama kembali menginjakkan kaki dirumah ketika libur semester. Randi terlihat tidak menyukai kedatangan kakaknya. Bahkan Randi selalu dikerjai habis-habisan di tempat latihan, Tama mengejeknya lantaran Randi masih payah seperti dulu.

Randi melaporkan hal ini kepada Batari, Randi mengatakan bahwa kehadiran kakaknya merupakan bencana bagi dirinya karena seringnya Randi diolok-olok dan dikerjai. Batari yang tidak terima langsung menghukum Tama tanpa sepengetahuan Lesmana. Tama geram dengan sikap adiknya yang cengeng dan pengadu.

Suatu hari Tama mengajak Randi untuk berlatih, namun bukannya berlatih, Randi justru mendapatkan bogem mentah dari Tama. Tama mengatakan ia tidak pernah mengajarkan adiknya menjadi seorang yang lemah, pengadu dan cengeng. Tama memberikan ultimatum kepada Randi, jika ia melakukan hal itu, Tama tidak segan-segan akan melukainya lagi.

Hingga suatu hari terjadilah hal yang tidak diinginkan, Batari yang baru sembuh dari sakitnya, mendadak jatuh pingsan ketika melihat Tama dan Randi berkelahi karena masalah sepele. Lesmana dengan cepat membawa Batari ke rumah sakit, sebelumnya ia menampar kedua anaknya karena masalah bodoh itu.

Di rumah sakit, Batari divonis tumor otak. Hidupnya tidak akan lama. Lesmana terus mencoba menyemangati Batari, namun Batari terlihat tidak kuat akan hidupnya. Batari berpesan kepada Lesmana agar selalu menjaga anak-anaknya, terutama Randi. Ia mengatakan bila orang tua tidak bisa menyamaratakan anak-anak. Lesmana mencoba untuk mencernanya, namun sayang semuanya sudah telat, Batari sudah meninggal dunia.

Randi menjadi seseorang yang benar-benar kehilangan Batari. Karena di sepanjang hidupnya ia selalu menghabiskan waktu dengan batari. Ketika ibunya meninggal, Lesmana terlihat bingung lantaran jarangnya komunikasi di antara dia dan Randi. Tapi perlahan itu menghilang ketika kedatangan Tama dari akademi. Bahkan Tama memberikan selebaran seleksi militer kepada Randi. Randi terlihat tidak menyukainya.

Randi lalu diajak ke butik Fitri. Fitri menyampaikan duka cita yang amat mendalam soal Batari, ia meminta maaf lantaran dirinya waktu itu berada di Paris untuk suatu acara, Randi memahaminya. Bahkan Randi mengatakan ini adalah hari terakhirnya untuk berlatih. Randi mengucapkan kalimat perpisahan kepada Fitri, Fitri terlihat enggan melepaskan Randi, tapi Randi yang mengatakan bahwa sebentar lagi dia harus masuk militer karena mimpi ayahnya membuat Fitri geram dengan sikap ayah Randi.

Lesmana yang di rumah lantaran tengah sakit, secara iseng masuk ke kamar Randi. Ia kaget ketika masih menemukan beberapa lembaran gambar dengan gambar baju-baju wanita, yang membuatnya lebih kaget adalah ketika ia menemukan piala dan beberapa penghargaan yang disembunyikan anaknya selama ini. Lesmana menjadi amat bersalah. Ia mengurung mimpi anaknya sehingga anaknya takut kepadanya.

Lesmana melakukan janji pertemuan dengan Fitri, setelah mendapatkan nomor Fitri dari handphone milik Batari. Ketika bertemu, Fitri terus menerus menyinggung Lesmana sebagai orang tua yang keras kepala lantaran ia terus memaksakan anaknya untuk melakukan hal yang tidak disukainya. Lesmana berdalih ia ingin anaknya menjadi orang yang berhasil.

Tapi Lesmana terus memikirkan perkataan Fitri tadi, terlebih ingat kata-kata terakhir almarhum istrinya. Lesmana akhirnya sadar dengan kegagalannya menjadi orang tua yang baik, ia membuat Randi takut kepadanya, padahal bukan itu fungsi orang tua. Orang tua harusnya mengayomi dan mengiring anaknya ke yang ia inginkan. Lesmana meminta maaf kepada Randi akan hal itu.

Bahkan kakaknya yang mendengar permintaan maaf dan pengakuan ayahnya, ikut meminta maaf. Tama teringat dengan kematian ibunya karena faktor kebodohannya juga. Randi dengan baik hati menerima permintaan maaf mereka semua. Setelah semua masalah dilupakan, Randi memperlihatkan karya-karyanya dan juga berbagai penghargaan kepada ayah dan kakaknya.

Lesmana senang akhirnya Randi mewujudkan cita-citanya bersama Fitri, mereka berdua tampil di acara Jakarta Fashion Week, memperlihatkan aneka-aneka busana buatan mereka berdua. Bahkan Fitri mengatakan kepada Lesmana ketika acara usai, ada temannya yang menawarkan beasiswa untuk Randi bersekolah fashion di Paris. Lesmana tertegun akan hal itu.

Tama akhirnya menjadi orang yang berhasil juga, ia dilantik menjadi seorang perwira. Randi dan Lesmana datang di upacara Tama, menggunakan seragam karya Randi, Randi, Lesmana dan Tama saling berfoto bersama. Keluarga itu menjadi keluarga yang harmonis hingga saat ini.
Lihat selengkapnya