Blurb
Genre: Romance-Thriller
Setelah malamnya nonton film horor berdua, Rahma tiba-tiba melihat Harun, suami yang telah dinikahi selama tujuh tahun sudah berubah menjadi sosok buruk rupa ketika mereka terbangun paginya. Apa yang sebenarnya terjadi? Apa mungkin itu hanya sekedar ilusi karena film horor yang ditontonnya? Atau sesuatu yang lain yang hanya bisa dibaca dengan mata batin?
Karakter
Setelah nonton film horor bersama, Rahma (32) tiba-tiba saat terbangun paginya melihat Harun (34) suaminya sebagai sosok berwajah buruk rupa. Rahma memang tidak suka nonton film horor apalagi cuma berdua dengan Harun, tapi karena Narti (32), sahabatnya yang biasa nonton bersama mereka tak sempat datang, dan Harun terus membujuknya, dia terpaksa nonton berdua. Dan ketika pagi itu Rahma tak lagi berani melihat Harun, mereka mulai saling menyalahkan penyebab kondisi Rahma demikian. Namun, mereka tak bisa terus-terusan saling menyalahkan. Mereka segera mencari cara agar Rahma kembali melihat Harun sebagai sosok suaminya.
Suatu waktu, Rahma dapat saran dari Ratna (36), rekan kantornya, berobat ke dukun. Rahma mendiskusikan itu pada Harun, tapi Harun menolak. Harun tak percaya dukun karena selama nonton film horor, dukun tak pernah ada yang benar. Namun, Fatma (62), ibunya Rahma terus mendesak Rahma dan Harun berpisah. Fatma memang dari dulu tidak pernah merestui hubungan Rahma dan Harun sehingga kejadian itu membuatnya semakin berapi memisahkan mereka. Hal itulah yang akhirnya membuat Harun tak lagi punya pilihan lain, ditambah desakan Fatma, Rahma segera dibawa berobat ke dukun. Dari dukun mereka tahu kalau Rahma ternyata kena "Polo Mata" semacam guna-guna sehingga seseorang tidak suka melihat wajah pasangannya. Dukun itu pula yang kemudian memberitahu kalau "Polo Mata" tersebut dikirimkan oleh seorang perempuan dari masa lalu Harun, yang tak lain ialah Narti, sahabat Rahma, mantannya Harun. Karenanya, mereka tak lagi mendatangi dukun itu sebab tak percaya dengan apa yang dikatakannya.
Harun menemukan cara yang lain, ruqyah. Kebetulan, rekan kantornya, Fadli (34) paham metode ruqyah. Rahma lalu diruqyah. Sekali dua kali, ruqyah itu tak berhasil. Guna-gunanya terlalu kuat dan bahkan komplikasi. Rahma dan Harun semakin bingung dan hampir-hampir menyerah. Harun bahkan berkata pada Rahma kalau lebih baik mereka pisah, seperti kehendak Fatma. Mereka sudah menikah tujuh tahun, tak punya anak, dan sekarang Rahma tak bisa melihatnya.
Rahma tentu tidak mau berpisah. Dia sudah mencintai Harun dengan luar biasa. Makanya, Rahma segera mencari cara lain lagi. Dia pun berpikir kalau ketakutannya pada film horor yang mungkin membuatnya seperti itu. Lantas, demi menyembuhkannya, dia mesti berani. Rahma pun menonton seluruh koleksi film horor milik Harun, juga menonton seluruh film horor yang baru tayang di bioskop. Dia melakukannya sambil meminta Narti menemaninya. Meskipun masih curiga pada Narti, tapi dia berusaha menanamkan pikirannya kalau Narti ialah sahabatnya sejak dulu, sahabat yang akan hadir dalam suka dukanya. Selama nonton film horor, Rahma terus-terusan menjerit. Dia benar-benar menyiksa dirinya. Sampai kemudian, setelah merasa sudah mulai berani nonton film horor, Rahma mendatangi Harun. Dia memandangi Harun tanpa ragu, tapi rupanya gagal. Dia masih takut.
Di sisi lain, Narti yang mulai merasa iba pada Rahma, mulai merasa bahwa Rahma memang mencintai Harun begitu tulusnya. Dia pun segera mendatangi dukun yang selama ini didatanginya untuk mengirimkan guna-guna pada Rahma, termasuk "Polo Mata" dan guna-guna agar Rahma tak pernah bisa hamil. Narti berniat melepas semua guna-guna itu. Namun, kata dukun itu, guna-gunanya sudah terlalu kuat sehingga sudah sangat sulit melepaskannya. Ada satu cara, katanya, seseorang harus jadi tumbal. Narti berpikir. Dia paham dia sudah dibutakan cinta. Dia sudah diam-diam masih mencintai Harun sehingga menyiksa sahabatnya. Maka demi menebus kesalahannya, dia rela mengorbankan diri.
Sementara itu, Harun kembali memanggil Fadli untuk meruqyah Rahma. Jika sekali lagi tidak berhasil, mereka pasrah kalau akhirnya harus berpisah. Beruntung, ruqyah itu ternyata berhasil. Rahma kembali bisa melihat Harun sebagai sosok suaminya. Mereka berpelukan bahagia. Rahma juga tak lupa pada Narti. Dia ingin meneleponnya, tapi pesan singkat dari Narti lebih dulu mengalihkan perhatiannya. Pesan singkat itu rupanya dikirim adiknya Narti yang berkata kalau Narti sudah meninggal.
Cerita berakhir saat Rahma memberi kabar kalau dia hamil. Harun sangat bahagia. Mereka pun tak lupa membagikan kebahagian itu pada Fatma.