Karakter
Adam (23), seorang pemuda yang sejak kecil memiliki kemampuan meraga sukma, sering menggunakan kelebihannya untuk menjelajah dunia gaib. Ia menganggap itu sekadar permainan—melayang meninggalkan tubuhnya, bertemu sosok-sosok tak kasat mata, bahkan menyusuri tempat-tempat terlarang yang tak bisa dilihat manusia biasa.
Namun, suatu hari Adam melanggar batas. Saat ia mencoba memasuki dimensi lain yang penuh kabut hitam, arwahnya terjebak di sebuah dunia gaib yang dipenuhi suara-suara berbisik, lorong tanpa ujung, dan bayangan menyerupai dirinya sendiri yang terus mengintai. Semakin lama ia terperangkap, semakin tipis garis pemisah antara jiwanya dan makhluk-makhluk kelam yang berusaha merasuki tubuh kosongnya di dunia nyata.
Seorang kakek tua yang pernah menasehati Adam sejak kecil sudah memperingatkan: "Jangan pernah terlalu jauh, Nak. Di sana, banyak yang menunggu tubuhmu kosong." Tapi peringatan itu kini terlambat.
Di dunia nyata, tubuh Adam mulai menunjukkan tanda-tanda dikuasai roh jahat. Sementara di alam gaib, ia berlari di antara lorong-lorong tanpa cahaya, mendengar jeritan jiwa-jiwa lain yang tak pernah kembali.
Harapan satu-satunya datang dari Sumawati (22), seorang gadis indigo yang diam-diam juga memiliki kemampuan meraga sukma. Ia menyusul Adam ke dalam kegelapan itu, menghadapi makhluk-makhluk yang haus jiwa, menantang penjaga dimensi gaib yang ingin menjadikan Adam bagian dari mereka.
Perjalanan penyelamatan berubah menjadi pertarungan spiritual menegangkan. Sumawati harus memilih—menyelamatkan Adam dengan mempertaruhkan nyawanya, atau terjebak bersama pemuda itu selamanya di dunia yang tak mengenal cahaya pagi.
"Tirai antara dunia manusia dan gaib hanya setipis helai rambut. Sekali tersesat, tak semua bisa kembali."
OPENING