Sayap-Sayap Surga

Oleh: Its J

Blurb

Surga, adalah impian setiap orang yang beriman. Meraih surga adalah cita-cita setiap orang yang bertaqwa. Surga pun bisa diraih dengan menghormati yang Allah perintahkan dalam agama. Yaitu orang tua. Memuliakan orang tua dengan menghormati dan menjaganya adalah ikhtiar setiap anak yang berbakti. Hidup seorang pria berusia dua puluh tahun, begitu bahagia. Bahagianya begitu sederhana, saat senyum ibundanya merekah, Alfi begitu bahagia. Baginya, orang tua merupakan prioritasnya. Di tengah kesibukannya sebagai mahasiswa sekaligus barista cafe, menjaga dan membahagiakan ibundanya adalah hal utama di hidupnya, terlebih saat itu harus kehilangan sang ayah. Kehidupannya begitu bahagia, sampai pada akhirnya, saat ia bertemu dengan ibu dari teman sekaligus bos di tempatnya bekerja yang datang dan mulai masuk ke dalam kehidupannya. Ia menjadi begitu dekat dengan seorang ibu, yang merupakan ibu dari teman di tempat kerjanya itu. Berawal dari bertukar pikiran tentang cafe yang dikelola oleh Bima, teman dan bosnya itu, pembicaraan pun berlanjut hingga ke kehidupan pribadi. Lalu, saling bercerita dengan ibunya, hingga sebuah pernyataan dari ibunya yang mengatakan bahwa ia bukan anak kandung dari ibunya membuatnya terkejut. Terlebih ibunya meminta Alfi mencari dimana ibu kandungnya itu, karena kini ibunya merasa ia hanya menjadi beban untuk Alfi. Hal itu sempat menjadi beban pikiran Alfi, namun ia mencoba untuk melupakannya. Sampai, saat ia bercerita dengan Sarah, ibu dari bos sekaligus teman di tempatnya bekerja yang sudah ia anggap ibunya sendiri di tempat ia bekerja. Mereka saling bercerita bahwa Sarah kehilangan putranya karena di culik dua puluh tahun lalu, dan dirinya bukanlah anak kandung dari ibunya. Sarah bercerita bahwa anaknya yang diculik, memiliki tanda lahir di bagian punggung berbentuk bulat. Alfi yang mendengarnya sontak terkejut, hal itu sama dengan dirinya. Alfi pun bercerita dan menunjukkan itu, Sarah sontak terkejut, dan merasa bahwa Alfi lah anaknya yang diculik. Namun, Alfi tidak sampai berpikir demikian, baginya ini hanya sebuah kebetulan. Sarah pun berpikir untuk tes DNA dengan Alfi secara diam-diam. Ia mengambil beberapa rambut Alfi secara diam-diam saat saling menguatkan dan berpelukan, dan membawanya untuk dilakukan tes DNA. Hasilnya pun membuat Sarah menangis haru. Teman putranya yang selama ini ia anggap sebagai anaknya sendiri adalah anaknya yang selama ini hilang. Mereka bergegas menuju rumah Alfi. Alfi terkejut setelah mendengar itu semua. Meski, Alfi sudah begitu dekat dengan Sarah dan Bima, rasanya masih ada rasa tidak percaya. Sarah, meminta Alfi untuk tinggal bersamanya, dan mengurus bisnis keluarga bersama Bima. Namun, Hal itu bertolak belakang dengan prinsip-nya selama ini, baginya kini ia hanya ingin mengurus ibu yang selama ini telah merawatnya. Namun, ia juga tidak ingin menyakiti ibu kandungnya. Dan di saat itu, Alfi dihadapkan dengan kondisi dan pilihan yang sulit, yakni diantara dua ibu yang merupakan Sayap-Sayap Surganya.

Premis

Sayap-Sayap Surga merupakan kisah keluarga tentang seorang remaja pria yang berada dalam dua pilihan yang sulit dalam hidupnya, yaitu berada di tengah dua ibu sebagai Sayap-Sayap Surganya dan ia dituntut untuk bersikap adil sebagai anak.

Karakter

Surga, adalah impian setiap orang yang beriman. Meraih surga adalah cita-cita setiap orang yang bertaqwa. Surga pun bisa diraih dengan menghormati yang Allah perintahkan dalam agama. Yaitu orang tua. Memuliakan orang tua dengan menghormati dan menjaganya adalah ikhtiar setiap anak yang berbakti. Hidup seorang pria berusia dua puluh tahun, begitu bahagia. Bahagianya begitu sederhana, saat senyum ibundanya merekah, Alfi begitu bahagia. Baginya, orang tua merupakan prioritasnya. Di tengah kesibukannya sebagai mahasiswa sekaligus barista cafe, menjaga dan membahagiakan ibundanya adalah hal utama di hidupnya, terlebih saat itu harus kehilangan sang ayah. Kehidupannya begitu bahagia, sampai pada akhirnya, saat ia bertemu dengan ibu dari teman sekaligus bos di tempatnya bekerja yang datang dan mulai masuk ke dalam kehidupannya. Ia menjadi begitu dekat dengan seorang ibu, yang merupakan ibu dari teman di tempat kerjanya itu. Berawal dari bertukar pikiran tentang cafe yang dikelola oleh Bima, teman dan bosnya itu, pembicaraan pun berlanjut hingga ke kehidupan pribadi. Lalu, saling bercerita dengan ibunya, hingga sebuah pernyataan dari ibunya yang mengatakan bahwa ia bukan anak kandung dari ibunya membuatnya terkejut. Terlebih ibunya meminta Alfi mencari dimana ibu kandungnya itu, karena kini ibunya merasa ia hanya menjadi beban untuk Alfi. Hal itu sempat menjadi beban pikiran Alfi, namun ia mencoba untuk melupakannya. Sampai, saat ia bercerita dengan Sarah, ibu dari bos sekaligus teman di tempatnya bekerja yang sudah ia anggap ibunya sendiri di tempat ia bekerja. Mereka saling bercerita bahwa Sarah kehilangan putranya karena di culik dua puluh tahun lalu, dan dirinya bukanlah anak kandung dari ibunya. Sarah bercerita bahwa anaknya yang diculik, memiliki tanda lahir di bagian punggung berbentuk bulat. Alfi yang mendengarnya sontak terkejut, hal itu sama dengan dirinya. Alfi pun bercerita dan menunjukkan itu, Sarah sontak terkejut, dan merasa bahwa Alfi lah anaknya yang diculik. Namun, Alfi tidak sampai berpikir demikian, baginya ini hanya sebuah kebetulan.Sarah pun berpikir untuk tes DNA dengan Alfi secara diam-diam. Ia mengambil beberapa rambut Alfi secara diam-diam saat saling menguatkan dan berpelukan, dan membawanya untuk dilakukan tes DNA. Hasilnya pun membuat Sarah menangis haru. Teman putranya yang selama ini ia anggap sebagai anaknya sendiri adalah anaknya yang selama ini hilang. Dan bagaimana yang harus dilakukan Alfi agar mampu bersikap adil kepada dua ibunya?
Karena bagi Alfi, keduanya adalah surganya, surga yang ingin dicapainya, dan dimuliakan olehnya.
Lihat selengkapnya