SI BULE SAMSON & AWANG

Oleh: Rini Kristina

Blurb

SAMSON berpose sambil memegang tiket pesawat jurusan Kalimantan. LELAKI PLONTOS memotret SAMSON berulangkali dengan wajah bingung dan heran. Lalu LELAKI PLONTOS memberikan ponsel pada SAMSON. SAMSON memotret tiket pada jarak dekat, lalu selfi bersama LELAKI PLONTOS. Lalu SAMSON mengembalikan tiket pada LELAKI PLONTOS dan menyalaminya.

Premis

"Terlalu percaya pada wanita yang baru dikenal lewat medsos,
bisa saja menimbulkan masalah dan penderitaan dalam hidup.

Karakter

SAMSON pergi ke Indonesia untuk mengunjungi kakek dan sepupunya yang bernama Awang. Selain itu SAMSON yang merasa cukup umur ingin mencari istri orang Indonesia. Dari Australia SAMSON langsung ke Pulau Bali. Di bandara Ngurah Rai, SAMSON nelpon AWANG pakai Video Call.
AWANG sedang menjemur rambak di daerah Mojokerto. Tidak jauh dari tempatnya, KAKEK NUR duduk santai di tepi sungai. Sesekali tangannya menciduk air, lalu diusapkan ke mukanya. Sekali tempo KAKEK NUR jatuh ke sungai. Terdengar jerit kaget Perempuan. Ternyata di sungai ada beberapa perempuan cantik sedang mencuci baju. AWANG langsung cemberut.
AWANG melihat di belakang SAMSON suasana Indonesia. SAMSON berkelit dan mematikan ponselnya. Ternyata di belakangnya ada 2 Gadis Bali berpakaian adat. SAMSON menyapa keduanya dan mengajak salaman. SAMSON lalu menelpon ibunya yang berada di Australia.
KARTIKA, ibunya Samson, menyuruh SAMSON ke Kalimantan untuk menemui Hana. Hana adalah gadis yang pernah mengikuti pertukaran mahasiswa Indonesia-Australia, tiga tahun lalu. Selama 6 bulan di Australia, Hana tinggal di rumah keluarga Samson. KARTIKA berpesan agar SAMSON memilih Hana sebagai istrinya. Hana dan SAMSON saling cinta, tapi harus berpisah karena Hana pulang ke Indonesia.
SAMSON enggan ke Kalimantan, tapi juga tidak mau mengecewakan ibunya. Tiba-tiba SAMSON mendengar lagu Ampar-ampar Pisang yang berasal dari ponsel seorang LELAKI PLONTOS yang lewat di sampingnya. SAMSON tersenyum lebar sambil manggut-manggut, serasa mendapat ide.
SAMSON berpose sambil memegang tiket pesawat jurusan Kalimantan. LELAKI PLONTOS memotret SAMSON berulangkali dengan wajah bingung dan heran. LELAKI PLONTOS memberikan ponsel pada SAMSON. SAMSON memotret tiket pada jarak dekat, lalu selfi bersama LELAKI PLONTOS. SAMSON mengembalikan tiket pada LELAKI PLONTOS dan menyalaminya.
Lalu SAMSON mengunjungi teman wanita yang dikenalnya lewat facebook, yaitu MELATI dan VIRGIN. Di rumah Melati, SAMSON disambut oleh Neneknya. NENEK LUH mengajak SAMSON di ruangan kecil tempat menaruh alat-alat upacara. Di ruangan yang sedikit menyeramkan itu, NENEK LUH mengenalkan abu jenazahnya Melati yang berada dalam guci. SAMSON sangat kaget dan takut karena tidak menyangka Melati sudah meninggal dua minggu yang lalu. NENEK LUH juga memberikan kado dari Melati pada SAMSON. Ketika dibuka, isinya lukisan wajah Melati dan kata-kata puitis untuk Samson.
Sore itu SAMSON menikmati pemandangan Pantai Kuta. Kemudian habis Magrib ke rumah Virgin yang tidak jauh dari pantai. SAMSON disambut oleh wanita cantik berusia 40-an yang mengaku sebagai tantenya VIRGIN. Tante bilang kalau VIRGIN menunggui ayahnya yang opname di rumah sakit, sehingga tidak bisa menemui SAMSON. Padahal dia adalah VIRGIN yang asli. VIRGIN menjamu SAMSON dengan masakan lezat hingga SAMSON kekenyangan dan ngantuk. SAMSON pun tidur di salah satu kamar di lantai atas.
Tengah malam SAMSON bangun dan ke ruang tengah mengambil air minum. Ia melihat VIRGIN dikamarnya, sibuk mengutak-atik kamera. SAMSON melihat foto Virgin yang tergantung di dinding, mulai dari SD, SMP hingga SMA. SAMSON memperhatikan foto SMA dan tulisan angka kecil di bawahnya. SAMSON tidak menyadari kalau VIRGIN sudah berdiri di belakangnya dengan membawa minuman. Dengan lembut VIRGIN menggandeng lengan SAMSON dan dibawanya menuju sofa. Setelah minum beberapa teguk, SAMSON merasa ada yang aneh pada dirinya. Ia merasa tubuhnya bersemangat/bergairah.
SAMSON mulai curiga pada VIRGIN yang terus menggodanya. SAMSON pura-pura menuruti kemauan VIRGIN untuk bermesraan. Ketika VIRGIN lengah, SAMSON segera mengikat tubuh VIRGIN dengan kabel rol di kursi. Lalu SAMSON mengambil ransel dan menuju lantai bawah untuk kabur. Ternyata semua pintu dan jendela sudah terkunci. Satu-satunya jendela yang terbuka hanya di lantai atas. Terpaksa SAMSON kembali ke lantai atas. Tampak VIRGIN masih duduk terikat. SAMSON melewati VIRGIN menuju jendela.
SAMSON tidak tahu kalau ikatan VIRGIN sudah terlepas. Ketika SAMSON melempar tasnya ke bawah jendela, VIRGIN memukul SAMSON dari belakang dengan pentungan kayu. Tidak kena. Mengetahui VIRGIN di belakangnya, SAMSON melarikan diri. VIRGIN mengejar. Keduanya berkejaran mengelilingi lantai atas. Sekali tempo SAMSON tersandung kabel bekas mengikat Virgin dan jatuh tengkurap. VIRGIN yang marah menduduki punggung SAMSON dan berusaha mencekik lehernya.
Saat bersamaan, di Australia, KARTIKA usai salat dan mendoakan keselamatan Samson. SAMSON terus berusaha melawan hingga akhirnya dapat terbebas. SAMSON berlari ke kamar dan mengunci pintu. VIRGIN sangat marah dan memukuli pintu dengan pentungan. Di dalam kamar, SAMSON mengambil sprei dan diikatkan pada jendela. Lalu dengan susah payah SAMSON melorot kebawah dengan menggunakan sprei. Sampai di bawah, SAMSON mengambil ranselnya. Dari jendela atas, VIRGIN melemparkan pentungan kea rah SAMSON dan mengenai kakinya. SAMSON kesakitan, lalu meninggalkan rumah VIRGIN dengan langkah pincang dan bertumpuan pada pentungan.
SAMSON kembali ke bandara. SAMSON mencari-cari penumpang dengan tujuan Kalimantan. Ketemu. SAMSON pinjam tiket pada seorang pria dan memotretnya. Lalu SAMSON terbang ke Padang, mengunjungi teman facebooknya bernama NANI. NANI adalah putri dari pengusaha hotel dan restoran terkenal. NANI amat perhatian dan sayang pada SAMSON. SAMSON diberi fasilitas yang nyaman di hotel mewahnya.
Suatu hari SAMSON dan NANI jalan-jalan ke pedesaan dan bertemu sepasang suami istri Tua. SAMSON lalu berfoto bersama suami istri Tua dan NANI. Foto diedit dengan latar belakang rumah khas Kalimantan. Bersama dengan foto tiket Kalimantan, SAMSON mengirimkannya pada Ibunya lewat WA. Tentu saja KARTIKA sangat gembira melihat SAMSON sudah mengunjungi Hana dan memujinya sebagai anak berbakti.
Di dalam kamar hotel, SAMSON nelpon AWANG dan membujuknya agar mau pergi ke Padang. AWANG bersedia. NANI juga menyambut gembira kedatangan AWANG. Namun, segala bentuk perhatian dan kebaikan NANI membuat AWANG merasa risih/sungkan. Sebaliknya, SAMSON sangat menikmatinya dan memimpikan bisa menjadi suami Nani.
Suatu hari SAMSON dan AWANG jalan-jalan ke pedesaan menggunakan motor trill milik Nani. Di tengah perjalanan, keduanya singgah di masjid untuk salat. Di antara para jamaah perempuan, ada sosok MIRA terus memperhatikan keduanya. Sore hari, AWANG dan SAMSON baru kembali ke hotel. NANI menyambutnya dengan cemas dan pamit mau pergi ke rumah neneknya di luar kota.
Malamnya usai makan, AWANG kembali ke kamar. Saat melewati ruang Direktur, AWANG mendengar suara orang membicarakan Samson dengan nada marah. Tiba di kamar, AWANG melihat facebooknya Nani. Ternyata NANI sudah bertunangan dengan pengusaha batu bara, dan saat ini memutuskan pertunangannya. AWANG berpikir kalau kepergian Nani sudah direncanakan oleh orang tuanya untuk menjauhkannya dari SAMSON.
AWANG mengungkapkan hal itu pada SAMSON. SAMSON menanggapi dengan santai dan terus menunggu kedatangan Nani. AWANG yang sudah terlanjur curiga bahkan tidak mau dan melarang SAMSON makan segala makanan dari hotel. AWANG juga bersikeras meninggalkan hotel secepatnya. Dengan terpaksa SAMSON menurut.
Esok paginya, AWANG dan SAMSON bersiap pergi meninggalkan hotel. AWANG berjalan-jalan sebentar mengelilingi loby. Ia merasa diperhatikan oleh 2 PRIA yang berada di pojok ruangan, serta KOKI yang berdiri di depan pintu lobi sambil membawa pisau besar. AWANG merasa takut, lalu menghampiri SAMSON yang tengah mengembalikan kunci pada Resepsionis.
Di luar dugaan, SAMSON diberi nota biaya hotel dengan jumlah fantastis. Satu juta perhari, dikali sepuluh hari menjadi sepuluh juta. SAMSON kaget dan mencoba protes karena Nani sudah menggratiskan semuanya. AWANG membujuk SAMSON agar minta uang sama ibunya. SAMSON menolak, tidak mau menyusahkan sang ibu. SAMSON lalu memberikan emas batangan pada AWANG untuk membayar.
AWANG merasa sayang membayar dengan emas itu, lalu menghadap direktur, yaitu PAPA NANI. PAPA NANI menyambut kedatangan AWANG dengan dingin. Sedangkan MARISA/Mama Nani berkedip memperhatikan AWANG. Di luar dugaan, PAPA NANI tertarik pada cincin putih yang dipakai Awang. PAPA NANI menawar dengan harga 50 juta. AWANG kaget dan bingung. PAPA NANI lalu menaikkan harganya hingga menjadi 70 juta dan menggratiskan biaya hotel.
AWANG setuju, segera mengambil uang yang diberikan Papa Nani dan buru-buru pergi. MARISA minta maaf pada AWANG dan SAMSON, mengira mereka hanya memanfaatkan Nani. MARISA mengantar keduanya sampai halaman. Setelah AWANG dan SAMSON menjauh, MARISA nelpon pamannya agar mengantar Nani pulang. MARISA mengiringi kepergian AWANG dengan sedih dan mata berkaca.
Dari kejauhan sebuah taksi menghampiri mereka. SAMSON dan AWANG naik ke dalam taksi. Lalu taksi melaju di jalanan. Sebuah mobil berkaca hitam terpakir di depan hotel. Di dalamnya ada MIRA dan 2 BODIGUAARD. Lalu mobil berjalan mengikuti taksi dari jauh.
Tiba di Jakarta, lagi-lagi SAMSON mengajak AWANG mengunjungi teman facebooknya yang bernama MIRA. AWANG langsung menolak. SAMSON terus merayu dan berjanji kunjungan ini untuk yang terakhir kalinya, entah hasilnya baik atau buruk. Di rumah Mira, malapetaka kembali menimpa SAMSON dan AWANG. Kali ini lebih parah. MIRA dan sepupunya yang bernama BENI menyekap keduanya di kamar lantai 2. Mereka menginginkan dua cincin yang dibawa AWANG.
MIRA dan 2 BODIGUARD adalah orang yang mengikuti keduanya saat berada di Padang.
Seperti yang sudah-sudah, MIRA juga perhatian dan melindungi SAMSON. BENI menyuruh 2 BODIGUARD melucuti baju SAMSON dan AWANG. Karena benda yang dicari tidak ada, BENI mengambil tas kecil berisi dokumen pribadi Samson.
Selama dalam penyekapan, makanan dan minuman dimasukkan lewat jendela berjeruji. Si pengantar/MIRA naik dulu dengan tangga lalu menaruh makanan ke lantai engan galah. SAMSON dan AWANG penasaran ingin tahu siapa orangnya. Ketika makanan datang, SAMSON minta dibelikan kopi panas. Lalu AWANG dan SAMSON sembunyi di samping jendela.
Agak lama mereka menunggu dengan harap-harap cemas. Lalu muncullah sebuah tangan wanita memegang plastic isi kopi terulur di jendela. AWANG mengambil plastik, sedangkan SAMSON memegang dan menarik tangan dengan lembut. Tiba-tiba SAMSON jatuh ke belakang dengan memegang tangan yang putus. Tentu saja keduanya kaget dan histeris. Ternyata tangan boneka.
Untuk mengisi waktu, AWANG dan SAMSON main bola basket. Bolanya dibuat dari kain yang diunthel-unthel jadi bulat. Begitu bosan, ganti main kartu. Yang kalah mukanya dicoreti pake lipstick.
MIRA dan BENI datang lagi. BENI kembali memaksa agar AWANG memberikan cincin yang satunya. AWANG ingat kalau dirinya telah memberikan cincin pada Kakeknya. AWANG pun nelpon KAKEK NUR menggunakan ponselnya MIRA. Jawaban KAKEK NUR tidak karuwan, intinya lupa menaruh cincin tersebut. BENI marah dan menampar muka AWANG. SAMSON tidak terima. SAMSON mengunci pintu dari dalam, lalu bersama AWANG menghajar BENI. MIRA hanya bengong dan tidak bisa berbuat apa-apa.
2 BODIGUARD yang berjaga di luar kamar terus mencoba membuka pintu dengan menggedornya.
Setelah menghajar dan mengeluarkan BENI. AWANG masuk kamar mandi. AWANG memukul-mukul atap yang terbuat dari asbes hingga rontok dan menghasilkan lubang cukup besar. Sementara SAMSON tiduran di ranjang dengan posisi tengkurap. SAMSON melihat gumpalan tisu di bawah kaki kursi yang ternyata isinya cincin putih bermata merah delima.
SAMSON memperlihatkan cincin pada AWANG. AWANG ingat kalau cincin itu sudah diambil dari jari Kakek Nur dan dimasukkan ke saku celana yang dikenakan sekarang. Saat melepas celana tadi, cincin itu terjatuh ke lantai.
AWANG juga memperlihatkan lubang di atas kamar mandi. Lalu keduanya mencoba kabur lewat lubang itu. SAMSON naik duluan. Waktu giliran AWANG naik, SAMSON bilang kalau surat pentingnya masih dibawa Beni. Keduanya berbagi tugas, SAMSON menghadapi Mira, sedangkan AWANG menghadapi Beni.
Sementara itu di Australia, PAPA SAMSON mencetak foto tiket pesawat dan foto Samson bersama Nani dan suami istri tua, lalu diberikan KARTIKA. PAPA SAMSON menyuruh istrinya mengamati tanggal boarding dengan lup/kaca pembesar. Keberangkatan Samson dari Australia dengan tiket pesawat ke Kalimantan jarak bulannya terpaut jauh. KARTIKA belum percaya dan menyanggah kalau itu kesalahan petugas.
Ketika PAPA SAMSON memperlihatkan foto asli Hana dan kedua oragtuanya, KARTIKA baru percaya dan langsung shock.
Setelah ‘berkelahi" di kamar dengan MIRA, akhirnya SAMSON bisa mendapatkan lagi dokumennya. Lalu SAMSON membantu AWANG mengikat tubuh BENI dan disembunyikan di bawah meja makan. 2 BODIGUARD datang menolong BENI. Saat hendak kabur keluar, SAMSON ingat kalau ranselnya masih berada di atas atap toilet. Tentu saja AWANG sangat kesal. SAMSON dan AWANG masuk lagi ke kamar, lalu kabur lewat atap kamar mandi. Usahanya berhasil. Dari belakang rumah, MIRA mendekati mereka dan memberikan surat pada SAMSON.
Ikatan BENI dilepaskan oleh 2 BODIGUARD. Kemudian mereka mengejar SAMSON dan AWANG yang lari lewat kebun belakang rumah. Di sini, mereka kembali berkelahi. SAMSON menghadapi serangan BENI dan BODIGUARD 1. AWANG menghadapi BODIGUARD 2 hingga sarungnya lepas dan kelihatan celana pendeknya yang sobek dibagian belakang.
SAMSON dan AWANG yang selamat dari kejaran BENI berhenti di sebuah masjid. Keduanya salat dan istirahat di masjid. SAMSON membaca surat dari Mira. MIRA menceritakan masalah dan kronologis sebenarnya yang berkaitan dengan cincin akik.
CERITA MIRA. . .
Usai membaca surat, SAMSON ingat kejadian di kamar Mira. Usai mengunci pintu, MIRA menyuruh SAMSON pura-pura berteriak kesakitan. Sedangkan MIRA memukuli kasur dengan sapu lidi. Memukuli meja dan menjungkir balikkan kursi. Lalu gantian SAMSON yang memukuli kasur dan meja, sementara MIRA berteriak kesakitan.
Belum puas dan agar terlihat lebih natural, MIRA mengacak-acak rambut SAMSON, menyobek tepi bajunya. Aksi ini membuat SAMSON benar-benar ketakutan dan berteriak minta tolong. MIRA mengambil eyeshadow lalu mengoleskan ke muka SAMSON agar terlihat biru lebam terkena pukulan. SAMSON tertawa sendiri mengakhiri lamunannya.
Tiba-tiba lampu di masjid mati. SAMSON dan AWANG kaget, dan berteriak ketakutan. Keduanya saling memanggil satu sama lainnya.
AWANG dan SAMSON akhirnya pulang ke Mojokerto. Dua minggu setelahnya, AWANG mendapat pesan WA dari RATIH, adiknya Nani. Ada kiriman gambar novel dan synopsis tentang Nabi Yusuf dan Siti Zulaikha. RATIH minta pendapat tentang hal itu. AWANG merasa kalau Ratih sedang mengalami pubertas dan minta perhatian dari lawan jenis.
AWANG sedang masak ketika KAKEK NUR datang sambil membawa surat dari MARISA yang berisi pernyataan cinta. AWANG kaget bukan kepalang dan tidak menyangka, lalu AWANG curhat sama SAMSON. Dengan menahan malu, AWANG menunjukkan foto MARISA di WA. SAMSON juga kaget dan tak percaya.
SAMSON baru percaya begitu AWANG menunjukkan surat cinta dari MARISA. SAMSON juga cerita, jika Nani sudah tiga kali menelpon. Meminta dirinya pergi lagi ke Padang mengajak AWANG. AWANG justru ketakutan dan menolak.
SAMSON yang penasaran akhirnya kembali terbang ke Padang. NANI menjemputnya di bandara. Sebelum menuju ke mobil, SAMSON mengajak NANI ke pos Polisi/Satpam, lalu meminta Petugas memotretnya berdua. SAMSON dan Petugas saling tukar nomor ponsel. Semua itu dilakukan untuk keselamatan dirinya. NANI hanya diam dan tersenyum kecut.
AWANG bilang pada NANI mau cari di hotel sekitar bandara. NANI memaksa SAMSON menginap di hotelnya tanpa bayar. SAMSON keceplosan bilang, dahulu waktu menginap di hotelnya Nani disuruh bayar. NANI kaget dan Nampak marah. SAMSON segera meralat ucapannya, telah terjadi kesalah pahaman dan sudah diselesaikan.
NANI mengajak SAMSON menemui MARISA di ruang keluarga samping hotel. MARISA terbaring sakit di atas ranjang mewah. Wajahnya pucat dan lemah. MARISA senang dengan kedatangan SAMSON, namun kecewa karena AWANG tidak ikut. Tak lama kemudian SAMSON mendapat telpon dari AWANG. AWANG menanyakan kondisi Marisa dan keceplosan bilang jika dirinya sempat ke rumah sakit. Namun AWANG tidak mau mengaku di mana posisinya sekarang. MARISA sangat senang AWANG menanyakan kondisinya.
Usai nelpon Samson, AWANG yang berdiri di depan rumah sakit Padang bingung mau pergi ke mana. AWANG duduk di bawah pohon. Ya, AWANG yang khawatir dengan keselamatan Samson, akhirnya menyusul ke Padang. Sebuah mobil mewah yang didalamnya ada PAPA NANI keluar dari halaman rumah sakit. Mobil berjalan pelan melewati AWANG. Kaca jendela mobil dibuka sedikit. PAPA NANI kaget dan terpana.
AWANG bangkit dan berjalan kea rah kiri. Tak lama kemudian sebuah angkot yang dihias warna-warni berhenti di sampingnya. Sang Sopir menawarkan angkotnya. AWANG minta diantarkan mencari penginapan murah. Di tengah jalan, angkot berhenti untuk menaikkan 2 Penumpang pria.
Waktu berlalu. . . Mobil mewah PAPA NANI memasuki halaman hotel dan berhenti. Angkot yang ditumpangi AWANG ikut berhenti. AWANG yang duduk di depan Nampak tertidur pulas. PAPA NANI keluar mobil dan menghampiri angkot. Bicara sesuatu pada 2 Penumpang. SOPIR angkot dan 2 PENUMPANG turun, lalu menggotong tubuh AWANG menuju bagian samping hotel, mengikuti PAPA NANI.
PAPA NANI memasuki ruang keluarga, diikuti SOPIR angkot dan 2 PENUMPANG yang menggotong tubuh AWANG. PAPA NANI langsung menghampiri MARISA. Mereka meletakkan AWANG di sofa empuk. SAMSON dan MARISA sangat terkejut melihat keberadaan AWANG dalam kondisi seperti itu. SAMSON memeluk tubuh AWANG dan menatap PAPA NANI minta penjelasan. PAPA NANI mengaku dirinya yang menyuruh 2 Penumpang untuk membius AWANG. Tujuannya agar bisa dengan mudah membawa ke hotel menemui Marisa.
AWANG yang pingsan membuka mata dan tersenyum lega melihat SAMSON. Ketika melihat PAPA NANI, AWANG amat kaget dan langsung bangkit. Akibatnya, tubuhnya sempoyongan dan kembali ambruk. PAPA NANI dan SAMSON segera menolong AWANG dan mendudukkannya kembali. Beberapa PELAYAN datang membawa makanan dan minuman.
SAMSON lalu cerita pada AWANG tentang keluarga Nani. Di mana Marisa adalah adiknya Papa Nani, satu ayah. Dia berpura-pura menjadi istrinya Papa Nani demi Ratih yang sudah kehilangan ibunya sejak berumur 2 tahun. AWANG masih terlihat shock dan malu. Duduk diapit SAMSON, PAPA NANI dan RATIH. MARISA duduk di tempat tidur, ditemani NANI. AWANG dan MARISA sesekali saling tatap dan tersenyum malu.
Suasana bahagia penuh canda tawa.

TAMAT
Lihat selengkapnya