Blurb
Eka Indra bukan seorang laki-laki. Dia benar-benar perempuan, feminim, manis dan itu adalah masalah utamanya. Dimas tidak berharap seorang perempuan menjadi rekan kerjanya. Sebagai ilustrator, dia ingin penulis cerita untuk komik yang dikerjakannya adalah seorang laki-laki. Harus laki-laki. Agar apa? Entahlah. Dimas semacam anti perempuan dan kali ini Dimas terjebak.
Eka Indra memang bukan nama perempuan kebanyakan. Dan seperti namanya, Eka pun tidak seperti perempuan kebanyakan. Eka menyukai tipe laki-laki yang galak, judes, menyebalkan, cuek, dan Dimas adalah pilihan yang cocok. Begitulah Eka, aneh dan terbukti aneh. Dalam dunia Eka, bekerja bersama Dimas adalah skenario termanis dari yang paling manis. Mencuri pandang, cinta lokasi, menikah, hidup bahagia, itulah yang diharapkan Eka. Namun harapan hanyalah harapan. Alih-alih meluluhkan Dimas, Eka malah menghancurkan hatinya sendiri.
Seperti kutub-kutub magnet senama, perasaan Eka dan Dimas saling tolak menolak bila didekatkan. Tidak ada satupun sinyal cinta Eka yang sampai dengan selamat ke hati Dimas. Entahlah, mungkin belum berjodoh atau (mungkin) benar-benar tidak berjodoh.
Akhirnya, cinta Eka seperti pohon yang harus ditebang dan dicabut hingga ke akar-akarnya. Menyakitkan. Sanggupkah Eka melepaskan rasa itu? Harus bagaimana caranya? Tolong hilang saja Dimas. Kasian Eka.