SKENARIO : RUSH LOVE

Oleh: Herlan Herdiana

Blurb

Aiman (33) se"orang penyiar Radio, bisnisman, dan pembawa acara TV tengah malam yang mempunyai gaya hidup metropolitan, tiba-tiba harus menerima kenyata"an kalau Ia punya anak yang sudah gadis, yaitu Magenta (17). Dengan didasari bukti yang kuat dan hasil tes DNA, dinyatakan kalau Magenta adalah anak kandungnya sendiri. Demi menjaga nama baik yang sudah secara susah payah Ia ubah dan juga rencana pernikahan nya dengan Febriani (29), Aiman terpaksa harus merahasiakan hubungan ayah dan anak nya dengan Magenta. Bersama sahabat nya sedari SMA, Toscha (34) mereka berdua melewati berbagai tantangan dan kejadian konyol untuk bisa tetap menjaga rahasia ini tetap aman.

Premis

Seorang public figure pria (32 tahun) yang lumayan terkenal, berencana untuk menikah dan meninggalkan masa lalu gaya hidup bebas kota metropolitan.

Di tengah Ia sudah hampir berhasil, seorang gadis berumur 17 tahun mengaku sebagai anak kandungnya, yang secara tidak langsung mengancam karir dan juga rencana pernikahannya.

Karakter

Aiman menyalakan musik dari CD player. Ia lalu memanfa"atkan hari libur untuk membersihkan rumah 2 lantai miliknya. Ketika sudah mandi dan berganti baju, ada seseorang yang menekan pintu bel rumahnya. Magenta datang sambil membawa koper, Ia lalu menyerahkan sebuah dokumen pada Aiman. Setelah selesai membaca dokumen itu, Aiman langsung teringat dengan ibunya Magenta. Ia lalu membayangkan Magenta memakai pakaian seragam SMA dan teringat masa-masa Pacaran dengan Ibunya Magenta dulu. Aiman lalu menyuruh Magenta masuk ke dalam rumahnya.
Aiman memanggil Toscha untuk melakukan tes DNA. Toscha mengira kalau Magenta adalah ibu yang melahirkan bayi Aiman, dan menanyakan bayi untuk diambil darahnya. Magenta kaget dengan pertanya"an itu, Aiman lalu mengajak Toscha ke belakang untuk membicarakan hal yang sebenarnya. Sekarang giliran Toscha yang kaget karena ternyata yang akan dites DNA adalah Magenta sendiri, Aiman lalu menjelaskan kalau sewaktu Dia berumur 15 tahun Ia pernah pacaran dengan Ibunya Magenta yang dua tahun diatasnya. Mereka pernah melakukan itu sekali, dan berpisah ketika Aiman pindah SMA ke Jakarta. Aiman tidak pernah tahu kalau Ibunya Magenta mengandung setelah itu. Aiman juga menjelaskan, kalau Ibunya Magenta meninggal karena Kanker 3 tahun setelah Ia tinggal di Jakarta. Aiman juga menyuruh Toscha untuk merahasiakan hubunganya dengan Magenta, untuk menjaga karir dan juga rencana pernikahanya.
Aiman meminta sebuah perminta"an lagi pada Toscha, untuk membiarkan Magenta tinggal selama satu malam di rumahnya. Karena malam itu akan ada orang tua tunanganya datang ke rumah Aiman. Toscha setuju, dengan syarat kalau Aiman sendiri yang harus bilang pada istrinya Toscha. Mereka lalu meminta izin pada Adinda di rumah Toscha, dengan terlihat kalau mereka berdua takut pada Adinda. Adinda menyetujui perminta"an itu, dengan syarat Toscha harus tidur diluar dikarenakan rumah mereka yang kecil.
Aiman dan Toscha memasak untuk keperluan menjamu calon mertua Aiman.
Aiman, Toscha, Febriani, dan kedua orang tua Febriani duduk dalam satu meja. Ibu Febriani menyuruh Febriani untuk mempertimbangkan lagi pernikahan mereka. Karena beliau masih kurang setuju dengan Aiman, yang dulu terkenal dengan gaya hidup metropolitanya. Aiman, Febriani, dan Ayah Febriani lalu meyakinkan Ibu Febriani kalau itu hanyalah masa lalu Aiman, dan sekarang Aiman sudah coba buat berubah. Karena tidak bisa lagi menjawab, Ibu febriani memperingatkan Febriani supaya Ia tidak kaget kalau suatu sa"at akan ada wanita yang mengaku punya anak dari Aiman. Meski itu hanya asumsi saja, Toscha terbatuk mendengar kalimat itu, hal itu juga membuat Aiman murung. Febriani lalu bilang kalau Ia sendiri yang akan menyuruh Aiman untuk bertanggung jawab kalau seandainya itu benar terjadi, dan Ia juga mengatakan kalau itu semua tidak akan merubah rencana pernikahanya.
Keluarga Febriani lalu pulang. Aiman dan Toscha tidur dalam satu kamar, karena Toscha takut kalau tidur di rumah Aiman sendirian.
Aiman siaran Radio pagi, setelah itu Ia pergi ke kampus untuk melanjutkan S2. Di gerbang kampus Aiman bertemu dengan Magenta, Ia lalu menyuruhnya masuk. Di dalam mobil Aiman menjelaskan lagi kalau tidak ada orang yang boleh tahu tentang hubungan mereka berdua, Magenta lalu bilang kalau Ia tidak akan berkata pada siapapun. Setelah itu Ia terlihat marah dan keluar dari mobil itu. Aiman mencoba mencegahnya, tapi Magenta keburu pergi menjauh. Aiman lalu curhat tentang masalah itu pada Toscha lewat telepon, Aiman lalu berharap kalau hasilnya nanti negative. Supaya Ia bisa hidup dengan tenang dan tanpa beban lagi.
Toscha memberitakan hasil tes positive pada Aiman dan Magenta. Muka Aiman terlihat hancur menerima kabar itu. Toscha menyuruh mereka membuat pesta makan kecil-kecilan untuk merayakan kejadian bersejarah itu, tapi magenta menolak dan pergi dengan alasan sedang banyak tugas kuliah.
Aiman dan Toscha lalu minum-minum di Bar. Aiman curhat kalau Ia bukan bermaksud untuk tidak bertanggung jawab pada Magenta. Ia hanya tidak mau rencana pernikahanya menjadi kacau, Toscha lalu menyuruh Aiman untuk membuat Magenta mengerti dengan keada"an Aiman.
Setelah pulang dari Bar, Aiman membopong Toscha yang tidak sadar karena kebanyakan minum. Aiman memencet bel dan menghubungi istrinya Toscha, Adinda tidak mau membukakan pintu. Aiman lalu merebahkan Toscha di lantai.
Besoknya Toscha memaki Aiman lewat telepon. Makian itu terdengar oleh Febriani yang sedang duduk disampingnya, mereka sedang menghabiskan waktu di sebuah cafe sambil menunggu orang yang sudah membuat gambar desain untuk usaha butik Febriani. Ternyata orang yang mereka tunggu itu adalah Magenta, Magenta terlihat berusaha kabur setelah tahu disana ada Aiman, tapi Febriani segera memanggilnya. Mereka bertiga ngobrol disana sambil Aiman dan Magenta terlihat canggung.
Dilain waktu, Aiman curhat lagi masalah yang sama pada Toscha lewat telepon. Toscha sedang ada di Mall bersama istri dan anak-anaknya. Toscha yang sedikit muak, menyuruh Aiman memulai langkah terlebih dulu karena Ia yang lebih dewasa disana. Aiman lalu bersiap menghubungi Magenta lewat telepon, tapi tidak jadi Ia lakukan. Toscha lalu bertemu Magenta secara tidak sengaja, yang sedang bekerja sebagai karyawan penjual eskrim. Magenta lalu memohon untuk tidak bilang hal ini pada Aiman, karena Ia tidak mau membuat Aiman khawatir. Toscha dan istrinya mengerti.
Aiman berjalan di bar sendirian, lalu ada sekelompok lelaki muda yang mengajaknya bergabung. Aiman menghampiri rombongan lelaki itu. Aiman lalu dipaksa meminum gelas berisi minuman keras, meski Ia sudah menolaknya dengan halus karena besok Ia harus kerja pagi. Mereka lalu membicarakan gadis diangkatan kuliah mereka, dan lalu menyinggung Magenta sebagai gadis norak dan tidak bisa dandan. Salah se"orang dari mereka yang bernama Rudi, mengatakan kalau Ia bisa membuat Magenta menjadi wanita metropolitan dengan uang dan kuasanya. Mereka lalu membuat Magenta sebagai bahan bercanda"an jorok, Aiman yang tidak terima memukul Rudi sampai tersungkur. Aiman lalu dikeroyok oleh Rudi dan teman-temanya.
Setelah diamankan di kantor polisi, Rudi mengancam menghancurkan karir Aiman. Aiman hanya mengacuhkan Rudi, Aiman lalu dibebaskan dengan alasan ada seseorang yang sudah menjamin Aiman. Rudi tidak terima dengan pembebasan Aiman, dan berjanji akan membawa masalah ini ke jalur hukum. Polisi lalu menjelaskan kepada Rudi kalau itu tidak bisa dilakukan, karena itu adalah perkelahian biasa dan bukan pemukulan seperti yang Rudi tuduhkan.
Aiman dijemput oleh Toscha, yang marah-marah karena sudah dibangunkan tengah malam. Aiman lalu mengajak Toscha ke bar, Toscha menolak karena besok Ia harus kerja pagi. Aiman lalu menyinggung Toscha yang sekarang susah diajak senang-senang, padahal dulu Toscha dijuluki Dewa Mabok. Toscha mengancam Aiman untuk tidak pernah menyebutkan nama itu lagi. Aiman lalu mengajak Toscha karaoke, Toscha setuju. Setelah pulang dari Karaoke, Aiman lagi-lagi merebahkan Toscha yang kebanyakan minum di lantai rumah Toscha. Besoknya Toscha akan memaki Aiman lagi, tapi nomornya sudah diblock Aiman.
Aiman dan Febriani sedang ada di kantin kampus, Aiman lalu melihat Magenta sedang bersama dengan Anton. Aiman lalu mengajak Toscha untuk mengikuti mereka berdua sampai di perpustaka"an. Ketika pulang, Aiman mendahului Magenta dan Anton untuk tiba di kosan lebih dahulu, supaya bisa memarahinya. Ketika sudah ada di depan kosan, Aiman memarahi Magenta. Magenta membalikan perkata"an Aiman kalau tidak semua lelaki seperti dirinya dan Magenta mengatakan juga kalau Ia bisa jaga diri. Magenta kemudian menyuruh Anton pulang, dan bilang kalau Aiman itu bukan siapa-siapa Dia ketika Anton menanyakanya.
Aiman dan Toscha minum sampai mabuk di taman rumah Aiman. Toscha menanyakan alasan kenapa Aiman bisa sampai dibuat menangis oleh Magenta, Aiman lalu menceritakan kalau Ia sangat menyayangi ibunya Magenta. Aiman berkorban untuk tidak pacaran selama di SMA, demi menjaga kesetia"an kepada Ibunya Magenta. Tapi ketika Ia lulus sekolah, Aiman menerima kabar kalau Ibunya Magenta sudah tiada. Aiman juga mengatakan kalau Magenta sangat mirip dengan ibunya. Aiman dan Toscha lalu berpelukan sambil menangis, ketika selesai menceritakan kisah itu.
Rudi dan kelompoknya membalas dendam pada Aiman dengan cara memukuli karyawan restoran Aiman, ketika Ia sedang sendirian membuang sampah di belakang restoran. Aiman terpaksa menggantikan karyawan itu, karena tidak ada lagi yang bisa memasak menu yang bisa dimasak selain olehnya dan karyawan yang masuk rumah sakit itu. Lalu ketika memasak di dapur, Aiman memegangi perutnya dengan meringis kesakitan, Aiman lalu pingsan.
Di rumah sakit, Febriani berdiskusi dengan Toscha tentang donor hati yang harus didapatkanya secepat mungkin, Ia bingung karena Aiman tidak punya sanak saudara lagi yang kemungkinan cocoknya sangat tinggi. Toscha lalu membawa Magenta ke kamar Aiman, yang sedang terbaring tidak sadarkan diri. Febriani minta tolong pada Magenta untuk bersedia mendonorkan hatinya, setelah sebelumnya Toscha menceritakan semua padanya. Magenta setuju, dan operasi pun dilakukan. Operasi berhasil, Aiman terbangun dan melihat Magenta sedang terbaring di atas kasur pasien di sampingnya. Febriani lalu menceritakan semua yang sudah terjadi.
Aiman dan Magenta berbaikan, Aiman lalu mengajak Magenta tinggal bersamanya. Magenta setuju, setelah dipaksa dengan alasan untuk mengawasi pola makan pasca operasi hati. Ibu Febriani datang ke rumah sakit, tapi berhasil ditahan di area lorong oleh Toscha, demi mencegah terjadinya keributan. Ibu Febriani hanya minta dipertemukan dengan Febriani, Toscha membawa Febriani kesana. Ibu Febriani menyuruh membatalkan pernikahanya, tapi Febriani tetap pada pendirianya untuk melanjutkan pernikahan.
Aiman dan Magenta pulang dari rumah sakit dengan diantar oleh mobil Febriani. Toscha menyambut mereka di rumah Aiman, Febriani pergi karena Ia sedang ada urusan bisnis. Toscha lalu menunjukan kamar Magenta yang sudah Ia dekorasi sendiri, yang sayangnya mirip seperti kamar gadis umur 10 tahun. Magenta tetap menghargai usaha Toscha, meski harus berusaha menyembunyikan kekecewa"an.
Ketika tengah malam, Magenta keluar dari kamarnya dan bertemu dengan Aiman yang sedang bekerja di depan Laptop. Magenta lalu bilang kalau akan masak mie instan, Aiman melarangnya karena itu tidak baik buat penyembuhanya. Aiman lalu berinisiatif untuk memasak buat Magenta. Disana mereka mengobrol panjang tentang Aiman dan masa lalunya.
Aiman, Magenta dan Febriani pergi ke sebuah Mall. Disana mereka memilih dan mencoba banyak pakaian. Magenta bingung ketika harus memilih, karena pakaian yang Dia coba terlalu banyak. Aiman bilang kalau Magenta tidak perlu memilih, karena Ia akan membeli semua pakaian yang sudah dicoba Magenta.
Magenta lalu merubah penampilanya ketika di kampus dan membuat semua orang pangling.
Febriani membawakan sepeda untuk Aiman dan Magenta. Toscha bersama anaknya yang berumur 5 tahun keluar dari rumah dengan membawa sepeda kecil yang masih dipakai roda bantu. Aiman lalu bercanda kalau sepeda itu lebih cocok dipakai Toscha. Toscha marah, tapi tidak jadi memaki karena disana ada anak-anak. Magenta lalu bilang pada Aiman kalau Ia tidak bisa naik sepeda.
Toscha lalu balik meledek Aiman, karena sekarang sepeda Magenta dipasangi roda bantu juga. Aiman lalu mengajari Magenta naik sepeda. Toscha lalu menghampiri febriani dan menanyakan rencananya kedepan, Febriani lalu bilang kalau Ia sudah menerima Aiman dan keada"anya sekarang.
Aiman dan Magenta sedang mengelap mobil di garasi Aiman. Pembicara"an berlanjut kearah Aiman yang menunjukan hartanya yang paling berharga, yaitu sebuah kalung liontin warisan keluarganya. Aiman juga bilang kalau suatu sa"at Liontin itu akan diwariskan pada Magenta. Magenta lalu mendapat telepon dari Anton untuk mengajaknya jalan, Aiman mengijinkanya asal tidak pulang lebih dari jam 10 malam.
Toscha sedang membeli obat di Apotek. Setelah selesai, Aiman menelepon dan curhat tentang perasa"anya yang sedang tidak enak karena Magenta sedang jalan bersama Anton. Toscha lalu melihat Anton membopong Magenta yang terlihat mabuk, untuk masuk ke sebuah rumah di komplek yang sepi. Toscha lalu mengikuti mereka.
Di dalam rumah, Anton membaringkan Magenta yang sudah tidak sadarkan diri. Pintu bel berbunyi, Anton mengeceknya. Ketika Anton membuka pintu, Toscha menyemprotkan cairan yang membuat Anton pingsan. Toscha menyuruh Aiman membeli obat penawar, karena sudah mendiagnosa Magenta diberi obat perangsang. Aiman marah mendengar kabar itu. Ketika sedang mengetik resep obat, Magenta mencoba memeluk Toscha dan mengatakan kalau badaNnya sangat panas, Toscha mencoba menolak. Magenta semakin agresif menyerang Toscha, Ia lalu terpaksa menyemprotkan cairan yang membuat Magenta pingsan. Aiman datang, Toscha lalu menyuntikan obat penawar. Aiman terlihat sangat murka melihat kondisi anaknya.
Anton diinterogasi oleh Aiman dan Toscha, di lantai dasar rumah Aiman. Mereka mengancam akan mengurung dan memberikan obat perangsang secara rutin, jika Anton menolak untuk berkata jujur. Anton mengakui kalau Ia disuruh oleh Rudi. Anton lalu menanyakan hubungan antara Aiman dengan Magenta, dan menanyakan kenapa Aiman begitu peduli kepadanya.
Aiman membuat konferensi pers. Aiman menjelaskan kalau Ia sudah punya anak yang sudah berumur 17 tahun. Para wartawan menanyakan maksud dari Aiman membuat konferensi pers itu, beberapa diantara mereka menuduh Aiman hanya mencari popularitas saja. Aiman membantah itu semua dengan mengatakan, kalau Ia hanya tidak mau ada pemberita"an miring ketika sedang jalan bersama anaknya sendiri.
Teman kampus Magenta, menjadi heboh ketika mengetahui Ayah Magenta adalah se"orang artis. Mereka lalu memaksa Magenta untuk membuat party di rumahnya. Magenta mencoba menolak dan mengatakan kalau itu adalah rumah Ayahnya, dan Dia tidak bisa sembarangan mengajak orang lain masuk kesana. Lalu ada sese"orang dari mereka yang tahu tanggal ulang tahun Magenta, semua orang lalu meminta Magenta untuk membuat pesta ulang tahun di rumahnya.
Magenta meminta izin dengan sungkan, kepada Aiman yang sedang bekerja di depan laptop. Aiman lalu mengizinkan pesta itu dan mengatakan kalau itu harus dirayakan secara meriah. Toscha menelepon, Ia mengatakan telah melihat adanya korsleting listrik di rumah Aiman, Aiman berjanji untuk mengeceknya, lalu menutup telepon.
Pesta dimulai, Aiman memberikan kata sambutan dan menyuruh mereka melakukan pesta dengan meriah. Ia lalu pergi ke garasi dan naik mobil untuk menuju ke suatu tempat. Teman-teman Magenta menyiapkan kembang Api yang besar, dengan ditopang oleh kayu yang terlihat rapuh.
Aiman datang ke restorannya, disana sudah ada beberapa karyawan laki-laki dan 10 orang tukang pukul sewa"an. Mereka akan menyergap Rudi dan kelompoknya, yang rencananya akan menyerang berdasarkan informasi dari Anton.
Toscha baru pulang ke rumahnya, Ia ngedumel sendiri karena telat datang ke acara ulang tahun disebabkan harus kerja lembur terlebih dahulu. Ia lalu melihat kembang api masuk rumah Aiman, Ia mencoba berfikir positif kalau itu adalah bagian dari pertunjukan. Kembang api kedua datang dan mulai membakar rumah Aiman. Toscha panik dan berlari ke arah rumah Aiman.
Aiman membuka gerbang, lalu keluar teman-teman Magenta yang menyelamatkan diri. Karena disana tidak ada Magenta, Toscha mengecek kedalam rumah. Ia menemukan Magenta baru turun dari lantai 2, mereka lalu lari keluar bersama-sama.
Aiman menerima kabar rumahnya terbakar, Ia lalu pulang dan menyerahkan urusan penyergapan Rudi pada asistennya. Febriani datang kelokasi kebakaran dan menenangkan Magenta yang menangis. Ketika Aiman datang, rumahnya sedang terbakar dengan hebat dan ada beberapa mobil pemadam kebakaran yang coba memadamkan api. Aiman terlihat marah, lalu menampar Magenta. Magenta pergi sambil menangis, Febriani mengejarnya. Toscha memukul Aiman dengan kencang, mereka jatuh dan tergeletak di jalan. Beberapa polisi datang dan memegangi Toscha yang mengamuk.
Febriani berhasil mengejar Magenta, Ia lalu diberi kotak kalung berisi Liontin oleh Magenta. Magenta meminta pada Febriani untuk menyampaikan ma"af pada Aiman, karena Ia hanya mampu menyelamatkan barang itu saja. Magenta lalu pergi. Febriani menampar Aiman sambil marah, Ia lalu memberikan kotaka kalung yang diselamatkan Magenta. Febriani lalu pergi, Toscha juga meminta polisi untuk melepaskan cengkraman padanya. Toscha pergi.
Rumah Aiman habis terbakar. Aiman kembali ke restoranya, tapi Rudi dan teman-temanya tidak pernah datang ke tempat itu. Aiman menyadari kalau Ia sudah ditipu oleh Anton.
Aiman meminta ma"af pada Toscha, mereka lalu berbaikan.
Aiman dan Toscha sudah janjian dengan Rudi dan teman-temanya, mereka sudah menunggu di sebuah lapangan basket di kampus mereka. Aiman memberi Toscha tuak gunung, dan menyuruh Toscha untuk menjadi dewa mabok jikalau dirinya nanti terdesak. Aiman menghampiri Rudi dan kawananya sendirian, Ia meminta pada mereka untuk mengakhiri perseteruan diantara mereka. Rudi setuju asal Aiman mau bersujud, Aiman lalu bersujud pada Rudi. Rudi lalu meminta Aiman mencium kakinya, Aiman murka dan mulai memukuli mereka satu persatu. Ketika Aiman terdesak, Toscha datang dan menghajar mereka dengan jurus mabok. Kini situasi mereka imbang, seseorang membawa balok kayu dan memukul Toscha dari belakang. Aiman lalu menyuruh mereka menghentikan pertempuran itu, dengan ancaman kalau perkelahian mereka sudah direkam. Rudi menyangkal itu dengan mengatakan kalau disana tidak ada CCTV, Febriani lalu keluar dari tempatnya sembunyi sambil membawa handycam. Aiman mengancam akan melaporkan itu pada pihak kampus jika mereka semua tidak pergi, Rudi dan rombonganya lalu membubarkan diri.
Aiman dan Toscha lalu melanjutkan perjalanan untuk menjemput Magenta di rumah bibinya. Disana mereka mengetahui kalau Magenta selalu sendirian dari dulu, karena Bibi Magenta menyembunyikan Magenta dari keluarga besar mereka. Alasan itu dilakukan karena Ibu Magenta sudah diusir oleh orang tuanya, dan mereka juga hidup dalam lingkungan yang konservatif.
Aiman menemui Magenta di kuburan ibunya, mereka lalu berbaikan.
Pesta pernikahan Aiman digelar. Toscha mengungkapkan iri pada Aiman karena Ia tidak perlu lagi mengurus biaya pendidikan Magenta yang sudah masuk kuliah. Adinda lalu datang dan memberi kabar kalau Ia positif hamil lagi, Toscha pingsan.
Lihat selengkapnya