Karakter
Karya, pemuda 28 tahun berstatus karyawan magang dengan gaji pas pasan. Menjalani kehidupan membosankan dan cenderung sepi, dia telah kehilangan mimpi yang merayunya kabur ke ibukota. Meski begitu dia masih berusaha mencari motivasi untuk merubah hidupnya. Sementara sahabatnya Kris, seorang penulis bermotivasi tinggi yang tetap berkarya di hari hari terakhir hidupnya, mengatur rencana untuk mencoba merubah kehidupan Karya. Untuk menjalankan rencananya Kris meminta bantuan Seto, seorang psekeater misterius.
Setelah menyelesaikan buku terakhirnya dan memamerkanya kepada Karya, Kris meninggal. Rencana kris terus berjalan. Kejadian itu malah mendesak Karya untuk menemui Seto, memenuhi permintaan terakhir Kris. Karya sempat terkesan ketika bertemu Seto, orang yang lebih terlihat seperti seorang peramal. Tapi kemudian, Karya pulang dengan kecewa. Hari Karya semakin suram ketika melihat keluarga Arman sedang makan malam bersama, hal yang membangkitkan ingatan Karya tentang suasana rumah yang lama dia tinggalkan.
Karya mengakhiri hari dengan dua butir obat tidur, seperti biasa. Keesokan paginya karya melihat Arman sedang bingung karena Dita tidak masuk sekolah, dengan alasan tidak memiliki laptop untuk praktek, sementara arman belum mampu untuk membelinya. Karya tidak terlalu memikirkan hal itu dan terus berangkat kerja.
Tiba tiba atasan Karya menjadikanya orang kepercayaan dan mengajak Karya bekerja bersama. Karya jadi berharap, terlebih setelah Arta mengatakan akan mengajarinya untuk menjadi sukses. Mereka berangkat untuk rapat dengan Julia diluar kantor, tapi apa yang terjadi disana tidak seperti yang Karya bayangkan. Karya merasa kesulitan untuk memahami apa yang terjadi antara Arta dengan Julia. Yang dia tau, Julia mengambil alih warisan pak Beno dari pewaris aslinya, dan Arta membantu mewujudkan hal itu. Karya yang turut terseret jadi merasa serbasalah dan tidak nyaman. Cek tigapuluh juta, komisi pertama Karya seperti menghakimi dirinya.
Karya menemui Seto dan menyatakan dirinya siap untuk berubah, tapi Seto hanya mengatakan kalau begitu hidupmu akan berubah, sekali lagi Karya merasa kecewa. Emosi Karya yang bercampur memuncak menjadi marah, dan kemudian membuat Karya mempertanyakan hidupnya. Emosinya reda dan berganti ketika melihat sebuah keluarga tunawisma tidur di emper toko, seharusnya aku bersyukur ucap Karya kepada dirinya. Karya kemudian terlelap setelah menelan dua butir obat tidur.
Menjelang tengah malam tidur Karya terganggu, dia bermimpi buruk. Karya bangun sambil berteriak, berkeringat dingin dan terengah engah. Karya merasa tenang karena itu hanya mimpi, tapi kemudian apa yang ada didepanya membuatnya ketakutan. Sosok menyeramkan berdiri didepanya, Karya merasa ketakutan sampai suaranya tidak keluar. Sosok itu mengatakan waktumu telah tiba dan ini adalah hari terakhirmu, Karya kemudian pingsan. Paginya Karya terbangun dengan jam bandul ditangan, jarumnya berhenti di jam 11.59.
Ucapan Sosok menyeramkan merasuki Karya, membuat harinya semakin suram. Diapun bertanya tanya, bagaimana jika hari itu adalah hari terakhirnya apa yang akan dia lakukan. Karya jadi sering melamun dan mudah terkejut. Setelah hampir mati tertabrak mobil, Karya mencoba mencari jawaban dari pertanyaanya. Akhirnya diapun tersadarkan, dan memberanikan diri untuk mengambil langkah. Karya memutuskan untuk berhenti kerja, Meminta maaf kepada bapaknya atas pertengkaran bertahun tahun lalu, mencoba menebus kesalahanya kepada pewaris pak Beno, dan menyatakan cinta.
Karya samasekali tidak mengira Laila membalas cintanya, diapun bingung ketika laila bertanya "setelah saling mengungkapkan selanjutnya apa ?". Karya berharap untuk hidup lebih lama, dan diapun tidak ingin Laila terlalu berharap. Karya berkata kepada laila jika besok aku masih hidup aku akan langsung berlari ketempatmu. Laila ternsenyum kemudian pulang naik taksi, dia mengirim pesan ke Karya rumahku jauh, naik taksi saja, Karya tersenyum senang.
Karya mengakhiri harinya dengan menyelesaikan urusanya dan mempersiapkan diri. Dia memberikan laptopnya kepada Dita, kemudian makan malam bersama keluarga Arman sebagai ganti makan malam keluarga yang dia rindukan. Berdoa, memberi bantuan kepada orang lain, disitu dia berfikir apakah manusia harus menunggu hari hari terakhirnya untuk menjadi manusia. Setelah menulis surat wasiat Karya mencoba terlelap tanpa obat tidur, berusaha untuk rela.
Karya bangun dalam keadaan setengah sadar, dia perlu menampar pipinya untuk menyadarkan diri. Sadar dirinya masih hidup, Karya jadi bahagia. Karya kemudian berlari dengan semangat untuk menemui laila, seperti yang dia janjikan.
Sintia memaksa Karya menerima buku terakhir dari Kris beserta hak royaltinya. Berkata bahwa buku itu sejak awal dibuat untuknya, dan bercerita bahwa Kris menjalani hari hari terakhirnya mempersiapkan warisan untuk Karya, hal yang membuat Sintia cemburu.
Akhirnya karya pulang, melihat pemandangan pedesaan yang lama dia tinggalkan, orang memecah batu, bocah bocah yang main disungai, petani yang bekerja disawah, bukit bukit dengan pepohonan besar, dan rumah. Karya langsung mendekap bapaknya, mereka tidak bisa menahan airmata haru, tapi suasana berubah saat pak Tarjo, ayahnya. Mengatakan bahwa ibunya telah meninggal, hal itu membuat Karya terpukul. Pak Tarjo mengingatkan Karya, dirinya boleh sedih tapi jangan sampai tenggelam. Selanjutnya Karya akan menjalani hidupnya dengan keyakinan dan terus berjuang.
Dibagian akhir kita akan melihat Karya dan Laila menari seperti Arjuna dan Srikandi di Padepokan Wira Karya.