Blurb
Lahir di dalam rumah tanpa cinta membuat Allisya berjuang untuk kebahagiaannya sendiri, dengan kedua kakinya ia berusaha menciptakan senyumnya, ia berpikir bahwa masa lalu adalah sebuah luka yang tidak bisa disembuhkan dengan apapun. namun, semakin ia menganggap sakit dan buruk masa lalu, semakin luka ia dapatkan, dimana tiba-tiba makna cinta dan keluarga dipertanyakan, dimana status anaknya dimintai pertanggungjawaban, serta dimana keutuhan diperjuangkan ditengah satu yang tak utuh. Allisya mungkin berhasil menghadirkan dirinya sebagai wanita hebat, tapi belum dikatakan berhasil sebagai seorang anak perempuan ditengah keluarganya, apakah Allisya mampu untuk memperjuangkan keluarganya berdampingan dengan luka dan trauma di masa sebelumnya?
Karakter
Allisya merupakan anak perempuan yang lahir karena hubungan terlarang orangtuanya semasa SMA. kehidupannya selalu diisi dengan keluarganya yang tanpa keharmonisan di dalamnya. Hal ini tennya membuat Allisya harus berdiri dengan kakinya sendiri untuk menciptakan kebahagiaannya. Meskipun dari kecil banyak orang yang mengatakan bahwa dia adalah anak haram, dia tetap berjalan menjadi wanita kuat. Hingga di semester terakhirnya di universitasnya dia kembali harus mengalami akibat dari sebutan anak haram. Orangtuanya bercerai, Mamanya depresi, dan Papanya menikah lagi. Allisya merasa sangat hancur ketika dia tahu keluarganya saat tidak baik-baik saja. Allisya berusaha mengikis egonya untuk mencari kebahagiaannya sendiri, dan dia mulai peduli dengan kehidupan orangtuanya. Dia harus menjalani kehidupan baru, dimana dia harus mempertimbangkan kebahagiaan pribadinya berdampingan dengan kesembuhan Mamanya dan juga kebahagiaan Papanya. Dia berusaha untuk mendamaikan Mamanya dari trauma dan dia berusaha untuk menjadi anak seutuhnya yang berbakti kepada kedua orangtuanya. Semua sudah dilewati Allisya, bahkan dengan semua itu, Allisya kembali berjuang untuk kisah cintanya dengan Reihan, kekasihnya. Pada akhirnya orangtua Allisya juga memahami perihal makna keluarga yang harusnya ada. Ada luka di masing-masing tubuh dan hati, Allisya, Mama, dan Papa. Yang dibutuhkan adalah waktu dan kesabaran. Allisya yang akhirnya menerima keluarganya yang terpisah namun tetap ada. Mama yang berdamai dengan masa lalunya dan memaafkan dirinya sendiri atas kesalahannya. Serta Papa, yang mulai menempatkan sebagai seorang Papa seutuhnya, meskipun perannya sempat terganggu ketika di hari pernikahan Allisya, dimana Papa tidak bisa menikahkan Allisya, hal itu membuat Papa hancur tapi harus bisa menerima, dan semua pada akhirnya belajar tentang masa lalu yang buruk dan menerima apa yang terjadi sekarang, serta menghadapi apapun yang akan datang, dengan keikhlasan dan tanggungjawab.