TERIMA KASIH, RASYA

Oleh: Della Puspitarini

Blurb

Gifari Zaidan, pria berusia 30 tahun ini memiliki sebuah phobia terhadap traveling, yaitu Hodophobia. Keempat sahabatnya sudah berusaha agar Gifari kembali hidup normal, namun tidak berhasil. Hingga akhirnya, Gifari bertemu dengan Rasya Vania, seorang perempuan berusia 25 tahun. Bersama Rasya, dan berkat Rasya, Gifari kembali hidup normal. Namun, kebahagiaannya tidak berlangsung lama, dikarenakan Rasya pergi meninggalkannya. Bagaimana kisah selengkapnya?

Premis

Tentang seseorang yang mempunyai ketakutan terhadap traveling sehingga membuatnya diejek oleh teman-temannya

Karakter

Gifari Zaidan memiliki phobia, yang dinamakan Hodophobia. Apa itu Hodophobia? Ketakutan untuk traveling atau jalan-jalan. Pria berusia 30 tahun ini memiliki alasan, mengapa ia tidak menyukai traveling. Ia takut akan terjadinya hal buruk menimpanya. Karena, Gifari mempunyai trauma mendalam. Ia harus kehilangan kedua orang tua di umurnya yang baru lima tahun saat mereka ingin pergi ke Puncak untuk berlibur, yang berikutnya ia kehilangan adek laki-lakinya yang berusia 15 tahun, karena kecelakaan motor saat ia melakukan traveling ke pantai yang ada di Bandung bersama teman-temannya. Dan yang terakhir, ia kehilang wanita yang ia sayang tiga tahun yang lalu, saat perjalanan menuju Candi Borobudur, untuk traveling bersama para sahabatnya. Sejak kejadian itu, Gifari trauma untuk liburan ke berbagai tempat wisata, baik di sekitar Jabodetabek, maupun di luar Jabodetabek. Bagaimana jika ia ditugaskan untuk ke luar kota? Gifari akan menolaknya. Sejak kapan Gifari memiliki phobia? Sejak usianya 5 tahun, setelah ia kehilangan kedua orang tuanya, 25 tahun sudah Gifari tidak melakukan Traveling. Para sahabatnya pun sering mengajaknya untuk liburan, untuk menyegarkan pikiran karena terlalu lelah bekerja, namun Gifari menolaknya dengan alasan ingin merebahkan diri saja dirumah. Contoh, para sahabatnya mengajak Gifari ke Ancol, TMII, Monas, dan tempat wisata yang ada di Jakarta, atau luar Jakarta. Selain itu, Gifari sering diejek oleh para sahabatnya, namun Gifari mengacuhkannya. Hingga suatu hari, Gifari mencoba untuk menghilangkan phobianya tersebut, karena Rasya Vania. Ya, Gifari jatuh cinta kepada Rasya, yang mempunyai hobi traveling. Awal pertemuannya dengan Rasya di sebuah taman yang jarang didatangi oleh masyarakat sekitar, hening, sepi, dan nyaman. Saat itu, Gifari sedang berolahraga lari pagi, dan saat ia melewati taman, ia menemukan Rasya yang sedang terduduk menunduk di sebuah bangku taman. Dengan sengaja, Gifari menghampiri Rasya, namun langkahnya terhenti. "Cape juga ya jadi orang baik, orang perhatian, selalu disalah artikan. Takut. Cemas. Sendiri. Ya, begitulah saya. Menyedihkan. Saya hanyalah pendosa dimata kalian. Saya ikhlas, jika saya harus menjalankan kehidupan seperti ini." Kalimat tersebutlah yang Gifari dengar, ia melihat susu yang ia genggam, lalu ia menghampiri Rasya, dan memberikan susu kemasan tersebut kepada Rasya. Rasya hanya melihat susu tersebut, lalu menatap Gifari, dan ia pun tersenyum. Pada saat itu, Gifari belum sempat berkenalan dengan Rasya, karena dengan cepat Rasya berlalu dari hadapan Gifari. Namun ternyata, mereka dipertemukan kembali, Naza adalah teman Airava, yang kebetulan juga Airava sahabatnya Rasya. Pertemuan Rasya dan Gifari, telah diatur oleh para sahabatnya, dan Airava. Pertemuan itu terjadi di TMII. Setelah pertemuan tersebut, Gifari semakin gencar untuk mendekati Rasya. Hanya Rasya yang dapat bertahan dengan sifat yang dimiliki oleh Gifari, sehingga membuat Gifari sangat menyayangi Rasya. Hingga suatu hari, Rasya, Perempuan berusia 25 tahun ini berhasil membuat Gifari menghilangkan phobia akan traveling dan hidup dengan normal kembali. Rasya sering mengajak Gifari ke tempat wisata yang dekat terlebih dahulu, seperti Ancol, Pantai Carita, Devoyage, hingga tempat wisata yang berada di luar Jakarta. Pada awalnya, Gifari menolak, namun Rasya meyakinkan Gifari bahwa traveling itu bukan hal yang buruk. Rasya berkata; "Jika memang susah ajalnya kamu untuk meninggal, kamu akan meninggal. Jodoh, Maut, Rejeki itu ada di tangan Tuhan, kamu gak bisa menghindarinya. Jadi, jangan takut lagi ya." Kalimat yang diucapkan oleh Rasya, berhasil membuat Gifari melawan rasa takutnya, ia akan menerima resiko yang akan datang kepadanya atau kepada orang lain. Namun, Gifari merasakan yang namanya patah hati untuk kesekian kalinya, perempuan blasteran Indo-Jerman itu pergi meninggalkan Gifari. Untuk selamanya. Rasya meninggal karena keracunan makanan. Hal itu membuat Gifari murka, ia mencari tahu pelaku, dan ia menemukan Danata yang sedang berada dirumahnya di daerah Jakarta Timur. Gifari memukul Danata bertubi-tubi, hingga akhirnya polisi datang sebelum Gifari menghabisi nyawa Danata. Para sahabatnya lah yang menelfon polisi, karena mereka tahu, kalau Gifari sudah murka, dia bisa saja menghabisi nyawa orang lain. Bagaimana Gifari mengetahui Danata pelakunya? Ia dan para sahabatnya melihat dari rekaman CCTV di dekatn rumah Rasya. Walaupun baru bertemu sekali, Gifari mengenali postur tubuh dan motor Danata. Dan akhirnya Polisi membawa Danata ke kantor polisi, Naza dan Daniel yang melaporkan Danata dengan membawa bukti rekaman CCTV. Keempat sahabat Gifari, menguatkannya. Gifari, akhirnya Gifari harus kuat.
Lihat selengkapnya