Blurb
> "ππͺπ₯πΆπ³ ππ¦π΅πͺπ¨π’: ππΆπ―πͺπ’ πΊπ’π―π¨ ππͺπ₯π’π¬ ππͺπ΄π’ ππ’πΆ ππ’π―π¨πΆπ―π¬π’π―"
Aksa Ramadhan mengira dirinya hanya menjalani terapi tidur biasa. Tapi Rumah Tidur Darmaji menyimpan rahasia yang lebih mengerikan dari sekadar insomnia.
Di balik kelopak matanya yang terpejam, ada dunia lain. Dunia yang kabutnya tak pernah hilang, lorongnya tak pernah berujung, dan suara-suara di dalamnya tak ingin kamu bangun.
Jika kamu tertidur terlalu dalam, mungkin kamu tidak akan pernah kembali.
Tiga malam. Tiga mimpi. Satu kesempatan untuk bangun. Atau hilang. . . untuk selamanya.
Karakter
AKSA, 18 tahun, adalah remaja yang mengalami trauma berat setelah menyaksikan kematian orang tuanya dalam kebakaran rumah. Sejak malam itu, ia tidak bisa tidur nyenyakβselalu dihantui bayangan dan suara. Oleh psikiaternya, Aksa dikirim ke Rumah Tidur Darmaji, sebuah fasilitas eksperimen tertutup di tengah hutan yang mengkhususkan diri pada terapi tidur intensif.
Terapi dijalankan dengan metode hipnosis dan penyesuaian gelombang otak agar pasien masuk ke fase tidur dalam yang stabil. Namun malam demi malam, Aksa mengalami mimpi yang sangat nyataβia berada di sebuah dunia sunyi, dingin, dan penuh kabut, di mana ia melihat pasien-pasien lama yang seharusnya sudah mati, berkeliaran seperti sedang terjebak.
Ia mulai mengenali wajah-wajah dari foto lama di arsip rumah sakitβdan mereka semua meninggal setelah malam ketiga. Salah satu dari mereka adalah Ananda, gadis muda yang mulai membisikkan pesan-pesan ke Aksa dalam mimpi: "Kalau kau tidur di sini sampai malam ketiga, jiwamu akan tergantikan."
Di malam kedua, Aksa mulai sulit membedakan kenyataan dan mimpi. Ia bahkan melihat staf rumah sakit berubah wajah di dunia mimpi. Ia mencoba kabur, tapi dinding dunia itu selalu menutup. Ia harus menemukan cara membangunkan dirinya dari dalam mimpi, dengan menghadapi roh penjaga, entitas kabut kelam yang menyerap identitas pasien dan menyimpannya sebagai pengganti jiwanya.
Malam ketiga datang. Aksa harus memilihβmenghadapi bayangannya sendiri dan membebaskan para jiwa yang terperangkap, atau kehilangan kesadarannya selamanya dan menjadi bagian dari dunia tidur itu.