Blurb
Mahesa Adi Pratama, Esa Cantika dan Olivia Putri baru saja diwisuda setelah 8 tahun lamanya menempuh kuliah. Menjadi lulusan terbaik ternyata tak mampu mengubah status mereka yang ramai dikenal sebagai mahasiswa abadi. Tak banyak yang tahu waktu mereka memang dihabiskan dalam kegiatan sosial sembari bekerja sampingan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Namun semua berubah saat wabah covid menyebar, satu persatu dari mereka di PHK dari tempat kerjanya. Tak pantang menyerah, mereka terus berjuang mencari lowongan pekerjaan baru. Satu per satu lamaran dikirimkan kemana-mana. Setelah satu bulan lamanya menunggu panggilan kerja diantara puluhan lamaran yang sudah mereka kirimkan. Mahe, Esa dan Oliv sadar ternyata memiliki pengalaman kerja, aktif berkegiatan relawan dan reputasi akademik yang baik pun tak mudah mendapatkan pekerjaan.
Esa mulai khawatir begitu pun Mahe dan Oliv. Mereka mulai berfikir untuk mencari peluang kerja sampingan lainnya. Seenggaknya untuk memenuhi kekosongan mereka selama beberapa bulan ke depan. Berbagai tawaran kerja paruh waktu seperti menjadi badut di pesta ulang tahun hingga penjaga stan makanan saat bazaar mereka terima. Namun pilihan pekerjaan itu ternyata ditentang keluarga mereka hingga menjadi bulan-bulanan tetangga dan teman-temannya karena belum juga mendapatkan pekerjaan tepat. Setiap hari mereka berkumpul di bawah pohon aksya - pohon impian mereka sembari menilik kembali resolusi mereka masing-masing yang pernah mereka ukir bersama. Sayangnya, tak ada satu pun yang tercapai. Esa mencoret semua resolusi tanpa tersisa, begitu juga Mahe dan Oliv.
Merasa sering mendapatkan perlakuan tak adil dilingkungan nya, memaksa mereka untuk pergi merantau ke Jakarta. Esa menghubungi Paman Bagir, saudara Ayahnya yang telah bertahun-tahun tinggal dan bekerja di ibu kota sebagai kuli bangunan. Dalam sambungan telepon singkat, Esa mengutarakan niatnya untuk mencoba peruntungan di ibu kota bersama kedua sahabatnya. Akankah mereka mampu mengubah kesulitan mereka menjadi sebuah kesuksessan ?