Blurb
Kematian yang menimpa kedua orangtua Brata dan Asmara, membuat mereka tidak terima. Hal yang tidak sewajarnya terjadi pada orangtuanya. Semua kejadian yang seperti sengaja direncanakan oleh oranglain. Setelah menyelesaikan pendidikan mereka masing-masing di Australia, Brata dan Asmara kembali ke Indonesia, berbekal kemampuan yang dimiliki Asmara, dia mulai mencari tahu tentang kasus kematian orangtuanya, begitu juga dengan Brata, dia masuk ke rumah sakit untuk bekerja disana, sekaligus mencari tahu tentang kronologi meninggalnya kedua orangtuanya. Hingga pada akhirnya, mereka berhasil menemukan sedikit titik terang, mereka terus berupaya untuk membalas rasa dendamnya kepada pembunuh orangtuanya. Akan tetapi, rencana balas dendam itu, dihadang sama besar kuatnya dengan Wisman, orang yang tidak suka dengan keberadaan orangtua Brata dan Asmara, hingga, cara-cara kejipun, dilakukan untuk menghentikan rencana mereka. Pertumpahan darah, adu mulut, dan adu kepintaran otak, pun dilakukan antara Brata, Asmara, dan Wisman, apakah ada hubungan, antara Wisman dengan kematian orangtua Brata dan Asmara? Ataukah, Brata dan Asmara akan mengalami hal pahit, sama dengan kedua orangtuanya?
Karakter
Brata dan Asmara kembali ke Indonesia setelah menempuh belajar di Sydney, Australia. Kembalinya mereka bukan tanpa suatu alasan, melainkan untuk membalaskan dendam atas kematian orangtuanya dua tahun silam. Mereka mencurigai bahwa kematian itu adalah suatu kasus pembunuhan bukan murni kematian karena takdir Tuhan. Mereka mencurigai satu nama, Wisman, rekan kerja orangtuanya. Mereka memulai dari jalannya masing-masing, dari Asmara yang berbasic seorang penyidik atau ahli forensik, ia memulai dengan mencari tahu siapa dan bagaimana keluarga Wisman, hingga pada akhirnya Asmara berhasil mengambil dan menangani kasus anak kedua Wisman, Dirga. Hal yang sama juga dilakukan oleh Brata, melalui profesinya sebagai dokter, ia memulai dengan mencari ijin dan jadwal praktik di rumah sakit dimana dulu orangtuanya bertugas, dan disana ia bertemu dengan Wisman, sebagai kepala Dokter di rumah sakit Sehat Mulia. Bukan hal yang sulit untuk Brata masuk ke rumah sakit itu, karena Brata merupakan dokter yang sangat berkompeten, dan berprestasi. Wisman langsung menyetujui lamaran Brata dan memberikan ijin praktik keesokan harinya. Bertemunya jalan antara Brata dan Asmara untuk mencaritahu siapa Wisman ternyata harus tetap berjalan masing-masing, karena Brata ingin menyembunyikan identitas mereka satu sama lain di keluarga Wisman. Asmara sempat merasa bahwa Brata akan melupakan kematian orangtuanya, padahal hal itu dilakukan Brata atas dasar Brata yang takut jika dia akan kembali kehilangan orang yang dia cintai, Asmara, karena harus berhadapan dengan Wisman. Asmara adalah wanita berambisi besar, dia tidak bisa ditahan oleh siapapun, tapi, Asmara melakukan ini semua atas dasar pendidikan yang ia punya sebagai penyidik, yang dimana di dalam ini Asmara lebih berpengalaman. Asmara ternyata lebih dulu memulai rencananya. Ia masuk ke dalam keluarga Wisman dan mulai mengumpulkan bukti. Hampir di waktu yang sama, Brata juga mulai mencari bukti lewat anak pertama Wisman, Kintan. Tapi, langkah Brata dan Asmara ternyata dapat dicurigai oleh Wisman dan Kintan, Wisman tidak bisa membiarkan orang yang ingin mengusik keluarganya, di satu sisi, ia juga tidak ingin ada orang yang tahu tentang permasalahan keluarganya terlebih rahasia tentang pembunuhan yang Wisman lakukan. Salah satu rencana Wisman untuk menghentikan Asmara adalah dengan mengancamnya, akan tetapi, karena Asmara bukan wanita yang mudah terpengaruh, dia tetap teguh dengan apa yang ia rencanakan, bahkan hingga ia di tusuk oleh orang suruhan Wisman. Akan tetapi, kepintaran Asmara bisa menebak apa yang akan terjadi padanya, dia menghubungi Dirga, untuk lokasi terakhirnya, ia juga menghubungi Brata untuk menolak operasi yang disarankan Wisman. Hingga setelah penusukan, Dirga membawa Asmara ke rumah sakit dan ditangani oleh Brata, dan operasi yang dijadwalkan kepada Brata ditangani oleh Kintan. Rupanya rencana operasi itu merupakan salah satu rencana busuk Wisman untuk menjebak Brata. Penusukan Asmara tersebut membuat Brata terguncang, ia kembali sangat takut dan khawatir dengan hubungan Asmara dan Wisman, hingga Wisman bertindak nekat kepada Asmara. Kecemasan Brata membuat Wisman menyadari hubungan antara Brata dan Asmara, hingga terkuak bahwa Brata adalah saudara kandung Asmara. Wisman seperti mendapat senjata atas apa yang dia tahu. Ia kembali mengancam Brata dengan jaminan keamanan Asmara. Brata yang ketakutan dengan keselamatan Asmara menjadi menuruti semua yang diinginkan Wisman, termasuk mengakui kesalahan atas kasus operasi gagal yang sebenarnya dilakukan oleh Kintan. Brata menyerahkan diri kepada polisi, tapi kali ini, disertai dengan dia menyerahkan beberapa barang bukti untuk menyelamatkan posisinya, tapi tetap saja Brata harus ditahan dua hari sampai sidang putusan perkara di gelar. Brata yang sudah di kantor polisi, membuat Wisman melakukan hal bodoh dengan berusaha membunuh Asmara. Akan tetapi, bukan Asmara namanya, kalau dia tidak curiga dengan apa yang akan Wisman lakukan. Hingga pada akhirnya, Asmara berhasil mengumpulkan semua bukti atas kesalahan Wisman, dan membawanya pada sidang putusan perkara Brata. Pada hari itu juga Brata dinyatakan tidak bersalah, dan Wisman diberikan hukuman mati atas semua kesalahan yang dia perbuat. Melihat semuanya terajadi, Wisman tidak terima, dia berdiri dan merusak bekas jahitan di perut Asmara. Semua yang berada di ruang persidangan panik, begitu juga dengan Brata, hingga ini membuat Brata untuk menyuntikkan cairan pelumpuh kepada Wisman, dan membuat Wisman kehilangan semua kendali atas tangan dan kakinya, dan pada akhirnya Wisman mendapat hukuman, sementara Brata dan Asmara merasa tugasnya sudah selesai, dan ia akan kembali kepada kehidupan yang lebih baik.