Yuk Nikah, Yuk!

Oleh: Purnama Putri

Blurb

Menginjak usia dua puluh sembilan tahun, mama semakin giat menceramahi Aira soal pentingnya mencari pendamping hidup. Mama sangat khawatir jika anak sulungnya bernasib sama seperti tetangga depan rumah mereka; menjadi perawan tua yang kesepian. Berkat kecemasan berlebihan tersebut, mama memaksa Aira untuk mulai menjajaki hubungan percintaan dengan mengikuti kencan buta. Namun justru semenjak itulah kehidupan Aira yang tenang berubah 180⁰.

Alih-alih menemukan tambatan hati, Aira malah menjumpai pria-pria aneh. Ada yang berpenampilan menarik, tapi arogan perangainya. Ada yang baik budi pekertinya, tapi berprofesi sebagai pengedar obat-obatan terlarang. Bahkan yang terparah, Aira sampai harus berurusan dengan seorang psikopat gila yang ia kenal melalui sosial media. Meski kesialan seolah terus saja menghampiri, ternyata Tuhan telah mempersiapkan pula kado terindah bagi Aira. Di titik terendahnya, Aira akhirnya menyadari kehadiran jodoh yang ditakdirkan untuknya. Bukan dia yang sulit diusahakan, namun ‘dia yang selalu ada'.

Premis

Lika-liku perjuangan seorang wanita dalam menemukan pendamping hidupnya.

Karakter

Menginjak usia dua puluh sembilan tahun, mama semakin giat menceramahi Aira soal pentingnya mencari pendamping hidup. Mama sangat khawatir jika anak sulungnya bernasib sama seperti tetangga depan rumah mereka; menjadi perawan tua yang kesepian. Berkat kecemasan berlebihan tersebut, mama memaksa Aira untuk mulai menjajaki hubungan percintaan dengan mengikuti kencan buta. Namun justru semenjak itulah kehidupan Aira yang tenang berubah 180⁰.

Alih-alih menemukan tambatan hati, Aira malah menjumpai pria-pria aneh. Ada yang berpenampilan menarik, tapi arogan perangainya. Ada yang baik budi pekertinya, tapi berprofesi sebagai pengedar obat-obatan terlarang. Bahkan yang terparah, Aira sampai harus berurusan dengan seorang psikopat gila yang ia kenal melalui sosial media. Meski kesialan seolah terus saja menghampiri, ternyata Tuhan telah mempersiapkan pula kado terindah bagi Aira. Di titik terendahnya, Aira akhirnya menyadari kehadiran jodoh yang ditakdirkan untuknya. Bukan dia yang sulit diusahakan, namun "dia yang selalu ada"
Lihat selengkapnya