Akal Perendah

Oleh: Temu Sunyi

Senja merayap dari sudut barat, bukan membawa hangat, hanya sisa cahaya pucat yang ikut menyaksikan tubuh-tubuh letih berserakan di jalan.

Derap langkah terdengar seragam, seperti orkestra pekerja yang dipaksa memainkan nada kewajiban.

“Ayo pulang bareng,” ucap seorang teman kantor.

Aku hanya mengangguk, merapikan kertas-kertas yang penuh dengan coretan angka—angka yang lebih jujur daripada janji-janji manusia.

Kami melangkah keluar bersama, ...

Baca selengkapnya →