Senja merayap dari sudut barat, bukan membawa hangat, hanya sisa cahaya pucat yang ikut menyaksikan tubuh-tubuh letih berserakan di jalan.
Derap langkah terdengar seragam, seperti orkestra pekerja yang dipaksa memainkan nada kewajiban.
“Ayo pulang bareng,” ucap seorang teman kantor.
Aku hanya mengangguk, merapikan kertas-kertas yang penuh dengan coretan angka—angka yang lebih jujur daripada janji-janji manusia.
Kami melangkah keluar bersama, ...