Akhir Pengabdian

Oleh: Tika Sofyan

Bagi Ratmi, hidup ini sudah lengkap. Tiap pagi dibukanya dengan raupan air yang mengejutkan pori-pori kulit kedua tangannya yang kurus dan tak pernah terhias cincin kawin. Basuhan berlanjut sampai ke ujung jari-jari kakinya. Dalam remang senyap kamar, kain mukena yang tak lagi cemerlang putihnya menunggu disibakkan dari lipatannya.

Bagi Ratmi, dirinya semakin utuh seusai menebar salam pada alam semesta, meski balasan tabik tak terdengar oleh telin...

Baca selengkapnya →