Remang. Di sudut kamar itu seorang gadis bertelekung putih tengah menadahkan tangannya. Lamat-lamat ia marapal doa. Komboskini, tasbih khas Kristen orthodox, dengan jumlah 33 butir di tangannya terus berputar entah sudah kali yang keberapa. Bibirnya terus melafazkan puji-pujian untuk sosok yang ada di hadapannya. Sesekali matanya menatap sendu sebuah icon[1] di hadapannya. Sosok perempuan istimewa tengah tersenyum teduh tergambar di sana. Sebuah...