Aku hanya bisa menghembuskan nafas kasar. Uang receh di tanganku tidak cukup untuk makan hari ini. Belum lagi untuk setoran ke Mami.
Dengan mata sedikit berkaca-kaca, aku menghapus cat sablon warna silver dari sekujur tubuh. Hatiku sakit sekali. Apalagi saat aku harus beraksi menjadi manusia silver di perempatan jalan.
Berpasang mata menatapku dengan pandangan yang berbeda-beda. Sepertinya aku mendengar mereka seolah menghujat dengan berbagai kal...