Amung
Ubaidillah
Nemangkawi di Puncak Wijaya telah lama dilenyapkan. Orang-orang Amung tak dapat lagi berhidmat di atas tanah sucinya. Tanah suci yang menyatukan jiwa Amungme. Tak ada altar untuk perjamuan dengan arwah suci leluhurnya. Gunung, lembah, lereng, bukit-bukit, dan segalanya telah dihisap dan dirampas. Sudah lama rasa kehilangan itu jadi kehampaan batin orang-orang Amung. Cerita hidup orang-orang Amung adalah cerita duka. Duka yang menjadi bisa di ujung mata anak panah. Dan kini sudah saatnya melepas anak panah itu pada kekuasaan yang salah.
***
Di atas tanah dingin Kwamki, di pinggir hutan, jazad Beanal baru saja dimakamkan. Beberapa orang Amung yang turut dalam pemakaman mulai meninggalkan tanah pemakaman. Kesenyapan turun bersama kabut. Menyekap Abe yang masih duduk termenung di sisi makam Beanal. Wajahnya penuh kedukaan. Ada kesedihan yang dibalut amarah di dadanya. Juga kekecewaan pada Beanal, adik satu-satunya yang amat ia sayangi.
Abe mengambil sesuatu dalam ...