Ayah, maafkan Sea

Oleh: Rain Dandelion

Aku termenung di kursi dipan. Membiarkan gorden tertutup rapat tanpa cahaya lampu, sehingga rumah ini gelap meskipun matahari sudah terbit sedari tadi.

Aku terduduk membisu, dengan pikiran kosong dan tatapan sayu. Tak kuhiraukan apapun di sekelilingku meskipun kini aku mendengar suara seseorang mengetuk pintu—dan berakhir membuka pintu sendiri karena aku hanya diam.

"Sea ..., Sarapan yuk, nak!" Mbak Noni, seorang wanita paruh baya yang sangat kuk...

Baca selengkapnya →