Ayahku Nasihat Hidupku

Oleh: Daud Farma

Ayahku Nasihat Hidupku

Oleh: Daud Farma.

Abdul Aziz adalah nama ayahku. Dia anak laki ketiga dari kakekku bernama Ta'at (طاعات). Dia dipanggil 'pak-Yang' oleh sepupu-sepupuku. Dia delapan orang bersaudara. Enam laki-laki (Pakwe, Pak-ngah, pak-yang-ayahku, pak-lang, pak-lung, pak-pun, bik-we dan bik-apun). 

Dari delapan bersaudara, hanya ayahku yang pernah ikut lama mengaji di masa kecilnya. Oleh sebab itu, ketika ia menikah dengan ibuku Hadimah (حديمة) dia sudah menjadi guru mengaji di kampung, jadi tengku di Alur Langsat.

 Sejak aku masih ingusan, aku melihat banyak sekali abang-abang, kakak-kakak sepupu bahkan ada yang dari kampung sebelah datang setiap sorenya ke rumah kami dan mengaji. Mulai dari Iqra, Juz-'amma dan Al-Quran. Sejak aku umur 5 tahun, hendak masuk SD tahun depannya, aku pun diwajibkannya ikut mengaji dengannya pada tiap sore hingga habis isya. 

Dialah yang pertama kali mengajarkanku huruf hijaiyah dan huruf abjad. Dari mulutnya lah telingaku pertama kali mendengar ta'awudz dan basmalah. Dialah ayah dan guru pertamaku. Kepalaku sering dia goyang-goyang, telingaku dia jewer dan tanganku dia pukul dengan rotan ketika aku tidak pandai melafadz-kan sesuai dengan ia baca. Tetapi ia tetap sabar, sebab bukan aku murid pertamanya. Semua sepupuku, abang-abang dan kakakku yang jumlahnya hampir dua puluh orang saat itu telah pernah ia pukul pakai rotan di telapak tangan. Dan tidak sampai tiga bulan ak...

Baca selengkapnya →