Club' Musik And Bullying School
Bruk*
Clavinofa terlihat sangat emosi dan antusias. Dia mendekat dan terus melangkahkan kaki seakan meminta Laras mundur. Sehingga Laras berada di pojok ruangan, dan tidak bisa mundur lagi. "Katakan ke Aku, Kamu sadar apa yang udah kamu perbuat?" Dengan bola mata yang menatap tanpa henti.
"Cla, Aku benar-benar belum tau apa yang udah aku perbuat, sampai kamu emosi seperti ini." Jawab Laras dengan wajah ketakutan.
Clavinofa menyentuh kacamata Laras dengan wajah elegan. "Gara-gara kamu, Ayah aku jadi suka sama kamu!" Setelahnya, Clavinofa berhenti menyentuh kacamata Laras dan mengusap-usap jari yang dia pakai untuk menyentuh Laras seakan sedang kotor.
"Maksud kamu apa? Aku ga paham, Cla!"
Omongannya dijawab cepat dengan bentakan keras. "Gara-gara kamu, aku kehilangan sesuatu! Sesuatu yang selalu aku dapatkan sejak lama."
"Cla, coba kamu perjelas apa yang terjadi, biar aku tau. Dan aku perbaik kesalahan aku."
Plak...
Tamparan yang Clavinofa buat dengan sangat keras terhadap pipi Laras. "Jangan harap, aku bisa baik lagi sama kamu Ras. Anggap aja, kita emang gak pernah temanan sama sekali." Setelah itu. Clavinofa meninggalkan Laras yang sedang memegang pipi yang telah ia tampar.
~
"Yesss!!!" Sorak seluruh anggota klub musik karena berhasil memutar satu lagu hingga akhir.
"Oke teman-teman," ucapnya dengan menepuk tangan dan melanjutkan ucapannya setelah selesai tepuk tangan. Dengan memutar badan untuk melihat seluruh teman-temannya. "Kita break 15 menit."
Letih, Perdi duduk mengistirahatkan badannya yang lelah. Berniat mengambil minum dari tasnya, ia menemukan sepucuk kertas. Perdi berpikir kertas tersebut dimasukkan ke tas yang salah, sampai terbaca tulisan "Untuk Perdi".
Ia bergegas mengambil kertas tersebut dan berniat pergi ke toilet. Ketika ia baru berdiri dari duduknya. "Per?" Fauzan menghentikan langkah Perdi. "Mau kemana?"
"Eh, gue mau ke toilet sebentar." Balasnya. Dengan bergegas Perdi meninggalkan teman-temannya yang sedang membereskan barang-barang hasil latihannya.
Namun, Perdi tidak pergi ke toilet, namun dia membuka suratnya langsung saat di lorong depan gudang.
We should be friends.
Isi surat yang sangat simple dan singkat. Perdi yang bingung dengan maksud isi surat itu langsung pergi kembali ke R. Musik dan membuang suratnya ke tempat sampah terdekat.
Saat Perdi pergi meninggalkan lorong itu, tiba-tiba Clavinofa dan geng-nya datang untuk memeriksa tempat sampah itu. "Gays... Ambil apa yang Perdi buang, cepat!" Perintah Clavinofa.
"iyah... iyah!" Ucap pasrah Erlangga dan Satria, dan langsung mengambil surat itu. Lalu Erlangga pun menggambil surat itu dari sampah.
"Udah?" Ucap Clavinofa dengan nada memerintah. Erlangga pun menjawab dengan agukkan kepala. "Yaudah cepet!"
Erlangga dan Satria pun kembali menghampiri Clavinofa dan Keryyn. Mereka membaca bersama isi surat itu. Clavinofa tampak mengerti maksud dari surat tersebut. Mukanya tampak marah dan memberikan isi surat itu ke Keryyn.
"Guys... cari, siapa yang berani-beraninya mengirim surat itu ke Perdi! Cari cara apapun sampai kalian bisa tau, tulisan siapa ini!"
...