"HIYYA! Ayo, Charles! Kita kalahkan si Monang dan Si Gale-Gale[1] itu! Maju terus, pantang madabu!" Domu dan Charles Star melewati aku dan Monang tanpa perlawanan. Aku sendiri hanya menyumbang tawa kecil, mencoba meniru Lindung yang tertawa lepas sendirian di bawah pohon jengkol yang tidak pernah berbuah setahun belakangan. Sore itu kami bersandiwara menjadi horseman gadungan. Aku menunggangi Monang, kuda poni lokal yang sama sekali tidak memili...