Bayi Ceropong

Oleh: Dina prayudha

Tatkala itu, obor-obor panas dari bangunan berceropong begitu marak membanggakan diri; menguasahi lahan dan mengekspansi daratan, hingga dibuatnya laki-laki tua berteduh di bawah payung Tuhan, bersedekap, menahan pilu yang keluar berupa tetesan air mata. Merenungi langit yang menghujankan asam pada besi dan melarutkannya bersama riol dan kolong-kolong tikus. Menggenangi ladang, menguapkan hidup padi, serta membunuh makhluk yang semestinya lahir...

Baca selengkapnya →